Bukan maksud hati ingin berburuk sangka pada takdir, aku tahu bahwa setiap insan pasti akan mendapatkan cobaan sesuai dengan batas kemampuannya. Mungkin Tuhan percaya aku mampu, makanya dia mengujiku. Tapi sekali saja, aku ingin menyampaikan keluh. Keluh yang lahir dari luruhnya batas kesabaran yang tak seberapa ini. Hatiku terlalu sempit untuk memaafkan mereka yang melukai, setidaknya untuk saat ini.
Terkadang aku bertanya-tanya, sehina apa diri ini? Sampai ada manusia yang dengan enteng menginjak-injakku dengan keji. Sampai ada hati yang menangis tatkala aku bahagia. Sampai ada perasaan yang harus terbakar saat aku tak tahu apa-apa. Aku tidak pernah ingin melukai siapa pun. Tidak pernah ingin menjadi sumber penderitaan orang lain. Namun siapa sangka, jika hadirku ternyata membawa luka pada dia. Dia yang selama ini kuanggap sebagai pelipur lara dan pemantik tawa.
Semua ini sulit kuterima, aku masih berharap bahwa semua yang terucap dari lisannya adalah khayalanku semata. Bunga tidur yang akan hilang saat jiwa yang lelap kembali merasuki raga. Tapi sakit ini terlalu nyata untuk sekadar ilusi saja. Sakitnya tak terperi, sesaknya terlalu menyiksa di setiap ingatan tentangnya datang.
Ya, Tuhan ... bagaimana bisa aku membenci seseorang yang sangat kusayangi? Tapi ... bagaimana bisa aku tetap baik-baik saja di saat dia dengan sadar ingin menghancurkanku?
Tes ... tes .. tes ...
Bulir air mata kembali membasahi kertas cokelat yang Sharla gunakan untuk menuangkan semua keluh kesahnya. Malam ini langit seakan mengerti pada apa yang Sharla rasakan. Hujan turun sangat deras, menemani hari terkelam yang pernah gadis itu temui dalam hidupnya. Dikhianati sahabat sendiri, entah bagaimana cara mendeskripsikan sakitnya. Luka ini lebih hebat dari yang pernah Andres tanamkan. Jauh berkali-kali lipat.
Gadis itu merenung, mencoba muhasabah diri, mungkinkah ada tindakan atau perkataannya selama ini yang tanpa disadari melukai Elina sampai gadis itu tega melakukan ini padanya? Namun, sebesar apa pun dosa yang pernah Sharla lakukan, agaknya pembalasan Elina ini sama sekali tidak bisa dibenarkan. Pepatah mengatakan fitnah lebih kejam dari pembunuhan.
Elina bukan sekadar memfitnah namun dia juga mencaci maki Sharla dan menampakkan ekspresi muak—seolah jijik pada gadis itu. Ingatan itu masih terekam jelas di benak Sharla. saat mengingatnya, air mata terus bercucuran sampai kedua pundaknya naik turun. Tak kuasa menahan beban luka yang terlalu berat ini. Sungguh, Sharla tidak sanggup.
Ting!
Bunyi pesan masuk muncul, ponsel Sharla tersimpan di samping buku diari yang saat ini masih menjadi pusat perhatian sang pemiliknya. Bisa Sharla lihat dari sudut mata, nama panggilan Andres muncul dari notifikasi ponsel itu. Tangan gadis itu terulur untuk memeriksa pesan, walau perasaannya masih kacau balau, Sharla sempatkan untuk membaca pesan yang dikirim Andres.
Mas Polisi
Kegiatan kamu sudah selesai? Ini Mas sudah ada di depan gedung fakultas kamu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way You Love Me (TAMAT)
RomanceSharla Kalunarisa (So Eun) terobsesi untuk mendekati kakak dari sahabatnya yang memiliki rentang usia 10 tahun lebih tua darinya. Andreas Kim, namanya. Berbagai upaya Sharla lakukan untuk bisa mendapatkan Andreas, sayang seribu sayang, semakin kuat...