3 - #NoMoreBullying

64 5 0
                                    

Aku berjalan menuju kafeteria. Kutundukkan kepalaku karena kusadari bahwa aku dihujani oleh sejuta tatapan mata yang ditujukan kepadaku. Entah mengapa mereka menatapku dengan sinisnya.

Entah apa yang mereka inginkan dariku. Setiap hariku dipenuhi oleh sindiran dan tatap mata orang-orang.

Aku duduk di meja yang paling jauh dari kerumunan. Dengan kepala tertunduk, aku mengunyah sesuap nasi dari piringku.

Lalu tiba-tiba saja, seorang gadis berteriak, "Hei, lihat ini." Ia melempar sebutir telur dan mendarat tepat di kepalaku. Bisa kuterima jika ia melempar telur matang, tapi yang ia lempar adalah telur mentah sehingga semua isi telur itu membasahi rambutku.

Bagus sekali, pikirku.

Aku mengangkat wajahku dan memandang ke arah gadis yang melempar telur itu.

"Apa lihat-lihat?" tanya gadis itu sambil berjalan menuju mejaku bersama 'geng'-nya.

Aku tidak mengalihkan pandanganku dan masih memandang gadis itu.

"Lihat makhluk ini. Berani-beraninya dia memelototiku seperti ini."

Aku bahkan tidak menyadari bahwa aku memelototinya sedari tadi. Akhirnya kutundukkan kembali wajahku dan menyiduk nasi dengan sendokku. Namun sebelum aku bisa menyuap, gadis tadi sudah menyambar sendokku dan membuangnya ke lantai.

Aku ingin bangkit dan pergi dari tempat itu juga, tapi gadis itu menjambakku. "Mau kemana? Ayo, lanjutkan. Lanjutkan memelototiku seperti yang tadi kau lakukan."

Aku ingin marah. Sungguh aku ingin membentak. Aku ingin mencacimakinya. Aku ingin berteriak di telinganya bahwa aku tidak ingin diperlakukan seperti ini.

Tapi aku pengecut. Kudapati diriku hanya diam dan terus dipermalukan oleh mereka. Kudapati diriku yang terus ditertawakan oleh orang di sekitarku. Kudapati diriku mencacimaki diriku sendiri dalam hati.

Untungnya seorang lelaki datang menghampiriku dan menarikku dari kerumunan yang begitu kejam.

Kenangan itu kembali muncul ketika kudapati aku disudutkan oleh para rekan kerjaku.

"Heh, bocah cengeng. Apa yang kau lakukan dengan Kak Dhika tadi?" tanya Chika, pemimpin dari mereka.

Lagi-lagi, tentang Kak Dhika. Ya, memang Kak Dhika mungkin adalah satu-satunya orang di dunia ini yang benar-benar menganggapku ada. Dia adalah orang yang sedari dulu menolongku saat kuliah jika para bully datang. Jadi wajar saja jika aku sering berbincang dengannya. Kami memang cukup dekat.

Meski Kak Dhika adalah orang yang mendatangkan kebahagiaan bagiku, ia juga orang yang mendatangkan bencana bagiku. Karena dia, para gadis-gadis yang bahkan sebenarnya tidak pernah dilirik Kak Dhika (begitu kata Kak Dhika padaku), sering menyerbu.

Chika menuang kopinya ke baju putihku. Bajuku yang semula putih kini menjadi coklat karena wanita ini. "Jawab selagi aku masih berbuat baik padamu." ucap Chika.

Lagi. Perasaan yang sama seperti dulu muncul. Aku ingin berteriak. Aku ingin marah. Aku ingin membentak.

Dan kali ini, aku benar-benar melakukannya. "Apa maumu?" aku berteriak sekuat tenaga di depan wajahnya. "Apa salah bagiku berbincang dengan Kak Dhika? Jika kalian memang menyukainya, berusahalah untuk berbincang dengannya dan bukannya malah membully orang yang bisa dekat dengannya!"

Chika hanya menatapku layaknya aku sudah gila dan pergi sambil menghentakkan kakinya.

Lega. Sungguh lega. Bisa berteriak seperti itu sungguh melegakan. Tak kukira bahwa angkat bicara ternyata bisa sungguh melegakanku. Selama ini aku takut, tapi tidak lagi. Inilah titik perubahanku. Aku bukanlah Laila yang dulu lagi. Aku sudah berubah.

Memang semenjak aku bertemu lelaki misterius itu sebulan yang lalu, aku mulai berubah. Hebat juga efek lelaki itu. Meski kami baru bertemu waktu itu, aku sudah mulai sedikit berubah karenanya.

Tapi, aku belum belum lagi bertemu dengan lelaki itu sejak kejadian di tebing. Yah, bukannya aku mengenalnya cukup lama atau apalah. Hanya saja, jika aku dapat bertemu kembali dengannya, mungkin ia bisa mengajariku lebih banyak hal.

"Keren juga kau. Bisa menghadapi wanita segarang itu," kudengar seseorang berkata.

Aku mengenal suaranya. Itu adalah suara yang menolongku sebulan yang lalu. Suara sama yang berhasil membuatku berubah.



A.N//kyaaaa. halo halo! udah lama ga update ya author ini:") maap deh ya:") sibuk abiez:") ini sebenernya draft udah lama, cuma baru di selesaiin baru-baru ini jadi ya gitu lah. ceritanya edisi #NoMoreBullying. Semoga bullying di negara kita berkurang yaaa <3

Jangan lupa kalo suka kasih feedback & vote ya< 3

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 12, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Set Me Free (rewrite)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang