Payback

Chapter 67

Besoknya, perusahaan lebih kacau dari biasanya. Kafetarianya penuh bahkan saat bukan jam makan siang, dan orang-orang yang bergosip memenuhi ruang istirahat dan dekat mesin penjual otomatis. Sama seperti ketika insiden Cha Jungwoo terjadi. Satu-satunya aktivitasku yang terjadwal hari itu adalah kelas akting di siang hari, tapi aku sengaja datang pagi.

Itu dilakukan untuk memastikan kalau Hansoo yang pergi ke pedesaan sehari sebelumnya untuk bekerja di stasiun TV lokal sudah kembali dengan selamat. Tentu saja, aku menyuruh si road manager mengikutinya, supaya tidak terjadi apa-apa. Seperti yang diduga, sewaktu aku membuka pintu ruang konferensi, aku melihat Hansoo mengobrol dengan semangat. Meskipun apa yang kudengar itu tidak terduga.

"Jadi produksinya ada kemajuan? Kalau stasiun penyiaran dan jam tayangnya sudah ditentukan, wow, bukankah akan benar-benar tayang tahun ini?"

Hansoo nyaris membombardir manajer dengan berbagai pertanyaan penuh rasa takjub. Siapa yang tahu dimana si road manager tidur lagi, hanya saja si manajer mengangguk dengan raut serius. Seolah percakapannya lebih penting, mereka berdua hanya mengakui keberadaanku dengan mata dan terus mengobrol.

"Ya, karena produksinya berjalan sangat cepat, penayangannya akan segera dimulai. Sementara itu, mereka sudah bernegosiasi dengan beberapa penyiar, tapi sekarang ketika mereka punya kontrak penuh dengan satu stasiun penyiaran dan jam tayangnya sudah ditentukan... Whew, rasanya seperti kondisi produksinya sudah siap."

Berbeda dengan Hansoo yang bersemangat, si manajer menghembuskan napas keras-keras. Produksi drama yang ditunggu-tunggu semua orang sudah dipercepat, jadi kita harusnya senang. Tapi aku tahu alasannya, dan aku tidak begitu senang.

"Taemin, kau belum mendengar beritanya? Sepertinya Dream Planning mempercepat produksi dramanya. Aku tidak tahu kapan mereka berkontak, tapi aku dengar dari berita kalau mereka sudah menandatangani kontrak dengan Lembaga Penyiaran S dan akan tayang di TV di paruh kedua tahun ini."

Ada sesuatu yang menarik perhatianku dari ucapan manajer. "Kapan mereka berkontak"? Tentu saja, Pimpinan Kim pasti sudah mempersiapkan semuanya, menunggu kedatangan hari ini. Bertingkah seperti orang yang tidak tahu pihak mana yang harus dipilih, dia akhirnya menunjukkan niatnya yang sebenarnya ketika dia memutuskan bisa mengambil alih saham Direktur Yoon. Kecepatan geraknya bisa mengejutkan semua orang, tapi mungkin hal itu tertalu lambat baginya, orang yang sudah merencanakan semuanya.

"Itukah alasan perusahaannya kacau?"

"Huh? Oh, audisinya akan segera digelar. Semuanya tahu kalau Dream Planning itu anak perusahaan kita, jadi kupikir, tentu saja, kita bakal memakai aktor dari perusahaan kita..."

Setelah hening beberapa saat, dia mendesah lagi.

"Rumor beredar kalau Pimpinan Kim membeli semua saham Direktur Yoon dan membuat perusahaan independen tanpa dihalangi oleh manajemen internal. Jadi, aktor yang bisa di casting sekarang adalah yang dari fraksi oposisi pimpinan yang punya saham di Dream Planning, jadi, yah... kacau. Bahkan di kantor, fraksinya terbagi, dan semua orang bertengkar terang-terangan, sigh."

Hansoo yang awalnya semangat sepertinya sadar kalau percakapan antara aku dan manajer itu suram.

"Karena kita punya hak cipta dramanya, bukankah seharusnya kita juga bisa memanfaatkan kekuatan itu untuk casting?"

Saat aku menanyakannya, manajer mengangguk dan menambahkan.

"Kau bisa memanfaatkan kekuatan itu. Yah, sebelum kontraknya ditandatangani. Tapi karena mereka sudah tanda tangan kontrak dengan Dream Planning, apa pun yang mereka lakukan, kita tidak punya hak untuk bicara. Waktu tanda tangan kontrak hanya sebagai anak perusahaan, jadi tentu saja kita berasumsi aktor-aktor kita bakal dipakai. Jadi itulah kenapa ini adalah kekacauan yang merepotkan. Karena itu, sungguh mengkhawatirkan kalau tidak ada sisa apa pun setelah semuanya diberikan ke Dream Planning."