Part 1 : Akhir Dari Segalanya

994 102 7
                                    

Pranpriya menahan rasa geram saat Lalisa di dalam Novel yang ia baca itu selalu saja bertingkah centil dan menggoda agar Joshua dapat bersamanya, Pranpriya bahkan tak abis pikir kenapa bisa Lalisa di dalam Novel ini mempunyai karakter yang sangat menjijikkan? Rasanya ia ingin melepaskan satu tinjuan ke arah Lalisa karena menjadi begitu menyebalkan.

Waktu demi waktu berlalu saat Pranpriya membaca Novel keluaran terbaru dari RJ, ia bahkan tak merasa bahwa hari sudah hampir malam karena keasikan membaca Novel, ia melirik arloji di tangannya sudah hampir jam 6 sore, ia bangkit dari duduknya karena perpustakaan kampusnya sebentar lagi akan di tutup, waktunya pulang.

Ia memakai ranselnya dan memasang headphone berjalan menuju halte bus sambil membaca Novel yang belum selesai ia baca itu, sambil mendengarkan lagu ia begitu asyik membaca hingga merasakan perasaan campur aduk, sampai-sampai Pranpriya tidak mendengarkan sebuah mobil melaju kencang ke arahnya membunyikan klakson berkali-kali.

Tin...Tin....

"Sialan, Lalisa!" Umpatnya kesal dalam hati kala karakter Lalisa itu kembali menggoda sang pemeran utama.

Sampai dalam hitungan detik, dentuman keras saat mobil tadi menabrak Pranpriya, buku Novel nya pun terlempar beberapa meter bersamaan dengan tubuhnya yang juga jatuh di tanah dengan keras, Pranpriya meringis kesakitan dengan darah yang sudah mengucur di kepala, hidung dan telinganya, Pranpriya pikir ini adalah akhir dari hidupnya.

Ia menatap Novel yang ia baca untuk terakhir kali, sebuah senyuman simpul saat halaman terakhir Novel itu bertuliskan satu kalimat yang samar-samar dapat ia baca.

"Don't ask why it has to be you, just stay with me"

-

Seorang wanita cantik terbangun dalam tidur nyenyaknya, ia mengucek matanya pelan karena merasakan pusing luar biasa, badannya bahkan terasa sangat pegal entah karena apa. Ia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing, ia terdiam sejenak berusaha mengerjab, sepertinya dia mimpi.

"Apa aku sedang mimpi? Aku tidak kenal tempat ini." Ujarnya pelan, ia perlahan mendudukkan dirinya dan menyandarkan tubuhnya pada Headboard ranjang sambil masih mencerna sebenarnya apa yang terjadi.

"Ini sangat mewah." Gumamnya pelan, ia mengusap-usap wajahnya dan mulai bangkit dari ranjang, ia mengitari ruangan yang sangat besar di bandingkan kamar miliknya, kamar yang berdominan peach dan putih ini terlihat sangat girly daripada
kamarnya yang dominan abu-abu.

Pranpriya lalu menatap dirinya di cermin, ia sedikit terkejut, meskipun wajahnya tidak berubah tetapi rambut nya menjadi sangat panjang sekarang berwarna gelap, berbeda jauh dari dia di dunia nyata yang mempunyai rambut sebahu. Bahkan jika boleh jujur dia lebih terlihat sangat cantik disini, ia sesekali mencubit pipinya berusaha menyandarkan dirinya.

"Aw!" Ia meringis, rasanya sangat sakit, jantungnya mulai berdebar cepat, jangan bilang dia berada di dimensi waktu yang berbeda? Tapi, apa mungkin hal begitu benar ada?

Pranpriya kembali mencoba mencubit pipinya sendiri dan lagi-lagi ia merasa sakit, ia lalu melihat tubuhnya di cermin, ini seperti bukan dia! Pranpriya bahkan tak pernah memakai lingerie saat dia tertidur! Kulitnya bahkan sangat mulus dan seputih susu, hei! Dia lebih mirip barbie daripada di dunia nyata.

"Apa ini? aku ada dimana? bukannya aku kecelakaan?" Paniknya kebingungan, ini semua tidak masuk akal.

"Lalisa sayang, kamu sudah bangun?"

Suara ketukan pintu kembali menyandarkan Pranpriya dari keterkejutan, ia tersendak sendiri salivanya saat mendengar panggilan seseorang dengan nama yang begitu.... Familiar?

Moonlight - Jenlisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang