Bab 10

289 52 19
                                    

"Kenapa sih Bang melototin hp terus? Bisa salting itu hp ditatap gak berhenti dari tadi," ejek rekan Andres.

Jengah melihat pria itu bolak-balik cek hp dan yang terakhir sampai ditatap tak berhenti ada mungkin selama lima menit.

"Kenapa tidak dibalas ya, Cep? Padahal pesanku sudah dibaca sejak semalam," kata Andres tanpa sadar.

"Hah, bang Andreas ngomong apa sih? Enggak dibalas sama siapa?"

"Ada orang, biasanya dia gercep terus kalau aku kirim pesan."

Cecep memicingkan mata pada senior sekaligus atasannya ini. Mereka sedang ada di pantry untuk membuat kopi, kebetulan sudah waktunya istirahat.

"Bang please-lah, aku baru beres meriksa cctv kasus pencurian mobil di mall Kembang, jangan nambahin beban pikiran gitu, loh. Kalau mau cerita yang jelas."

"Semalam aku janjian sama cewek, kami sudah janji akan pulang bersama. Tapi pas aku ke sana, orangnya udah enggak ada. Pesanku cuma dibaca aja tapi enggak dibalas. Aku telponin juga enggak diangkat. Itu kira-kira kenapa, ya?"

"Hoalah ... gitu doang, toh. Itu sih si mbaknya marah sama situ, Bang. Diapain emang mbaknya?"

"Enggak diapa-apain, orang pas paginya masih chat biasa kok."

Andres bergeming, mulai menebak-nebak kira-kira kesalahan apa yang diperbuat sampai membuat Sharla marah? Sejalan dengan itu, rupanya Cecep juga sedang bergeming, memikirkan sesuatu. Rasanya ada yang aneh dengan percakapan ini. Tapi apa ya?

"Cara bujuk cewek yang lagi ngambek itu gimana sih, Cep?" tanya Andres lagi.

"Aduh Bang, Bang, masa pacarnya marah enggak tahu cara bujuknya sih. Abang udah berapa lama pacaran sama dia coba?"

Tunggu, Cecep roaming sebentar, akhirnya dia tahu titik kejanggalan percakapan ini. Pria itu langsung menatap kaget Andres, kemudian duduk di hadapan sang senior dengan pandangan intimidatif namun juga penuh godaan.

"Woylah! Apa nih? Apa nih?" heboh Cecep baru ingat kalau selama ini Andres ini dikenal sebagai jomlo high quality, dan barusan dia menggalaukan seorang perempuan. Apakah itu tandanya dia sedang kasmaran? Oh, Cecep tidak boleh ketinggalan berita penting ini.

Cecep sama sekali tidak mengedip , dia sengaja melakukan itu agar sang senior semakin terintimidasi dan berakhir mau cerita jujur. Itu yang Cecep harapkan saat ini.

"Apa?!" sewot Andres, risi lama-lama ditatap pria.

"Bang Andreas punya pacar? Yang mana nih ceweknya? Apa si mbak yang waktu itu ke sini?"

"Mbak yang mana?"

"Hm, pura-pura pikun. Itu loh ... si mbak cantik tinggi semampai yang bawain bekal makan siang. Abang pacarannya sama dia?"

"Bukan!" bantah Andres.

Cecep kaget, dia kira Andres pacaran dengan perempuan itu. Soalnya mereka terlihat akrab dan ada beberapa kali Amelia mengirim bekal ke sana, bahkan semua rekan satu tim Andres juga pernah ditraktir.

"Terus cewek yang mana dong kalau bukan si mbak nasi kotak?"

"Pokoknya ada, kau tidak usah tahu. Jawab dulu pertanyaanku, Cep!"

"Eh, enggak bisa gitu Bang. Untuk memberikan saran yang baik dan berbobot, kita mesti tahu dulu duduk persoalannya hingga ke akar. Biar tidak salah kaprah nantinya."

"Sudahlah, aku tidak butuh saranmu lagi," kesal Andres lalu menepuk punggung Cecep keras, dan berlalu dari ruangan itu meskipun kopinya belum sempat diminum.

The Way You Love Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang