O2. Momen yang Hilang

17 0 0
                                    

Jam di tangan menunjukkan pukul 7 di pagi hari. Joshua terlihat sendirian di dalam kelasnya, terduduk di barisan paling kiri urutan ketiga dari depan. Sembari sesekali melihat ke arah pintu berharap ada teman sekelasnya yang datang.

"Sepi sekali," gumamnya.

"Kalau masih ada Kak Kei dia pasti mampir kesini."

————————————

Ketukan di pintu terdengar nyaring mengisi kesunyian kelas 10 yang masih sepi.

"Jo, kantin yuk." Seorang pemuda tinggi besar berdiri menyender di ambang pintu. Kemeja putih yang menempel di badannya nampak kencang di bagian lengan.

"Jauh kak, males. Kak Kei duluan aja," balas Joshua sambil terus menulis di buku catatannya.

Kei beranjak memasuki kelas dan duduk di kursi kosong di samping Joshua. Ia terus memandangi catatan Joshua dari dekat. Nampak penasaran. Tak lama ia membuang napas berat dan menyandarkan tubuhnya ke belakang.

"Males banget sekolah akhir-akhir ini." Kei melihat ke arah pintu dengan tatapan kosong.

"Hm? Kenapa kak?" Joshua melirik Kei.

"Males. Males sekolah," jelasnya.

"Iya, males kenapa?"

"Nggak tahu juga sih."

Joshua dibuat bingung oleh kelakuan Kei. Apa materi kelas 12 sesulit itu? Tidak biasanya juga Kei mengeluh.

"Kak, Kak Kei kenapa sih?" Joshua memutar badannya hingga berhadapan dengan Kei.

Kei menyadarinya, ia menoleh sebentar sebelum terkekeh, "Efek laper belum sarapan jadi males-malesan gini. Makanya ayo ke kantin."

Joshua menghela napas kemudian berdiri, "Yaudah ayo."

"Yeayy. Terimakasih adik kelasku." Kei tersenyum hingga matanya menutup sempurna. Menepuk pahanya seraya berdiri, berjalan keluar kelas diikuti oleh Joshua yang sedang menggeleng-gelengkan kepalanya.

————————————

"Jo!"

Terdengar seseorang memanggil namanya dengan keras dari luar. Sebuah kepala melongo ke dalam dengan raut wajah serius.

"Kenapa sih, Kak Guh?" jawab Jo santai.

"Itu si Nico sama Yudha berantem!"

"Hah? Dimana?"

"Deket parkiran."

***

Beberapa anak berkumpul mengerubungi dua orang lelaki yang tengah adu mulut di tengah lapang parkir itu. Salah satu di antaranya terlihat lebih pendek memakai bet kelas X. Sedangkan yang satu lagi lebih tinggi dan memakai sebuah bandana hitam di kepalanya.

"Lo nuduh gitu ada buktinya nggak?!" kata si lelaki dengan bandana.

"Halah, lo emang nggak suka sama dia. Itu udah bisa jadi motif!" Timpal lelaki bertubuh kecil.

"Nggak usah sok tau! Kelas mana sih Lo?!" Kerah kemeja putih milik lelaki bertubuh kecil digenggamnya erat ke arah atas. Membuat si empunya harus sedikit berjinjit.

The Secret of Kei Where stories live. Discover now