1. Bertemu Kembali

10.1K 937 10
                                    

"S-saudari? Anda tidak apa-apa?" tanya sang pendeta lirih karena melihat perempuan yang baru saja meminta berkat darinya malah bertingkah aneh seperti orang kerasukan.

"Aku tidak baik-baik saja!" Sheri menjerit seraya menangis keras. Dia ambruk lantas menarik kaki sang pendeta sambil tersedu-sedu. "Kok bisa aku kembali lagi kesini?! Hueee!!! Aku mau pulang!!! Huaaa!!!! Ibu!! Aku mau pulang!!! Hueeee!!!"

Kacau, semua kacau. Pendeta itu kebingungan dan tidak tahu kenapa perempuan ini tiba-tiba menangis menarik kakinya. Para pejalan kaki yang lewat melihat mereka berdua menatap dengan tatapan heran, seperti mencemooh sang pendeta yang membuat perempuan itu menangis.

"T-tidak, i-i-ini tidak seperti yang kalian lihat."

Tidak peduli dengan sekitarnya, Sheri melanjutkan tangisnya seraya menjerit keras merengek ingin pulang. Dia sudah sudah payah move on dari perasaannya tentang dunia ini, jangan sampai ia kalah lagi dan akhirnya malah terjebak disini selamanya.

Apa yang terjadi? Bagaimana dia bisa kembali? Kesalahan apa yang ia lakukan? Mengapa sekarang dia berada di sini?

Aku lelah...

~×~

Pada akhirnya sang pendeta muda baik hati tersebut membawa Sheri untuk duduk di sebuah kedai dan mentraktirnya untuk makan. Pasti hatinya berguncang hebat menerima satu kenyataan disaat perutnya kosong. Dengan perut kenyang, ia berharap perempuan ini mau sedikit lebih tenang.

Sheri mendapat gambaran Deja Vu aneh ketika pendeta baik ini mentraktirnya makan. Ingatannya tentang Kyree yang meracuninya pada pertemuan pertama mereka membuat bulu kuduk Sheri merinding. Dia membolak-balik mangkuk mie tanpa sadar.

"Ada apa Nona? Apa tidak selera anda? Saya akan memesan yang lain," ucap sang pendeta merasa tidak enak hati sudah memesankan makanan yang tidak sesuai dengan keinginannya.

"Tidak tidak, ini sesuai, tidak mungkin aku menolaknya," jawab Sheri seraya langsung menggelengkan kepalanya dan melambaikan tangannya. "Terimakasih banyak! Saya akan memakannya. Oh benar, nama saya...."

Tunggu, apa aku harus memperkenalkan namaku asli?! Aku kan tidak tahu jalan ceritanya dan masa apa ini? Eh tapi, melihat dari sekeliling, sepertinya tempat ini sangat makmur...

Jika tidak salah ingat, pendeta yang menawarkan jasa pemberian berkat ke masyarakat biasanya berasal dari kuil Sanctuary. Dan pendeta muda ini berasal dari sana. Bisa diambil kesimpulan bahwa disini adalah ibukota kekaisaran Alexandria.

Tak apalah, apa bedanya dengan mengetahui namaku atau tidak.

"Nama saya Sirius, pendeta baik ini, siapa namanya?" tanya Sheri seraya memperkenalkan diri dengan nama belakangnya. Setidaknya nama itu masih dalam kategori aman daripada nama depannya.

Pendeta itu tampak terkejut, namun dengan cepat ia tersenyum ramah. "Saya Gabriel, Nona Sirius memiliki nama yang mirip dengan nama belakang Saintess kami."

"Benarkah? ^^"
Mie di mulut Sheri langsung jatuh kembali ke mangkuk, mulutnya menganga tak percaya. (⁠ʘ⁠言⁠ʘ) "Saintess??!!! Apa namanya Sheriana Sirius?!"

Pendeta yang memperkenalkan dirinya sebagai Gabriel tersebut lantas mengangguk dan tersenyum ramah. "Benar, dia adalah Saintess yang menjadi pahlawan kekaisaran Alexandria. Dia rela berkorban untuk menyelamatkan dunia ini dari invasi monster kegelapan Abyss, sungguh Saintess yang sangat baik hati, bukan? Dewa Regis memang tak pernah salah memilihnya."

Chapter Spesial Calamity's Obsession ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang