"Bunda, itu hari terakhir atau ada hari selanjutnya untuk kita bertemu kembali?"
– Kunandra Abiyya.__________
- Selamat Membaca -
01. Hidup itu tidak selalu menyenangkan
Kunandra menyuapkan nasi dan lauk kedalam mulutnya. Saat ini ia berada dirumah Ayahnya dan Ibu tirinya, Ayahnya mengundangnya untuk makan malam bersama dengan keluarga barunya. Mereka berdua dikaruniai satu anak laki-laki yang sudah berusia empat belas tahun, dia begitu mirip dengan sang Ayah membuat Kunandra setiap kali melihatnya teringat dengan Ayahnya.
Suasana menjadi canggung karena Kunandra memang tidak sering mengunjungi rumah Ayahnya. Ia lebih suka menyendiri tanpa ada yang menemaninya, tetapi terkadang art dan satpam menemaninya mengobrol santai.
"Kak, mau ikut aku keluar?" yang barusan bertanya pada Kunandra, dia adik tirinya. Harsa, namanya yang artinya kebahagiaan.
Harsa bisa menerima kenyataan bahwa Ayahnya sebelum menikah dengan Ibunya, ia sudah menikah lebih dulu. Egois itu tidak pernah diajarkan oleh Ibunya. Menerima dengan ikhlas adalah keputusan paling baik walaupun berat untuk dilakukan.
Setelah sedari tadi mereka berlarut dalam suasana hening, kini Harsa berani membuka suara dahulu.
Kunandra menoleh pada Harsa, lalu mengangguk kecil.
Harsa menaruh sendoknya dan berdiri, ia menghampiri Kunandra menarik tangan kakaknya itu agar mengikutinya keluar rumah.
Saat diluar pintu utama, Harsa melepaskan cekalannya. Ia berjalan kecil mendahului Kunandra sambil merentangkan kedua tangannya dan menunggakkan sedikit kepala menatap langit malam untuk menikmati udara segar.
Kunandra memasukkan kedua tangannya kesakunya, ia tersenyum tipis melihat Harsa. Kemudian berjalan kedepan untuk mensejajarkan jarak mereka.
Harsa memposisikan dirinya seperti semula.
"Ternyata udah lama juga kita ngga menghabiskan waktu berdua," celetuk Harsa seraya melirik sebentar ke Kunandra.
"Kamu masih ingat?" jangan kalian merasa heran jika Kunandra menanyakan hal itu karena saat itu Harsa masih sangat kecil untuk mengingat kejadian-kejadian yang ia alami saat kecil.
Harsa mengangguk kecil, lalu berkata, "Tentu, bahkan aku mengingatnya dengan jelas."
"Keren," puji Kunandra membuat Harsa sedikit tersipu malu.
"Tentu saja, Harsa selalu keren!" sahut Harsa membanggakan dirinya pada sang kakak tiri.
"Kenapa aku ngga pernah melihat Kakak tertawa lepas?" oh, begini rasanya ditanyakan tiba-tiba oleh anak kecil yang baru menginjak usia remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan Terakhir | Ft. Qian Kun
Teen Fiction"Biarkan aku menjadikan lukisan ini sebagai penutup narasi kita." AlpukatMelon, 1 Juli 2023.