Bagian 02

8 0 0
                                    

"Semua udah siap? ngga ada yang ketinggalan kan?" tanya bunda sambil memasukkan tumblr kesayangannya ke dalam tasnya.

"Aman bun, bunda aja nih yang antar?"

"Iya dong, yang lain kan ada kegiatan masing-masing, yuk ah!"

Bunda langsung masuk ke mobil, aku pun kembali melihat ulang barang-barangku dan mengikuti bunda masuk ke dalam mobil.

Hanya sekitar 45 menitan kami sampai di stasiun.

"Kereta kamu udah dateng, nih jajanannya, ini uang cash buat jaga-jaga, nanti bunda transfer lagi, kabarin bunda terus, maaf bunda gabisa antar sampai sana, pokoknya jaga diri dan jangan rusak kepercayaan bunda, okay aca sayang?" ucap bunda panjang lebar sambil membenarkan barang-barangku.

Aku tertawa kecil, "Siap 86 bundakuuu, jangan cape kerja juga bun, jangan lupa makan," jawabku sambil mengambil tangannya untuk salim dan memeluknya sebelum aku masuk pengecekan tiket.

Perlahan langkah kakiku mulai menjauhi bunda hingga eskalator membawaku naik sampai bunda yang sedang melambaikan tangan sudah tak terlihat.

"Here we go again,"

Pertemuan pasti ada perpisahan, namun aku yang aku rasakan kali ini adalah perpisahan untuk pertemuan selanjutnya.

"7D, nah ini dia," gumamku lalu meletakkan koperku diatas dan duduk dengan nyaman.

Aku harus kembali ke kota rantauanku untuk bertemu orang-orang yang akan menemaniku selama pendidikan.

Ini bukan libur semester, aku hanya pulang untuk acara keluarga dan kembali lagi untuk berkuliah.

Di bagian awal aku sudah mengatakan bahwa aku adalah Mahasiswa Ilmu Komunikasi, lebih tepatnya masih berada di semester 2. Sejauh ini yang sudah aku temui ya pertemanan yang mungkin diawal sangat baik namun semakin kesini akan ada namanya seleksi alam, aku masih mengikuti dan semoga saja semakin ke depan semakin baik.

Mungkin sembari menunggu perjalananku, aku akan menceritakan beberapa hal. Bicara tentang pertemuan, tentunya di umurku ini sudah beberapa kali bertemu teman, pasangan, dan lainnya dalam hidupku.

Mungkin aku ingin bercerita sedikit tentang pasangan, sepertinya sudah tidak asing kata "hubungan tanpa status" di masa sekarang, dan hal itu sudah aku alami semasa SMP-SMA.

Bertemu dengan lawan jenis yang memiliki sifatnya masing-masing. Hubungan percintaanku tidak selalu mulus, mungkin ada beberapa cowok yang menjalani hubungan tanpa status denganku, namun tak sedikit pula yang hanya penasaran dan berakhir tidak jadi, dan pasti ada juga yang berjalan tanpa status dan berakhir menjadi teman saja.

Pertama, aku pernah menjalani hubungan tanpa status dengan seorang cowo yang merasa hidupnya amat berantakan, masalah keluarga, hidup yang tak sehat karena ia merokok, minuman keras dan hal-hal yang merusak dirinya tanpa tau batasan, tak memiliki gambaran untuk masa depannya sendiri, tidak memiliki rencana apapun untuk dirinya. Intinya semua orang yang melihatnya tidak menyukainya kecuali temannya dan aku. Walau saat denganku ia meninggalkan semua keburukannya namun ternyata itu hanya sesaat dikarenakan ia berubah karena aku, bukan dirinya sendiri. Aku mengakui, ia sangat baik padaku, tapi semakin lama menjadi hal yang toxic, dan benar saja saat tidak denganku lagi ia semakin menjadi.

Kedua, aku bertemu dengan cowok yang idaman semua orang, hanya saja ia tidak memiliki teman akibat keegoisan dirinya sendiri, pada akhirnya menjadi bumerang kepadaku yang harus menjadi pusatnya, ia bergantung apapun denganku dan akhirnya aku menyerah, karena aku merasa masih bisa mengeksplor banyak hal dan dia hanya menghambat. Ia pintar, kritis, baik, perhatian dan sifat baik lainnya namun ia terkadang tidak mau memperhatikan perasaan orang dan ternyata yang menyadari hal itu hanya orang yang dekat dengannya.

Ketiga, aku juga sudah bertemu dengan yang berbeda keyakinan, tanpa harus diperjelaskan, semua orang pasti paham, yang berbeda keyakinan itu selalu klop, hanya saja temboknya sangat besar dan pastinya akan berakhir juga.

Mungkin yang lainnya tidak jauh berbeda dengan ketiga itu, tapi kurang lebih aku sudah menjalani hubungan dengan sifat yang berbeda-beda dan berakhir pada sekarang aku tidak dekat dengan siapa-siapa tapi tidak tau kedepannya.

Paling menyulitkan adalah menjalani hubungan dengan orang yang merasa dirinya adalah masalah namun ia juga tidak mau kehilangan kita.

Karena apa? karena kita akan dibuat bingung tanpa akhir, karena ia bisa menjadi seseorang yang membuat kita sangat bahagia dan beruntung tapi terkadang juga membuat kita merasa terpojokkan dan tak diinginkan. Kita dituntut untuk terus memahami dan mengerti perasaannya tanpa tidak sedikitpun ia mengetahui perasaan kita kecuali disaat ia menahan kita untuk tetap menantinya.

Jangan menjadi seseorang yang ingin menyembuhkan orang sakit yang tidak mau sembuh, karena akhirnya kita yang ikut menjadi sakit bahkan lebih parah.

Pemberitahuan berbunyi menandakan aku sudah sampai di stasiun akhir. Aku menunggu hingga berhenti dengan sempurna lalu aku mempersiapka barang-barangku untuk turun dari kereta.

Temu.Where stories live. Discover now