Chapter 1

892 34 25
                                    

Di pagi buta seungcheol pergi dari mansion choi tanpa mengabari siapapun.

Jika di ingat kembali kemarin malam bukan hanya malam pertumpahan darah tapi malam itu juga menjadi malam yang paling indah sepanjang ke hidupan choi bersauda. Tak lupa juga bulan turut menjadi saksi kebahagian mereka.

Adik kecil mereka yang telah pergi selamanya ternyata masih hidup. Mungkin ini sudah takdir tuhan. walaupun mereka sering bilang kalau adik kecil mereka itu udah tenang dan ikut bersama orang tua mereka. Tapi berbeda dalam lubuk hatinya yang paling dalam bagi mereka. Karena emtah bagaimana mereka percaya kalau adik kecilnya masih hidup.

"Hai amma appa seungcheol datang lagi setelah sekian lama terakhir seungcheol kesini pas pemakanan amma ama appa." sapa seungcheol di depan makam ke 2 orang tuanya.

"Amma Appa tau gak si? Kalau ternyata adik seungcheol yang paling kecil itu gak meninggal dia masih hidup. Sekarang kita semua bisa ngumpul bareng lagi. Dk juga akhirnya gak akan merasa nyesel kagi dia juga mungkin bisa perlahan demi perlahan lupain semua rasa sakit."cerita seungcheol mengelus batu nisan ke 2 nya.

"Amma appa maaf seungcheol belum nepatian janji seungcheol buat jaga semuanya. Tapi seungcheol janji hari ini detik ini jam ini seungcheol janji bakal lindungi semua orang yang suengcheol sayang. terutama adik adik seungcheol bakal jadi prioritas utama seungcheol. Dan amma appa gak perlu Khawatir soalnya seungcheol gak sendiri amma appa pasti masih inget daniel alex axel kan? Kita masih jadi sahabat sampe sekarang jadi kalian gak perlu khawatir oke?. — sejenak seungcheol menarik nafas senelum melanjutkan.— mulai sekarang seugcheol usahain bakal bikin adek adek bisa terbuka ke seungcheol jadi seungcheol bisa denger keluh kesah mereka semua. Amma Appa semalam seungcheol vernon dino alex axel daniel ngelewatin hal besar. Bahkan axel harus terluka. Amma Appa seungcheol mohon jagain seungcheol ama adek adek seungcheol dan sahabat gilanya seungcheol". sambungnya lagi sambil terkekah.

Bibir seungchol mengukir senyum bahagia namun air mata seungcheol mengalir kembali.

perasaan ia saat ini campur aduk ada rasa sedih marah kecewa bahagia menjadi satu dalam hatinya.

Ia rasa tuhan kadang mem permainkan dia, tuhan kadang ngasih suatu hal di luar kemampuan sendiri. Tapi itulah alasan seseorang bisa lebih kuat lagi.

Jika di lihat bibir seungcheol memang tersenyum, namun kelopak matanya sudah tidak bisa membendung air di dalamnya.

Sampai akhirnya pelahan demi perlahan tetesan air mata mengalir disudut matanya.

Butuh waktu 15 menit untuk seungcheol menenangkan diri dan kembali bercerita.

"Amma appa semalam adalah malam yang seungcheol gak harapin bukan gak harap ketemu ama dino! Ah iya seungcheol lupa kalau dino itu choi chan yang masih hidup. Tapi hal yang gak seungcheol harapin itu ada kekacauan, Penyerangan pembantaian. Rasanya luka lama kembali terbuka lagi" ujarnya kembali setelah merasa tenang

"Amma appa seungcheol janji bakal balik lagi, owh iya amma appa harus maaf  pin seungcheol ya. Yaudah seugcheol harus pulang dulu. Tapi nanti suengcheol janji bakal bawa adek adek semuanya ama alex axel daniel juga". Pamitnya sebelum pergi meninggalkan rumah amma appanya.

Mansion choi awalnya penuh dengan warna namun telah berubah menjadi suram ketika terjadi insiden yang merenggut nyawa. Butuh waktu lama agar mansion choi kembali memiliki sedikit warna. walau pun dikediaman mansion choi masih terdengar tawa candaan gurauan tapi perasaan tidak bisa bohong dilubuk hati terdalam mereka masih sakit. Mansion choi memang memiliki warna tapi tak secarah dulu.

Itu dulu sebelum kehadiran sosok anak kecil. mereka dapat kabar jika dia sudah pergi selamanya? Tapi? Ternyata ia masih hidup. Ini semua serasa mimpi mereka tidak ada yang percaya namun? Jika tuhan sudah ber kehendak maka akan terjadi.

Mansion choi memiliki 25 kamar utama 15 kamar tamu. Runah buat para pekerja di mansion choi.

Pagi matahari benar benar bersinar terang memasuki celah celah hordeng mansion choi. Hingga membuat seseorang menggeliat dari tidurnya. Mata sayu mengejap pelan agar bisa menyusuaikan sinar matahari Yang masuk tanpa permisi.

Ketika seseorang itu sudah sadar sepenuhnya ia melihat ke seliling tempat nya begitu asing di matanya? Namun foto foto di dinding menjadi petunjuk baginya tau kamar siapa nya? Ini adalah kamar hyung tertuanya? Eh hyungnya kah? Apa benar dia bagian keluarga ini? Atau bukan?

Ia masih fokus menatap foto foto itu sampai ia sadar kalau ia di ruangan besar itu sendiri.

Bibir yang awalnya membentuk bulan sabit seketika berubah menjadi melengkung ke bawah saat sadar ia sendiri di ruangan itu. Baru saja ia ingin Menumpah kan air matanya tapi kembali ia urungkan ketika melihat sosok orang yang masuk ke dalam ruangan.

Ceklek

Pintu ter buka menampilkan sosok namja gagah memakai baju hitam celana hitam dan sepatu hitam.

"HUAAAA CHEOL HYUNG KENAPA NINGGALIN DINO" Jerit dino kencang.

Hingga membuat seungcheol panik dan kelabakan. Ia langsung saja berlari ke arah ranjang nya dimana dino duduk sambil menangis tersedu sedu.

"stt dah ya jangan nangis kan cheol hyung dah ada di sini" ujar seungcheol memeluk dino sambil mengelus punggung dino yang juga di balas dino tak kalah erat dari seungcheol.

"Cheol hyung kemana si? Ko dino bangun gak ada?"tanyanya setelah tenang.

"cheol hyung habis pergi ke suatu tempat nanti cheol hyung bakal ajak dino juga ke sana." balasnya masih setia memeluk dino bedanya kali ini tangan satunya tidak lagi mengelus punggungnya tapi pindah ke pucuk palanya.

"Janji?" tanya dino menyodorkan jari keliling sambil menatap manik mata seungcheol.

"em janji"balasnya menautkan jati kelingking. 
————————————————
Kamis 13 juli (post)

Haii aku balik lagi sorry hilang lama harusnya beberapa hari lalu aku dah publis tapi gak sempet karena ada rapat organisasi karang taruna🙂

Life is Like a Rollercoaster Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang