WARNING 🔞
Cerita ini unsur konten dewasa 21+ jadi bagi bocil jangan asal baca lapak konten dewasa 🔞
Cerita ini hanya fikir belangka, apabila ada bersangkutan, nama, tempat itu hanya kebetulan semata mata saja....cerita ini hanya hiburan saja oke....dan cerita ini tidak ada hubungan sama sekali kehidupan nyata !!! Cerita ini tidak ada bersangkutan dengan kehidupan nyata para tokoh cerita !!!
*** Happy Reading***
Seokjin membawa nampan berisi susu, roti untuk sarapan istrinya. Jin menaruh nampan diatas nakas meja dekat ranjang.
"selamat pagi istriku sayang" sapa Jin sambil mencium kening Jeongyeon.
"pagi sayang" balas Jeongyeon sambil memberi seuntai senyum.
"aku udah buatin susu hamil dan roti buat kamu sayang" ucap Jin senyum.
"aku gak lapar!" keluh Jeongyeon malas.
"aku suapin yah demi calon anak kita!" ucap Jin sambil elus-elus perut datar istrinya.
Jeongyeon menggelengkan kepalanya tanda menolak.
"kamu harus makan pokoknya!" Jin mengambil piring berisi roti.
"aku gak nafsu makan!" keluh Jeongyeon sambil buang muka ke samping.
Semenjak Jeongyeon dikatakan hamil oleh dokter kandungan membuat nafsu makannya hilang dan itu sangat wajar ditrimester awal kehamilan.
"aku mau makan tteokbokki yang super pedas" rengek Jeongyeon.
"tidak!" Jin memotong roti dengan pisau dan garpu diatas pangkuannya.
"ini aku lagi ngidam loh mau makan tteokbokki super pedas, masa gak dituruti!" ngambek Jeongyeon sambil melipatkan kedua tangannya didada.
"ingat gak kata-kata dokter kemarin kamu gak boleh makan pedas-pedas" ucap Jin sambil makan roti.
"ingat, tapi ak...." ucapan Jeongyeon kepotong.
Jin langsung mencium bibir istrinya dengan paksa agar Jeongyeon membuka mulutnya, namun Jeongyeon masih menutup mulutnya karena dia kaget diserang suami dadakan itu.
"ayok, sayang buka mulutnya biar roti ini bisa ke perutmu" batin Jin sambil mencium bibir istrinya.
Jeongyeon memberontak sambil pukul-pukul dada suaminya agar Jin segera melepaskan ciumnya, namun sayang Jin justru memeluk istrinya dengan erat.
Jeongyeon akhirnya menyerah dan membuka mulutnya sehingga Jin sangat mudah untuk memasukkan roti kedalam mulut Jeongyeon, dan Jeongeon sangat terpaksa menelan roti itu menuju perutnya.
"curang!" kesal Jeongyeon sambil memanyunkan bibirnya.
"biarin, mau aku suapin pakai mulut atau pakai garpu sayang?" ucap Jin sambil memotong roti.
"aaarrrggghhhh!" rintih Jeongyeon sambil pegang kedua buah dadanya.
"ada yang sakit? Ayok kita ke dokter sayang?" panik Jin sambil naroh piring diatas nakas.
"payudara aku nyeri!" rintih Jeongyeon.
"dibuka saja sayang piyama dan bra nya biar kamu gak kesakitan lagi" ucap Jin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife, My Queen.
Fanfiction"aku, kamu menjadi satu" Jeongyeon. "kamu istriku, ratuku" Jin. WARNING 🔞 Cerita ini unsur konten dewasa 21+ jadi bagi bocil jangan asal baca lapak konten dewasa 🔞