five

79 7 2
                                    

Stella memakai kembali bajunya. Ia menatap laki-laki yang masih tertidur diatas kasur itu tanpa ekspresi. Tangannya mengambil ponselnya yang ada di sofa, berdecak kecil begitu melihat ada 30 panggilan tak terjawab dari Sunwoo. Juga pesan yang berisi makian laki-laki itu untuknya.

Tak lebih dari sekedar laki-laki itu yang menunggunya di kosan, protes karna telat masuk kelas, dan marah karna pesan ataupun panggilannya tidak dibalas sama sekali.

Mau tidak mau, Stella jadi menelpon Sunwoo. Badannya sudah tidak sanggup untuk sekedar berjalan ke depan untuk menunggu bus atau menunggu driver ojek online.

"Lo kemana aja bangsat!?"

Stella terkekeh kecil begitu mendengar suara umpatan disusul teriakan lega diseberang sana.

"Sorry gak ngabarin. Lo bisa jemput gue di tempat Kevin kating kita, kan?"

"WEH JANCOK! LO MAIN SAMA DIA?"

Stella menghela nafasnya. Suara Sunwoo disana terdengar marah, karna laki-laki itu benar-benar melayangkan umpatan-umpatan kepadanya. Ya ya, terserah.

"Bisa gak bangsat!?"

"Tunggu dibawah, gue eksekusi lo abis ini anjing!"

"Ditunggu,"

Selesai dengan acara meminta jemputan dengan cara emosi, Stella kembali bersiap, menyemprotkan parfum supaya bau seks yang melekat pada tubuhnya berangsur menghilang. Ia tak sempat mandi, biarlah. Tidak jadi masalah juga, ia hanya kelewat malas jika mandi disini. Tunggu sampai ia di kos.

Matanya menatap kearah ranjang. Tidak ada pergerakan sama sekali, membuatnya mengangkat bahu dan lekas keluar dari kamar apartemen Kevin. Ia tidak perlu repot untuk berpamitan, bukan?

Turun ke lantai satu, bisa Stella lihat disana sudah ada Sunwoo yang tanpa repot membuka helm, berdiri menunggunya di lobby.

"Anak gue udah gak perawan," ujarnya terdengar lesu.

"Lebay." Kata Stella dan memberikan hand bag nya agar laki-laki itu yang bawa.

"Ini semua karna lo yang ninggalin gue buat ngewe sama pacar lo ya bangsat," umpat Stella.

Sunwoo menghela nafasnya, "Pacar yang mana anjing, gue jomblo!" kata Sunwoo mengumpati balik.

Mendengus, Stella hanya dapat memakai helmnya dan menaiki motor besar milik Sunwoo. Dibumbui ringisan tentunya.

Mendengar ringisan dari Stella, Sunwoo jadi menatap perempuan itu dengan wajah memelas. "Anjing, gue ngerasa sedih dah," ujarnya.

Tapi serius, Sunwoo memang sedikitnya kesal karna teman perempuan yang paling dekat dengannya itu sudah melepas keperawanannya. Apakah ini rasanya seorang ayah ya? Sunwoo jadi kesal dan sedih sendiri. Pasalnya, meskipun keduanya seperti Tom and Jerry, tidak dipungkiri alasan Stella tidak bisa didekati sembarangan oleh laki-laki lain adalah karna keprotektifan Sunwoo.

Apalagi tidak sedikit yang mengira bahwa Sunwoo dan Stella memiliki affair.

"Santai, meskipun begitu lo sama gue masih bisa ciuman kayak biasanya," kata Stella sembari menoyor kepala laki-laki itu.

"Babi. Yang nyosor duluan kan elu,"

"Bibir lo penghilang stress aja sat! Gausah baper,"

"Najis," kata Sunwoo sembari bergidik.

Setelahnya, motor Sunwoo bergerak untuk pergi dari kawasan apartemen tersebut. Keduanya masih sibuk berbincang di jalanan. Seperti membahas materi apa yang tadi ia lewatkan di kelas.

limerence; kevin moonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang