1 - Senior High School

1.8K 70 1
                                    

Kalian pernah berfikir jika seseorang bisa mendapatkan sahabat sejati dalam dunia nyata?

Tentu bisa!

Bermula dari dua orang wanita yang berteman baik hingga dari masing-masing mereka menikah dan dikaruniai anak. Karena hal semacam itu membuat mereka saling bertemu selalu hingga kedua bayi itu juga pun sama, tak begitu sulit untuk bertemu sapa karena mereka bertetanggaan dan rumah pun saling berhadapan.

Karena obsesinya yang menginginkan anak mereka mempunyai sahabat sejati, di mulai dai orok hingga dewasa seperti ada di film-film, maka mereka putuskan untuk selalu bertemu dan tetap mempertahankan Rumah yang saling berdekatan.

Tahun demi tahun pun berlalu hingga keinginan dari kedua Ibu-Ibu itu terwujud. Dimulai mereka yang mulai memasuki dunia persekolahan, kedua anak itu saling memegang erat tangan agar mereka bisa satu sekolah.

"Pokoknya Rei mau satu sekolah sama Liam." Ujar satu bocah dengan tersenyum riang.

Tak kalah riangnya, satu bocah dihadapannya itu mengangguk semangat. "Iya! Liam juga maunya satu sekolah sama Rei dan satu meja sama Rei."

Mendengar keputusan seperti itu, siapa yang tega hatinya seperti seorang Ibu untuk menolaknya. Yang ada mereka bahagia kerna cita-citanya menjadikan mereka sahabat sejadi itu terwujud.

Lalu hari begitu cepat mengalir hingga hari tersebut pun telah mencapai tujuannya. Tak terasa kedua bocah kemarin sore itu telah menginjak fase remaja. Fase-fase dimana seorang remaja ingin melakukan hal baru dan kegiatan-kegiatan yang mampu mengasah kemapuan mereka lebih dalam.

Dibawah pohon rindang yang cukup sejuk, mereka duduk dibangku kursi taman sembari menikmati es krim yang baru saja mereka beli.

"Menurut lo, gue masih pantes gak ya pake Tas modelan Dora?" Tanya seorang Cowok berkulit Putih dengan rambut berwarna Merah gelap, yang sedang tertiup angin. Cowok itu bernama Rei dan ia masih menikmati es kirm yang sudah kandas dan menyisahkan stiknya saja. Namun karena terlalu mendalami kenikmatan hakiki dari es kirm itu membuatnya masih menjilat stik es krimnya.

Lalu seorang Cowok yang berciri-ciri tak jauh beda seperti Rei itu bernama Liam, hanya saja Cowok itu---Liam, memiliki warna rambut Hitam kelam yang sangat lembut.

"Gak sekalian pake tas dorong gambar Barbie aja?" Tanyanya dengan raut wajah heran.

Rei menggeleng. "Tapi Tas Dora imut tauk! Kayak kita-kita."

"Ya tapi tau kondisi, tau usia juga, Rei! Inget sama jembut. Gak malu lo?"

Rei mengerucutkan bibirnya dan kembali menggeleng. "Cowok imut kayak gue mana punya jembut kali! Lo juga suka liatnya, 'kan?"

Pertemanan yang sangat erat itu, dimana mereka sama-sama tahu satu sama lain apapun yang ada di diri mereka, baik luar maupun dalam. Termasuk bulu kemaluan itu sendiri.

"Bodo amat! Gue mau beli ransel warna Putih aja nanti." Putus Liam. "Lo mau samaan gak?"

"Mau, tapi mau beda warna aja deh. Warna Biru kayaknya bagus."

"Ya udah kita pulang, Mama udah nunggu nih."

Kenapa pembahasan mereka tentang Tas atau Ransel? Karena mereka kini sudah memasuki bangku SMA. Satu hal yang sudah mereka nanti-nanti dan mereka sangat antusias karena bisa memilih Sekolah impian mereka masing-masing. Tetap satu Sekolah pastinya.

Sedikit perkenalan. Rei dan Liam merupakan anak tunggal dari kedua orang tua masing-masing mereka. Sejak TK, SD, SMP, dan hingga memasuki SMA seperti sekarang pun masih selalu bersama-sama.

Mereka juga memiliki kegemaran yang sama seperti menyukai artis K-Pop, menyukai dance, menyanyi, main alat musik, makan es krim, suka Rainbow, dan masih banyak lagi yang tak bisa dijelaskan satu persatu. Namun dibalik kesamaan itu, mereka juga memiliki perbedaan yaitu sifat.

Two Cuties & Two PrincesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang