SESUATU YANG ANEH

3 2 0
                                    

Rumah Kost Komplek Dosen nomer K9 kelihatan mulai hidup. Biasalah. Namanya juga hari Senin. Biasanya kan hari Senin itu memang identik dengan dimulainya segala aktivitas setelah kemaren puas weekend.

Aktivitas?

Iya. Aktivitas. Aktivitas itu kayak kerja, sekolah, kuliah, dan...

"Ah... shit!"

Re kaget setengah mati manakala diintipnya jam di kamar sebelah lewat lubang di dinding yang lumayan gede. Di situ, di kamarnya Rusdianto, Mahasiswa Kedokteran Tingkat 2, ada jam yang meski sudah lumayan hancur bentuk fisiknya, tapi tetep bisa dipake. Jarum di jam itu nunjukin waktu pukul enam lewat empat puluh lima menit.

"Jam tujuh kurang lima belas. Hufff..."

Re menghembuskan napas perlahan. Baru juga jam segitu, pikirnya. Kuliah pertama dimulai jam delapan lewat empat puluh menit. Dan itu artinyaaa... jelas dong, masih ada waktu untuk merem sekitar... nggg... satu setengah jam gitu lah.

Re merebahkan badan kembali ke kasur buluknya. Semakin banyak dipake untuk mikir, maka semakin berkurang nanti jam tidurnya, batin Re.

Tapi... tapi... seperti ada yang aneh. Re garuk-garuk dengkul. Re mencoba mengingat-ingat sesuatu yang terasa aneh pagi ini tapi Re gagal.

Lima menit kemudian...

Lepaskan Diriku-nya JRocks meraung-raung dari ponsel Re. Setengah sadar dan delapan puluh persen males Re meraih ponsel yang tergeletak tak jauh dari bantalnya.

Joe memanggil...

"Hallo..."

"Re... gak kuliah?"

Re menggeleng. Sejenak kemudian baru dia mikir; ya ampun begonya aku. Mana bisa gelenganku ini dilihat oleh Joe? Ada-ada saja!

"Re... ngorok lagi kamu?"

"Nggghhh... iya nih... eh, enggaaakkk... ini lagi nelpon." Sahut Re males.

"Oke oke... sebentar lagi aku ke kost-mu. Aku mau am..."

"APARTEMEN!"

"Aaahhh... terserah. Aku mau ambil flashdisc yang kemaren kamu bawa. File rekaman lagu baru kita ada di situ. Mau aku benerin hari ini di studionya Pak David."

"Hmmm... iya. Oke. Datang saja!"

Re menekan tanda end call.

Begitu pembicaraan gak penting itu selesai, Re misuh-misuh sendiri. Re merasa jengkel sebab jatah tidur ekstra miliknya pagi ini harus berkurang lantaran dipake nelpon sama Joe barusan.

Re ambil posisi. Ponsel tergeletak di tempat semula. Mata Re sudah merem.

Belum juga satu menit Re merem, JRocks sudah teriak-teriak lagi. Re memaki dalam hati. Diambilnya ponsel dan ditempelkannya ke kuping.

"Eh... Staples Lemper... kan aku sudah bilang... datang saja. DATANG SAJAAA. Biasanya juga gimana sih, Joe?"

"Woi... Re... belom apa-apa udah teriak aja kamu!"

Re tersentak. Wanjrottt... suara cewek!

Re melihat layar. Wirasti memanggil...

"Sori Ras, kukira si Joe. Soalnya barusan dia nelpon juga."

"Emang pas ngangkat telponku kamu gak lihat layar?"

Re menggeleng. Tuh kan bego lagi!

"Enggak!"

"Dasar!"

Re terkikik sendiri.

"Lagi di mana?"

Re garuk-garuk dengkul lagi, "Ya di kamar lah. Jam segini. Emang mau ke mana?"

"Sudah mandi?"

"Belom. Kamu kenapa sih?" Re mulai merasa jengkel.

"Ck... kok kenapa... KAMU GAK KULIAH?"

Re mengernyitkan alis. Kuliah? Kuliah apaan? "Kuliah apaan jam segini? Kelas pertama kita hari Senin kan jam delapan empat puluh?"

"Kelasnya Pak Nadeak, Dodol!"

"Apaaa?" Demi mendengar nama Pak Nadeak, badan Re langsung adem panas. Sumpah demi apa lah ya... Re bener-bener lupa kalo minggu lalu Pak Nadeak mindahin jam tayang mata kuliahnya jadi hari Senin pagi jam tujuh teng. JAM TUJUH TENG!

Re ngintip ke kamar Rusdianto lagi. Jam tujuh lewat empat menit. Gak ada harapan. Barangkali ini Pak Nadeak sedang dalam perjalanan menuju kelas. Re lemes selemes-lemesnya.

"Ras... absenin aku dong. Plis ya, Ras..."

"Mana bisa! Daftar Hadir Kuliah kan kamu yang bawa."

"Aduh... absen kolektif kan ada, Ras. Pokoknya... pokoknya... atur saja lah gimana bagusnya. Ya Ras... Plisss..."

"Nggg... aku usahain ya, Re."

"Sip. Thanks, Ras."

Percakapan selesai. Re termenung di atas kasur buluk. Mau berangkat kuliah juga sudah jelas gak keburu. Andai Re nekat, Re bakalan telat paling tidak setengah jam. Dan... telat di kelasnya Pak Nadeak itu sama saja menggali lubang kuburan sendiri. Pak Nadeak paling hobi ngusir mahasiswa yang telat. Belum lagi bonus sumpah serapah dan kultum soal disiplin yang bla bla bla dan mahasiswa masa kini yang bla bla bla.

Membayangkan itu semua, Re langsung lunglai. Ternyata... ternyata ini dia sesuatu yang aneh yang dia rasakan tadi saat hendak tidur lagi. Re garuk-garuk dengkul untuk kesekian kalinya.

[ ]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 13, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE SONG BEFORE I FADE AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang