Happy Reading 🦋
Sudah sebulan berlalu sejak kejadian itu. Dimana sang putri mengaku tidak mengenal dirinya, dan membuat gempar seluruh istana. Kini gadis itu sudah terbiasa dengan kehidupan di istana, tempat barunya.
Putri Kerajaan Egrasia, atau kerap disapa Nona Niella, itulah identitas barunya.
Karena didiagnosa amnesia, ia harus memulai semua dari awal. Jujur saja ini membawa keuntungan baginya. Mulai dari silsilah keluarga, hingga tata krama seorang putri sudah ia pelajari. Ia tidak perlu bersusah payah menjadi orang lain yang dulunya menempati tubuh ini.
"Nona, hidangan sudah siap"
Niella tersenyum "Silahkan masuk"
Mulai dari camilan, hingga daging sudah tersedia di atas meja makan pribadinya. Setidaknya ia bisa makan enak disini. Setelah selesai para pelayan menunduk hormat pertanda tugas mereka telah selesai.
"Terimakasih"
"Sudah kewajiban saya nona"
Niella memasukkan mulai dari roti hingga sepotong daging. Namun, kegiatannya harus terhenti kala ia mendengar suara ketukan pintu dan menampilkan sosok pemuda yang kerap disapa kakak oleh Niella.
"Kak Akasa?"
Pemuda itu tersenyum tipis "Apa kakak ganggu kamu?"
"Sama sekali tidak" Niella berlari kecil menghampiri kakaknya itu.
Akasa Orion Egrasia atau kerap Niella panggil dengan sebutan Kak Akasa. Pemuda dengan mata biru langit, berambut putih, dan tentu saja tampan. Akasa adalah pangeran kedua Kerajaan Egrasia yang kini menjabat sebagai panglima langit di Egrasia.
Hampir saja Niella terjatuh jika saja Akasa tidak menarik tangannya
"Sudah sering kakak bilang, perhatikan langkahmu, untung saja tidak jatuh"
Bukannya merasa bersalah, Niella justru terkekeh kecil "Aku tau kalau Kak Akasa gak akan biarin aku jatuh"
Akasa menepuk pelan kepala adiknya. Memang dibandingkan saudara saudaranya yang lain Akasa adalah sosok kakak yang lemah lembut. Walaupun, Niella tau bahwa semua saudaranya menyayanginya, tapi Akasa memiliki kedekatan yang lebih dengan dirinya.
"Kakak tumben ke kamar aku"
"Kakak mau ngajak kamu, mau ikut ga?"
Niella menyerit "Kemana kak?"
"Hutan, mau berburu, ikut?"
"Ayo kak!"
Akasa tersenyum singkat "Yaudah kamu ganti baju, kakak tunggu di luar"
Sudah sering kakaknya mengajak Niella untuk keluar, entah sekadar menikmati pemandangan atau hanya jalan jalan di desa. Namun, baru kali ini Niella akan ikut berburu bersama dengan kakaknya itu.
Setelah berganti, ia pergi menyusul Akasa.Niella dapat melihat kakaknya berserta sekelompok prajurit yang sudah siap mengawal mereka berburu.
"Hormat kami, tuan putri!"
Semua prajurit membungkuk kala Niella melewati mereka. Ia berhenti, tersenyum sembari menunduk anggun. Niella dapat melihat Akasa yang sudah menatapnya tidak sabar, seolah berkata 'ayo kita mulai petualangan kita'
Namun, saat hendak meninggalkan istana, kesialan terjadi. Awan gelap menyelimuti istana, tetesan air pun turun membasahi daerah Egrasia.
"Hujan kak"
Akasa menatap ke langit, lalu beralih pada adik kecilnya "Lihat ya"
Saat Akasa mengarahkan tangannya ke arah langit, seketika awan gelap itu seolah tertiup angin dan hujan pun berhenti. Niella menatap takjub ke arah kakak keduanya itu.
"Kakak hebat"
"Bukan kakak, tapi yang memberi anugerah ini yang hebat"
Memang bukan rahasia lagi jika Akasa memiliki kekuatan yang berhubungan dengan langit. Bahkan julukan 'pangeran langit' pun sudah tersiar hingga negeri seberang. Setiap pangeran, putri, bahkan raja dan ratu di Egrasia, memiliki keunikan tersendiri.
Tanpa pikir panjang, Niella naik ke atas kuda milik kakaknya, dan bersiap melakukan perburuan. Karena jalanan basah membuat mereka harus lebih hati hatii dalam mengendarai kuda, dan membuat perjalanan menjadi lebih lambat.
"Wah! Udara disini sejuk banget"
Akasa mengangguk "Tentu, semua wilayah di Egrasia harus terjaga, demi kesejahteraan kerajaan dan rakyat
Selain itu, ini sebagai bukti syukur kita terhadap Sang Pencipta"
Niella kembali melihat lihat keadaan sekitar. Cahaya matahari masuk melalui sela sela ranting dan daun pohon. Indah, itulah satu kata yang tepat menggambarkan Hutan Egrasia.
Akasa terlonjak saat melihat tangan mungil adiknya sudah mencengkram erat jubahnya. Akasa melihat ada semak semak yang bergoyang goyang, mungkin itulah yang membuat adiknya khawatir dan takut.
"Kamu takut, dek?"
Niella mengangguk "Kalau binatang buas keluar dari semak, gimana?"
Bukan khawatir, Akasa justru tertawa kecil menanggapi perkataan Niella. Rupanya itu yang membuat adiknya ini takut.
"Kenapa kamu berfikir kalau itu binatang buas?"
"Aku cuma khawatir aja kak, kalau diterkam, habis kita"
Akasa mengusap pundak adiknya perlahan "Itu ga akan terjadi, semua binatang, sekalipun binatang buas, semua ada di bawah pengawasan Alpha
kamu lupa?"
Jujur Niella melupakan sosok kakak pertama nya. Orang yang Akasa sebut Alpha adalah penguasa makhluk Hutan Egrasia. Semua binatang dari besar hingga paling kecil, akan tunduk pada Alpha. Itulah sebabnya, pihak istana tidak akan cemas jika melakukan perburuan.
"Engga lupa kok kak, tapi kan Kak Alpha lagi ada tugas di luar daerah istana"
"Kak Alpha itu hebat, bahkan di luar daerah istana pun dia bisa mengontrol semuanya"
Niella mengangguk, mungkin pertama kali ia berburu, menimbulkan sensasi takut yang luar biasa. Kembali mereka melanjutkan perjalanan.
Sepanjang perjalanan, sudah banyak hewan buruan yang mereka tangkap. Walaupun berburu, mereka tau batasan, sehingga tidak seperti menjarah makhluk di hutan ini.
"Sepertinya sudah cukup, pangeran" ucap salah satu komandan pasukan.
Akasa mengangguk "Baik, segera kita kembali ke istana"
Saat hendak berpindah rute, Niella merasakan hawa keberadaan yang menusuk, hingga membuat kepalanya sakit. Namun, Niella akan mencoba menahan rasa itu, ia tidak mau membuat Akasa khawatir.
Semakin mereka berada dekat perbatasan hutan dan istana, justru hawa itu semakin kuat. Membuat Niella, memekik kecil sembari memegang kepalanya yang seperti tertusuk jarum.
Akasa menyuruh semua pasukan berhenti. Melihat tingkah aneh adiknya, membuatnya khawatir.
"Kenapa dek?"
"Sakit kak"
Akasa bingung menatap Niella, apa yang harus dia lakukan. "Apa yang kamu rasain?"
"Sakit kak"
Akasa masih mencoba meredakan sakit yang menyerang adiknya, dengan memberi atmosfer yang sangat nyaman. Para pasukan pun menatap iba melihat kejadian itu.
Sedangkan Niella merasakan ada gambaran di kepalanya, sebuah makhluk setinggi 2 meter sedang menuju ke arah mereka. Semakin dekat, semakin jelas. Dan..
"LARI KAK!"
**********
Haii readers!
Makasi ya buat kalian yang udah mampir..
Jangan lupa vote komenyaa
Sayang kalian banyak banyak 💞Aku bakal sering upload kok, tunggu aja di weekend yaa..
KAMU SEDANG MEMBACA
The Egrasia : Earth Princess
Teen FictionReinkarnasi Percaya atau tidak, aku mengalaminya. Hingga aku terbangun di dunia yang tidak aku duga, dengan situasi yang tidak pernah kubayangkan So, this is my journey