Salahkah jika aku menyukainya? Kurasa tidak. Tetapi mengapa ia tidak pernah melihatku? Tak tahukah ini menyakitkan bagiku? Bahkan selama 2 tahun ini aku telah mencoba menarik perhatiannya. Tetapi mengapa ia hanya melihat sahabatku yang jelas-jelas sudah menolaknya?
"Hai Le, kok melamun? ada apa?" panggilan itu membuatku tertarik ke dunia nyata. Dia Kinata Mahaswara, sahabatku dan orang yang disukai dia.
"Gak ada apa-apa kok, hehe" balasku sambil menyengir aneh. Semoga dia percaya, karena tidak mungkinkan aku menceritakan semuanya. Pasti dia merasa bersalah.
"Bohong, pasti lagi mikirin Bian ya? Tadi aku ngeliat dia di lapangan basket, kamu mau kesana?" ujarnya. Dengan semangat aku mengangguk dan langsung berjalan menuju lapangan basket bersama Nata.
Dan di sanalah dia, Fabian Reynand. Laki-laki yang selama 2 tahun ini selalu menjadi pusat perhatianku. Laki-laki yang selalu ada di pikiran dan hatiku.
"BIAN!" teriaku memanggilnya. Karena mendengar namanya dipanggil, Bian membalikan badannya dan tersenyum ke arahku, bahkan ia sekarang ia mulai berjalan ke arahku. Aku berharap ini bukan mimpi, karena ini pertama kalinya ia tersenyum kearahku.
Tetapi ketika sampai di depanku, ia tidak berhenti dan malah melanjutkan jalannya ke arah belakangku. Dan ketika aku menoleh ke arah belakangku, aku hanya bisa tersenyum miris. Aku melihatnya sedang memegang bahu Nata dan mengajak Nata mengobrol. Tetapi Nata tidak memperdulikannya dan malah melihatku dengan pandangan bersalah. Aku merasa bodoh, karena beranggapan bahwa ia tersenyum untukku dan berjalan ke arahku. Bahkan aku melupakan kenyataan bahwa Kalea Agata tidak akan pernah terlihat di mata Fabian Reynand. Sungguh menyakitkan.
- HL -
Jangan lupa vote ya, ditunggu juga kritik dan sarannya. Thank You.
Dreeyy
KAMU SEDANG MEMBACA
HIS LOVE
RandomAku menyukainya. Aku tahu aku sangat berbeda dengan orang yang disukainya. Tapi bisakah ia melihatku? Melihat rasa sukaku?
