"mama mau keluar kota, paling cepat pulang sekitar satu pekan paling lama sekitar tiga pekanan. Uang ada dilaci meja mama, kalau kurang telfon mama aja yah. Mama buru buru kamu baik baik yah dirumah, jangan begadang lusa udah mulai masuk sekolah kamu udah SMA jadi kamu harus terus rajin belajar yah mama nggak mau liat peringkat kamu turun. Mama pergi yah!" Ucap panjang lebar seorang wanita berusia akhiran 30 yang kemudian melangkah keluar meninggalkan rumah yang berisikan seorang gadis remaja umur 16 tahun dengan satu orang pembantu.
Pembantu yang berdiri diruang makan itu memperhatikan gadis remaja yang kini duduk menunduk di sofa ruang tamu. Pikiran nya bergelut entah kesalahan siapa yang membuat gadis itu terlihat sendu. Apakah mamanya yang terlalu sibuk hingga tak ada waktu untuk gadis remajanya, papa nya yang meninggalkannya ke alam lain, atau mungkin gadis kecil ini yang seharusnya mengerti dengan keadaan keluarganya?
"mba, mau makan nggak? Bibi buatin yah apa aja yang mau mba makan"
Dengan penampilan yang begitu kusut, terlihat jelas bahwa Bi anti sudah kelihatan sangat lelah
"nggak bi, rara pengen tidur tiba tiba ngantuk, bibi istirahat aja yah"
"Baik mba, kalo mba lapar panggil bibi aja yah"
"iya bi"
...
Entahlah apa raini sedih atau bahagia dengan kepergian mamanya, namun saat ini dia menggonta ganti bajunya dikamar memilih baju yang sesuai dan cantik untuk ia pakai malam ini. Iya malam ini, sekarang juga ia bersiap untuk pergi menikmati keindahan malam. Ia mencari baju yang agak terbuka namun tidak ada satupun. Baju nya semua agak tertutup karena memang raini adalah perempuan yang berhijab namun malam ini ia berniat keluar untuk menikmati angin malam tanpa hijab nya. Entah apa yang ia fikirkan namun itu yang ia lakukan sekarang. Menata rambut panjang nya yang cantik, memakai make up natural dan kini ia menemukan satu baju yang agak terbuka namun sebenarnya itu bukan baju nya melainkan baju sahabat nya yang ketinggalan dirumah saat menginap pekan lalu.
Entah untuk siapa, namun kini raini sudah ada diluar berjalan santai ditrotoar dengan penampilan yang sangat cantik. Bercelana pendek dengan baju putih yang oversize, rambut terkurai dengan headphone ditelinganya dengan pandangan mata yang memperhatikan orang disekitarnya. Walau kini sudah hampir larut malam masih banyak orang yang berkelana diluar menikmati indahnya malam.
"kira kira apa yang mereka bicarakan hingga tertawa seperti itu, kira kira apa yang mereka pikirkan hingga tersenyum aneh seperti itu" pertanyaan pertanyaan seperti itu lewat dipikiran raini hingga ia menemukan kafe belajar yang buka 24 jam dan teringat kata mamanya bahwa peringkat nya di SMA nanti nggak boleh turun karena selama SMP raini nggak pernah keluar dari peringkat 3 besar.
"mungkin aku masuk saja baca baca buku kemudian balik jam 3 subuh sebelum mba anti bangun"
saat masuk tidak ada banyak orang didalam kemungkinan mereka berlibur atau memilih tetap dirumah bersama keluarganya menikmati hari terakhir libur karena memang saat ini adalah weekend terakhir dan lusa sekolah sudah mulai aktif kembali.
Raini berjalan mengelilingi rak buku memilih beberapa buku pelajaran kelas 1 SMA untuk ia baca. Setidaknya raini sudah mulai belajar mempersiapkan diri untuk masa SMA nya. Saat ingin mengambil buku, sangat jelas celah diantara rak buku itu memperlihatkan orang yang ada diseberang nya. Namun ada wajah yang tidak asing disana tanpa sadar raini berlirih memanggil nama orang itu
"zaki.."
Suara yang lirih pelan itu cukup jelas untuk di dengar Kemudian sepasang matanya mencari orang yang mengeluarkan suara itu dan sampailah tatapan mereka bertemu. Satu detik, dua detik, tiga detik, hingga kini raini sadar dan mengalihkan pandangan kemudian pergi dari tempat itu.
"zaki melihatku, dengan penampilan ini. Mati aku"
---
Namun anehnya disaat raini yang lari karena cukup mengenali wajah itu, pria itu hanya termenung dan dengan lirih berkata "siapa dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly with me
RomanceTidak ada yang tahu dan tidak akan pernah tahu apa yang terjadi kedepannya, seperti Raini Azaalia Faiha yang kini sepenuhnya berubah mencari kesenangan diluar karena kesenangan yang tidak ia dapatkan dirumahnya. Namun Tuhan berkata lain, Dia tidak m...