Prolog

316 14 0
                                    

Ada baiknya, sebelum baca vote dulu, yuk. Supaya penulis makin semangat melanjutkan halu-nya :)

***

"Kita putus!"

Tidak ada hujan badai dan angin ribut, pria yang sudah menjadi pusat dunianya dua tahun ini tiba-tiba mengucapkan kata-kata keramat yang membuat dada gadis berkaca mata bundar lebar itu tersentak sekaligus terkoyak perasaannya.

"Kak, kamu nge-prank aku lagi?"

"Nggak. Kali ini Kakak serius."

Gadis bernama Zunaira Shaquille itu, sontak merasakan tungkainya mendadak lemas. Pemandangan kota Bogor dari atas puncak tak lagi terasa indah. Terlebih kabut telah menutupi netra gadis tersebut. Kantung matanya mulai dipenuhi cairan hangat yang bersiap akan meluncur hanya dengan sekali kedip.

Laki-laki yang memiliki nama lengkap Zafran Semesta itu bergeming. Ia sama sekali tak berniat mengusap kesedihan di wajah gadis yang dulu selalu ia sanjung. Tatapannya lurus ke depan. Tidak ada raut wajah penyesalan di sana. Dinginnya malam yang membungkus puncak tak sebanding dengan dinginnya sikap pria itu.

Zunaira lekas mengusap mata, setelah menenangkan gemuruh yang menghimpit dadanya. Ia kembali menatap sang Pujaan hati dengan sendu.

"Kenapa, Kak? Apa aku boleh tau alasannya?"

"Kamu nggak sadar?"

Kalimat yang baru saja tercetus dari bibir Zafran terdengar seperti mencibir.

"Maksudnya?"

Kini pandangan laki-laki itu terfokus menatap wajah polos Zunaira, lekat.

"Lo itu cupu! Badan lo gemuk kek gentong! Kaca mata segeda beban orang tua! Makan lo banyak! Jalan sama lo duit gue udah kayak kesirep! Pokoknya gue mau putus dari lo, Zu!"

Bagai terkena sambaran petir dewa Neptunus, Zunaira kaget setengah mati mendengar kata-kata mutiara yang dilontarkan Zafran. Lelehan bening seketika meluncur bak air terjun melewati pipinya yang berjerawat.

Selain sakit hati, Zunaira juga merasa sangat malu sebab pasangan lain yang berada di sekitar mereka kini jadi ikut menyaksikan.

"Kenapa baru sekarang Kakak ngomong gini setelah dua tahun kita pacaran?"

"Karena gue cuma mau manfaatin lo doang supaya tugas-tugas sekolah gue ada yang ngerjain. Tapi berhubung gue udah mau tamat, buat apa lagi gue pertahanin cewek burik kayak lo! Malu-maluin tau nggak!"

"Astaghfirullah, Kakak berdosa banget. Tercipta dari apa bibir Kakak itu?" Zunaira mencoba tegar, walau sebenarnya ia ingin menangis guling-guling.

"Dari mutiara di dasar lautan!" Zafran lalu bangkit berdiri.

Hati Zunaira seakan mencelos. Sakit sekali diperlakukan seperti ini. Diputuskan secara sepihak sekaligus dipermalukan di depan banyak orang. Untung saja langit gelap. Sehingga ia tak perlu khawatir akan manusia Alay yang merekam kesedihannya lalu menjadikannya fyp di media sosial.

"Buat kalian semua yang ada di sini, kalian adalah saksi kalau gadis cupu ini bukan lagi pacar gue! Bagi yang berminat silakan cek keranjang ghoib!" teriak Zafran pada orang-orang di sana.

Zunaira semakin tak berani menunjukkan batang hidungnya. Selain karena hidung yang terjepit pipi, ia juga tak berani menerima kenyataan bahwa semua orang sudah tahu kekurangannya.

Kemudian, Zafran kembali berjongkok tepat di samping Zunaira yang sedang menutupi wajah dengan tas dari pandangan orang-orang. Tangisnya sudah pecah tanpa suara.

My Husband, Mas MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang