2

66 16 2
                                    

Senja yang temaram, seiring dengan barisan oranye kemerahan mendominasi langit cakrawala dikala sore. Angin yang berhembus pelan seolah menjadi pertanda kalau malam akan segara datang menyapa dunia sementara mentari akan bersiap kembali ke peraduan nya. Beristirahat untuk sementara waktu membiarkan dunia yang seharian ia sinari menggelap dengan hening nya sinar rembulan yang mungkin akan datang.

Senja adalah batas, dimana waktu mencapai pada titik persinggahan. Titik istirahat bagi para pekerja yang seharian penuh mengeluarkan tenaga dan pikiran demi tercapai nya target pekerjaan.

Tapi ini akhir minggu, dan kantor sudah teramat sepi saat ini. Hanya ada beberapa lampu yang menyala itu pun berasal dari beberapa ruangan yang memang seolah tidak ada hentinya bekerja.

Ruangan HRD salah satunya. Di isi oleh salah satu pekerja yang memiliki kemampuan cemerlang dalam hal perencanaan. Mike -yang saat ini masih saja berkutat dengan beberapa laporan-laporan yang bertumpuk seolah lupa akan waktu dan langit yang sudah mulai gelap. Kedua alis matanya bergerak sesekali menandakan fokus yang luar biasa atas pekerjaan nya. Ia bahkan tidak sadar begitu pintu ruangannya terbuka sampai sebuah ketukan jemari yang memantul keatas meja marmer mengusik atensi nya.

Hal pertama yang Mike dapati -senyuman Jerry yang sama sekali tidak indah. Senyuman menyebalkan yang membuat Mike hanya mendengus.

"Kenapa lu?"

Jerry mendecih, perlahan duduk di kursi lembut tepat dihadapan meja si pimpinan HRD yang masih berkutat dengan lembaran laporan.

"Mobil gua mogok" keluhnya.

Mike menghentikan pekerjaan nya dan membiarkan ujung dagu nya mendongak, meneliti wajah Jerry yang kini asyik memainkan ujung dasi nya dengan wajah nya yang sok polos. Mike ulangi, sok polos.

"Bawa ke bengkel lah anjir, kenapa laporan sama gua? Lu kata gua montir apa" tukas Mike dengan sebal, bagaimanapun posisi nya saat ini Mike tidak perduli katakan ia bawahan Jerry saat ini tapi tetap saja apa yang Jerry katakan sama sekali tidak masuk akal.

Ga make sense sama sekali kalo kata Yudha.

"Udah ... Gua udah telfon orang bengkel terus mereka bentar lagi dateng angkut mobil nya" sahut Jerry dengan senyuman semanis gula. Mike memandangnya dari seberang meja dan kemudian berdehem kecil, menutup beberapa lembar pekerjaan yang sejak tadi terbuka begitu saja. Ujung matanya mengerjap kearah sang atasan muda yang kini memandangnya dengan pandangan penuh arti.

"Gua jadi curiga ..."

"Suuzon aja lu"

"Lu ga mungkin kan tiba-tiba dateng kesini kalo ga ada niatan sama maksud apa-apa, ngaku aja dah Jer"

"Jar Jer Jar Jer .... Atasan lu ini"

Bibir Mike mendecih perlahan, ia bahkan sengaja melirik kearah Jerry dengan ujung matanya, sengaja memberikan tatapan tidak suka alih-alih menurut.

"Semau lu aja dah"

Jerry yang mendengarnya hanya menyeringai, mendorong ujung bahu nya agar lebih dekat pada Mike yang semakin menjauhkan wajahnya seiring menempelnya punggung pada ujung kursi.

"Satu jam lagi kak Irene sampe"

"Terus?"

"Kan mobil gua mogok Mike" keluh Jerry dengan suara sok imut nya, Mike yang mendengarnya hanya mendecak seiring dengan gelengan pada kepalanya. Alih-alih menjawab pria jangkung dengan setelah formal itu menarik salah satu laci di kabinet yang ada di dekatnya dan menaruh sebuah kunci tepat dihadapan Jerry.

"By the way mobil lu gede ..."

Kedua bola mata Mike melebar mendengarnya, "Ngomong aja terus terang mau nya apaan??"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OLD LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang