19: Lelaki terbaikku

172 54 889
                                    

Alooooo, masih seru kan?

Gimana kabarnya? Semoga selalu baik dan bahagia ya ^^

Ini part kalian yg di tunggu" liat dari judulnya hehe..

Sebelumnya janlupa vote dan tinggalkan komen di setiap paragrafnya 🎀🎀

Tandai typo ⚠️

"Harapanku hanya ingin merangkai kisah bersamamu dibawah senja."
— Zenia Queen Azalla.

_o0o_

Sore ini Zenia baru saja keluar dari kelasnya. Hari ini tidak pulang bersama Nathan, katanya cowok itu akan melakukan eskul pulang sekolah sampai menjelang magrib. Fyi Nathan adalah seorang ketua basket yang sebentar lagi jabatannya akan habis. Jadi untuk masa-masa terkahir menjadi seorang ketua, cowok itu tidak akan absen dalam eskul.

Seharusnya Zenia juga melakukan eskul. Eskul yang di minati Zenia yaitu Karya Ilmiah. Namun sepertinya hari ini di liburkan karena si ketua dan beberapa anggota akan melakukan lomba di se-kabupaten dan mewakilkan nama sekolah.

And ya, sore ini Zenia pulang sendiri. Tak berniat menaiki angkutan umum atau menaiki ojek. Dia memilih untuk berjalan kaki saja, katanya ingin menikmati angin sore di temani senja sambil melihat orang-orang yang sibuk dengan tugasnya masing-masing. Ada yang bersiap untuk jualan, ada yang sedang memperbaiki motornya di bengkel, ada pula anak-anak yang melintas menggunakan sepeda listrik. Ah, rupanya teknologi semakin canggih ya?

Zenia sedikit tertawa melihat anak-anak itu dengan gesitnya melaju kencang menggunakan sepeda listrik miliknya. Zenia tidak iri, hanya saja dia sedikit kalah dengan anak kecil. Anak seumuran mereka sudah pandai memainkan gas sepeda seperti motor, bahkan Zenia saja tidak bisa melakukannya. Ya, Zenia tidak bisa menaiki motor. Mungkin kalau dirinya mampu, akan meminta kepada Ayahnya untuk dibelikan motor.

Menceritakan tentang sore hari memang tidak akan pernah habis. Selalu saja ada momen yang membuat hati semakin tenang. Melihat orang-orang tentunya dengan semangat empat lima menjadi pedangan kaki lima.

Zenia teringat kejadian semalam. Dimana dirinya di kenalkan oleh Ayahnya Altezza. Ternyata tidak seburuk yang di bayangkan. Ayahnya menerima dirinya tanpa pandang dari sudut manapun. Suasana hatinya lumayan baik, Altezza selalu saja berhasil membuat dirinya senang dengan hal-hal sederhana.

Ngomongin tentang Altezza, seharian ini Zenia belum bertemu dengan lelaki itu. Hari ini Altezza tidak bolos, dia pergi bersama beberapa siswa untuk melakukan study kampus sejak pagi hingga sekarang belum menampakkan batang hidungnya. Padahal hari ini adalah hari terakhir Zenia untuk menentukan jawaban yang pasti. Ya, memilih terima atau tidak, menjadi kekasihnya Altezza.

Dari semalam, dia sudah memikirkan jawaban yang tepat untuk hari ini. Oh iya satu lagi, Altezza sudah mentransfer uang dengan jumlah banyak kepada Mawar, sesuai kesepakatannya. Walaupun Zenia sudah melarangnya, tetap saja di lakukan oleh Altezza.

Saat asik melihat-lihat sekitar, kedua matanya tak sengaja melihat seorang laki-laki dengan poster tubuh yang sangat di kenali oleh Zenia. Siapa lagi kalau Albyan. Dia kakak laki-lakinya, belakangan ini sering sibuk dengan mata kuliahnya. Di sebrang sana, Albyan sedang memilih buku di salah satu taman buku. Dengan sigap Zenia menghampiri sang empu.

"Dor!" Albyan terpelonjat kaget.

"Kirain siapa ternyata kamu. Baru pulang sekolah?" Tanyanya sambil mengacak-acak rambutnya Zenia.

SERPIHAN LARA || Jake Sunghoon EnhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang