Chap 01

24 1 0
                                    

Pagi ini semua siswa SMA NeoCIT sudah berkumpul di tengah lapangan untuk ikut melaksanakan upacara, tak terkecuali tiga orang siswi cantik yang sangat famous di sekolah mereka.

Cuaca yang semakin terik membuat ketiga sahabat itu Nevana, Rena dan Hersa bergerak gelisah seperti cacing kepanasan.

Tak lama mereka sudah bubar dan kembali pada aktifitas masing-masing, ada yang menuju kelas dan ada juga yang menuju kantin untuk sarapan sebelum guru mereka masuk kelas.

"kita ke kantin dulu yuk" Ajak Hersa.

"yaudah ayok" jawab Rena.

"eeh.. guys kalian aja deh, gue ga ikut" tolak Neva.

"loh kenapa?" Rena

"gue mau langsung ke kelas aja, lagi ga mood" tolaknya lagi

"ohh yaudah deh, lo mau nitip gak? nanti kita bawain ke kelas" ucap Hersa.

Neva tampak berfikir sebentar sebelum menganggukkan kepalanya.

"boleh deh, susu kotak satu ya"

"okeee" jawab mereka serempak.

Nevana berbalik arah, niatnya memang ingin ke kelas tapi malah belok ke arah toilet.

Setelah selesai dengan urusannya, Neva mencuci tangan di wastafel Dan berjalan keluar toilet, baru saja beberapa langkah dia melihat di ujung toilet laki-laki ada beberapa orang siswa yang sedang merokok, sebenarnya itu hal yang sudah biasa terlebih lagi pelakunya adalah kapten basket sekolah mereka Jevano dan beberapa temannya Mark, Guanlin, Bangchan, Hyunjin, Soobin dan Changbin.

Tak sengaja matanya bertatapan dengan mata tajam Jevano, segera dia memutuskan kontak mata itu dan berjalan cepat ke arah kelas sebelum terjadi hal yang yang tidak diinginkan.

***

Bel pulang sekolah telah berbunyi, para siswa berhamburan keluar kelas, Neva, Rena dan Hersa membereskan peralatan belajar mereka.

"gue duluan gapapa?, udah di jemput soalnya sama supir" Ucap hersa.

"oh oke, gapapa kok" jawab neva dan rena.

Kemudian neva dan rena berjalan menuju gerbang sekolah, setelah beberapa menit menunggu jemputan rena sudah sampai.

"eh va, tuh supir gue udah nyampe. Lo mau sekalian bareng gue aja?" tawar rena, bagaimanapun dia tidak tega meninggalkan sahabatnya sendirian di saat sekolah sudah mulai sepi.

"gausah ren, gue sendiri aja, nanti kalo belum di jemput gue bisa naik bus kok" jawabnya sambil tersenyum.

"beneran gapapa nih?"

"iya renaaa, lagian kita kan ga searah, kasian nanti lo bolak balik cuman nganterin gue", meski agak berat rena hanya mengangguk.

"yaudah deh, gue duluan ya? kalo ada apa-apa lo kabarin gue aja, okee?"

"hem, oke"

Setelah rena masuk ke mobilnya, tinggalah neva yang duduk sendirian di halte bus yang berada di depan sekolahnya, sebenarnya dia juga selalu di jemput oleh supir pribadi, tapi hari ini kebetulalan sekali tidak ada jemputan untuknya.

Neva menghembuskan nafas seraya menunduk memperhatikan ujung sepatunya, hingga..

"Hei"

Sebuah suara yang sangat berat menyapa indra pendengarannya, neva sedikit terkejut dan segera mengadahkan kepalanya.

"O-oh hai" balasnya kikuk.

"Sendirian? mana temen-temen lo"

"iya, temen gue udah pulang dari tadi" jawab neva seadanya.

"oh, kenalin gue jevano, lo nevana kan?" ucap lelaki itu.

"iya, gue neva"

Kemudian keheningan melanda mereka berdua.

"kenapa belum pulang?" Tanya jevano memecah keheningan.

"gue nunggu jemputan" jawabnya pelan.

"Masih lama?"

Neva yang menunduk segera mengangkat kepala nya lagi menatap jevano yang sedari tadi tidak turun dari motornya.

"gatau juga, lo kalo mau pulang duluan gapapa kok"

Jevano turun dari motornya dan tanpa berbasa basi langsung memasangkan helm nya kepada neva, neva tentu saja kaget, mereka kan tidak sedekat itu, bahkan baru berkenalan tadi.

"E-eh mau ngapain?" tanya neva sambil menepis pelan tangan jevano, tapi lelaki itu terlihat acuh.

"pulang bareng gue"

"nggak, jangan, gue gamau ngerepotin, gue bisa naik bus"

"gue ga terima penolakan, buruan naik" ucap jevano final.

"Ta-tapi gue ga bisa" cicit neva, membuat jevano mengerutkan keningnya bingung.

"emm, gue kan pake rok gini" ucapnya lagi seolah tau kebingungan jevano.

Ya memang rok sekolah mereka itu pendek di atas lutut dan dibuat pas, jadi kalau dibawa naik motor nanti kan pada keliatan :).

Jevano melihat sekilas kearah rok yang dipakai neva, setelahnya dia kembali turun dari motornya. Jevano membuka hoddie hitam yang dia pakai dan mengikatkan lengan hoddienya ke pinggang neva, dan untuk kesekian kalinya neva dibuat terkejut dengan perlakuan jevano.

Baru satu hari bertemu jevano jantungnya sudah tidak beraturan detaknya, bagaimana jika setiap hari, mungkin dia sudah memiliki penyakit jantung.

"pake aja, buat nutupin paha lo" ucap jevano tanpa ada rasa malu.

Jevano membantu neva naik keatas motornya yang memang agak tinggi itu dengan memegang tangan kiri neva, dan tangan kanan neva meraih pundak kanan jevano.

Kebayang kan? kebayanglah ya :v

Setelah berhasil naik, jevano meraih tangan neva untuk melingkar pada pinggangnya, neva hanya diam tidak tau harus berbuat apa, mau di lepas takut juga karena motor ini tidak ada pegangannya.

Saat motor mereka telah pergi, tanpa sadar ada seseorang yang memperhatikan mereka yang tak jauh dari sana sambil menyunggingkan sebuah smirk.

TBC

Jangan lupa vote & comment yaaa

Kalau ada typo kalian tandain pake comment aja ya guyss..

Sorry kalau ada yang ga cocok sama cerita aku, aku masih kaku soalnya baru pertama kali nulis cerita begini.

Semoga kalian suka ya sama ceritaku💚

Btw, kalo cerita ini rame, aku bakal up 2 chapter tiap minggu :v








You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jul 14, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

JEVANO | Nomin GSWhere stories live. Discover now