i got nothing to lose, because i like you.
chapter 1._____
Yoo Seung Eon dengan mata besarnya sibuk mengamati sebuah lukisan yang terpajang di sepanjang lorong menuju aula besar. Lukisan wanita gemuk dengan goresan cat bertabrakan sukses menarik perhatiannya saat hendak menuju aula besar. Lukisan itu begitu berbeda dari yang lain; warna cat yang bertabrakan lebih dengan dominan warna biru dan kuning, mata si wanita gemuk yang diberi warna merah sehingga membuatnya seakan menangis darah, dan ukurannya yang 2x lebih besar dari lukisan lain. Tak heran cukup membuat Yoo Seung Eon terkesan.
Saking terkesannya, pemuda 16 tahun itu meletakkan jari telunjuknya ke bagian lukisan wanita gemuk. Sukses membuat dirinya sendiri terkejut karena mata merah itu mendelik dan menatapnya penuh sanksi, seakan memarahinya. Yoo Seung Eon tersentak, lantas menjauhkan telunjuknya namun mata merah itu tak berhenti menatapnya marah.
Detik berikutnya dia tersadar bahwa lukisan ini bukanlah lukisan biasa, seseorang yang membuatnya sengaja memberi lukisan wanita gemuk itu nyawa yang Yoo Seung Eon tebak adalah nyawa yang begitu sensitif. Tak ingin membuat masalah dengan lukisan itu lagi, Yoo Seung Eon menundukkan kepalanya sebagai gestur meminta maaf dan dia menjauh dari lukisan bernyawa itu. Meluruskan niatnya untuk menuju aula besar.
Pintu aula besar secara otomatis terbuka saat Yoo Seung Eon berjarak 1 meter dari pintu, dan hiruk pikuk aula besar menyapanya. Seluruh siswa di Akademi berkumpul di aula besar malam ini, dan bukan hal yang harus dikejutkan jika hanya dia yang baru saja tiba melihat luar aula besar sudah seperti tak berpenghuni.
Upacara penerimaan siswa baru sudah dimulai entah sejak kapan, membuatnya membungkukkan badan 90° sebagai gestur meminta maaf pada siapapun orang di dalam aula besar. Lantas Yoo Seung Eon berjalan menuju meja asramanya Andromeda yang ada di barisan paling kanan.
Pemuda berambut hitam legam itu duduk di hadapan Park Han Bin, pemuda yang menjadi teman baiknya selama 3 tahun menempuh pendidikan di Akademi ini. Park Han Bin menyambutnya dengan baik, pemuda itu berbicara dengan semangat. “Ada murid baru-eh, murid pindahan maksudku. Siswa tahun ke-lima dan dia berada di asrama yang sama dengan kita, Seung Eon!”
“Tahun ke-lima? menurutku adalah waktu yang buruk untuk berpindah sekolah, Park Han Bin”
“Yahh, memang benar. Tapi tidak terlalu buruk selagi belum ditahun ke-tujuh”, Park Han Bin membalas dengan tawa diakhir kalimatnya.
“Itu sih benar-benar bodoh!”. Di sebelah Park Han Bin, perempuan dengan rambut pirang platina menyeletuk sambil memukul kepala Park Han Bin dengan garpu. Sebut saja Kim Chae Hyun, juga merupakan teman baik Yoo Seung Eun yang lumayan pintar. Setidaknya mereka harus punya perempuan sepintar Kim Chae Hyun untuk menutupi kekurangan Park Han Bin dan Yoo Seung Eon yang sejujurnya hanya memiliki kapasitas otak pas-passan.
“Aww, dasar Chae Hyun sialan!”
Kim Chae Hyun tak menghiraukan hinaan dari Park Han Bin, perempuan asal Busan itu malah menatap Yoo Seung Eon penuh tanda tanya. “Kau pergi dari asrama lebih awal dari aku dan Han Bin, tapi bagaimana bisa kau sampai jauh lebih lambat dari kami, Seung Eon?”
“Aku pergi untuk menemui Profesor Byun sebentar, lalu pergi lewat lorong utara”.
“Lorong yang banyak dipasangi lukisan-lukisan aneh itu? Wah, kau begitu berani melewati lorong itu sendirian Yoo Seung Eon. Aku bangga!” Park Han Bin dengan heboh bertepuk tangan, sampai mereka bertiga menjadi pusat perhatian selama beberapa detik sebelum Park Han Bin berhenti bertepuk tangan dan segera meminta maaf.
KAMU SEDANG MEMBACA
i got nothing to lose, because i like you.
FanfictionMisteri dibalik lukisan-lukisan bernyawa yang terpajang di lorong utara lantai 3 bangunan akademi. Mereka terlalu berbahaya untuk berada di sana, sebenarnya apa makna lukisan-lukisan bernyawa itu dan apa motif si pelukis membuatnya? Yoo Seung Eon b...