Part 3 : Seribu Pria

565 114 16
                                    

Selama di kampus, Lalisa selalu mengikuti Jennie kemana pun, bahkan sekarang mereka berada di cafetaria kampus, semua orang menatap mereka berdua kebingungan karena Lalisa dengan senang hati selalu mengikuti Jennie dengan wajah yang berseri-seri, sedangkan Jennie yang terlihat acuh namun beberapa kali berhenti dan menatap Lalisa tak suka.

Anak-anak kampus sedaritadi berbisik-bisik, mereka pikir akan ada pertengkaran yang sebentar lagi terjadi antara mereka berdua, mereka pikir bahwa Lalisa akan mencari masalah pada Jennie, tapi yang mereka herankan adalah kenapa Lalisa terlihat begitu bahagia? Ia tidak terlihat seperti orang yang akan mengajak Jennie untuk bertengkar.

"Kau gila? Semua anak kampus menatap ke arah kita, sebenarnya apa yang kau inginkan?" Kesal Jennie, ia menaruh kasar makanannya di meja, Lalisa benar-benar menguji emosinya hari ini.

"Kan sudah aku bilang aku ingin berteman denganmu." Jawab Lalisa santai, ia tersenyum simpul. Ia melihat sekeliling banyak anak-anak kampus yang berbisik-bisik.

Mereka langsung berhenti saat Lalisa menatap mereka, ia sebenarnya dengar beberapa hal yang menjadi topik panas hari ini, yaitu Lalisa menjadi pelacur demi mendapatkan Joshua.

Lalisa memutar bola matanya saat mendengar itu, tapi ia tak peduli saat ini ia lebih ingin berteman pada Jennie daripada harus mengejar-ngejar Joshua, lagipula Joshua benar-benar bukan tipenya sama sekali, Lalisa lebih suka wanita cantik.

Eh

"Jujur saja, kali ini apalagi rencanamu? Lalisa, aku benar-benar sudah muak padamu, ingat sampai kapanpun Joshua tak akan pernah menjadi milikmu. Jadi, menjauhlah!" Seru Jennie yang terdengar di seluruh cafetaria, ia benar-benar muak akan pada Lalisa, mana mungkin Jennie bisa di bodohi dengan alasan dia tak ingin lagi pada Joshua?

"Jennie, dengar, aku benar-benar sudah melupakan Joshua. Dia bukan tipeku sama sekali." Jawab Lalisa santai, semua orang kembali riuh berbisik-bisik mendengar jawaban Lalisa.

Banyak yang bilang kalau Lalisa munafik, karena tak mungkin seseorang berubah dalam satu malam dimana sebelumnya ia mencoba menggoda Joshua di bawah pengaruh alkohol.

"Mungkin dia malu karena sudah di tolak mentah-mentah oleh Joshua semalam"

Bisik orang-orang, lagi-lagi Lalisa memutar malas bola matanya, tetapi ia memilih menikmati makan siangnya daripada harus mengurusi omongan-omongan tak bermutu dari mulut-mulut mereka.

"Karena kau tidak berhasil menggoda Joshua semalam?" Sinis Jennie, ia bahkan sudah tidak dalam mood untuk memakan makan siangnya.

"Terserah saja, yang penting sudah aku bilang Joshua bukan tipeku sama sekali dan aku sudah melupakannya. Semalam itu kesalahan, aku tidak bodoh lagi seperti dulu, masih banyak pria diluar sana yang ingin denganku." Lalisa meletakkan sumpitnya di samping mangkoknya, ia menatap serius Jennie.

Mungkin memang Jennie susah percaya pada Lalisa sekarang, dan tidak mungkin juga kan Lalisa bilang kalau sebenarnya dia ini bukan Lalisa? Mungkin dia akan benar-benar di anggap gila pada orang-orang.

"Baby.."

Joshua datang tiba-tiba memeluk Jennie dari belakang, melihat adegan itu Lalisa memutar bola matanya malas, entah sudah berapa kali hari ini ia melakukan itu. Jennie tersenyum dalam hati, ia tau semua ini hanya akal-akalan Lalisa yang berkata sudah tak suka lagi pada Joshua, buktinya responnya sekarang membuktinya kalau dia masih ada rasa.

"Hai, bagaimana kelasmu hari ini? Sini duduk di sampingku." Jennie mengusap pelan lengan Joshua di lehernya, Joshua mengecup pelan pipi Jennie lalu mulai duduk di samping Jennie.

Moonlight - Jenlisa Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang