"Maaf ya Bang, enggak sengaja beneran. Ini pengendara yang nabrak emang ceroboh banget. Kerusakannya separah ini, tapi katanya mereka mau tanggung jawab," jelas Cecep pada Andreas yang tengah memeriksa kondisi mobil pribadinya.
Mobil itu sejak kemarin memang dipinjam oleh Cecep untuk kepentingan pribadi. Kebetulan sejak dua hari lalu mobil Cecep masuk bengkel dan belum bisa diambil. Sedangkan dia harus mengantar kedua orang tuanya ke bandara untuk pulang kampung. Rencana awal, Cecep akan memesan taksi online saja namun pada saat itu Andreas berbaik hati menawarkan mobilnya untuk dipinjam.
"Sudah tidak apa-apa, orang tuamu bagaimana? Apa mereka terluka?"
"Enggak Bang, insiden itu terjadi setelah saya pulang dari bandara."
"Syukurlah, harusnya masalah ini tidak perlu diperpanjang. Mobilnya masih berfungsi dan kerusakannya juga tidak terlalu parah."
"Wehh ... mana boleh begitu, Bang. Ini mobil mahal loh. Rusak segitu aja, biaya perbaikannya bisa bikin boncos. Sebaiknya sekarang bang Andres temui para pelakunya. Mereka sedang di ruang tunggu, tuh. Sengaja enggak diinterogasi dulu, sama abang aja."
"Saya kan sedang tidak bertugas. Silakan proses saja sama yang lain."
"Aduh, Bang, sebenarnya saya juga tidak sda maksud memperumit masalah. Ini mah kayak ngasih warning aja ke mereka biar ke depannya enggak ugal-ugalan kalau bawa kendaraan. Abang gertak biasa aja deh, yakin mereka juga pasti bakal takut. Pengendaranya dua-duanya cewek."
Andreas berpikir sejenak, di hari libur dia dipanggil ke kantor oleh Cecep. Dikiranya ada masalah sangat penting sampai Cecep sepanik itu. Ternyata Andreas sedikit kena prank. Meski begitu, pada akhirnya laki-laki itu tetap menyetujui ide Cecep.
Di dalam kantor polisi, Sharla sedang dalam kondisi tertekan karena omelan kepala sekolah karena mereka tak menghadiri diklat yang sudah direncanakan. Acara diklat itu tentu tidak gratis, biaya tiket, akomodasi, dan lain sebagainya sudah dikeluarkan oleh pihak sekolah untuk kedua guru itu. Tapi nyatanya, semua itu tak berarti apa-apa karena insiden yang terjadi ini.
"Nanti saya dan bu Arum akan bertanggung jawab, Bu. Tapi untuk sekarang mohon maaf sekali karena kami tidak bisa langsung menghadiri diklat itu."
"Cepat bereskan dan kembali ke sekolah. Saya harus bicara langsung pada kalian," ujar sang kepala sekolah.
"Baik, Bu," jawab Sharla.
Panggilan dihentikan, Sharla mengela napas panjang sementara Arum meramu raut wajah kesal.
"Bener-bener ya bu Beti! Orang lagi kena musibah enggak ada empati-empatinya. Malah diomelin, resek banget!" emosi Arumi.
"Ah, kamu kayak gatau adatnya aja, Rum. Bu Beti kan memang kayak gitu."
"Tetep aja ngeselin! Mentang-mentang masih sanak saudara ketua yayasan, ribet banget hidupnya. Sok berkuasa!"
"Dia kan memang punya wewenang untuk itu, Rum. Udahlah biarin aja, yang terpenting sekarang adalah gimana caranya supaya kita bisa lolos dari masalah dengan polisi."
"Kamu bukannya ada kenalan polisi, Shar? Coba deh minta bantuan dia."
Sharla auto kaget, tidak menyangka Arumi akan bicara seperti itu. Dia memang pernah beberapa kali cerita soal mas Andres tapi hanya sekilas-sekilas.
"Enggak ah, enggak berani."
"Kenapa? Katamu dulu kalian deket."
"Malu dong, Rum. Udah lama lost contact masa pas menghubungi dia aku tiba-tiba minta tolong."
"Makanya kan aku udah sering ngomong, coba contact lagi dia. Tanya kabarnya, siapa tahu kan bisa clbk."
"Enggak usah ngawur! Lagian kami deket juga udah lama benget, lima tahun lalu. Siapa tahu sekarang dia udah berkeluarga. Kamu mau aku dianggap jadi pelakor?"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way You Love Me (TAMAT)
RomanceSharla Kalunarisa (So Eun) terobsesi untuk mendekati kakak dari sahabatnya yang memiliki rentang usia 10 tahun lebih tua darinya. Andreas Kim, namanya. Berbagai upaya Sharla lakukan untuk bisa mendapatkan Andreas, sayang seribu sayang, semakin kuat...