Prologue

6 1 2
                                    

Ia dapat melihat sebuah truk yang melaju kencang ke arahnya, membelah kemacetan di ibukota. Matanya tertutup seolah siap menerima apapun takdir yang telah disiapkan baginya. Sekalipun itu..

Kematian

Suara besi bergesekan antara truk dan mobilnya. Entahlah semua terasa buram dan akhirnya gelap. Semua yang ia dengar hanyalah gaduh orang orang yang mungkin syok atas kejadian yang mereka lihat.

Namun, gadis itu tak lagi membuka matanya dan seolah kematian akan segera menjemputnya.

'Tuhan, ini akhirnya?'

*****

"Syukurlah nona sudah sadar"

Perlahan mata gadis itu terbuka, menelisik sekitar yang memang asing bagi dirinya.

Dimana?

"Ini dimana?"

Salah satu wanita yang memakai pakaian pelayan menyerit bingung "Apakah nona lupa? Tentu kita berada di istana"

Hah? Istana? Bagaimana bisa?

Hanya itulah yang ia pikirkan saat ini. Kejadian terakhir yang diingatnya hanya tertabrak truk dan jeritan orang orang di sekitarnya panik.

"Apakah nona baik baik saja? Perlu saya panggilkan tabib?"

Gadis itu hanya terdiam. Masih mencoba mencerna apa yang terjadi. Pelayan tadi langsung terburu buru keluar memanggil tabib setelah melihat kondisi gadis di depannya tampak tidak membaik.

Sementara, gadis itu mencoba melihat ke arah kaca yang tepat berada tidak jauh dari tempatnya. Meraba wajah, dari mata hingga lengan kaki semuanya.

Bukan dia, itulah yang ada di pikirannya saat ini.

"Nona, saya membawa tabib" ucap pelayan tadi dengan membawa seorang lelaki bersamanya.

"Apakah nona merasa ada yang aneh? Atau sakit di bagian tertentu? Katakan pada saya"

Gadis itu menatap lelaki di depannya "Saya siapa?"

"Tentu saja, nona adalah tuan putri di kerajaan ini"

"Hah?"

"Nona Daniella Terra Egrasia, putri bungsu Kerajaan Egrasia"

The Egrasia : Earth Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang