"Roome, ini semua maksudnya apa?" tanya Chezya bingung, sambil menatap Roome yang sedang mengenakan peci hitam. Ia mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Tanpa bermaksud merendahkan harga diri aku." Roome berkata dengan nada datar, matanya m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't forget to follow my wattpad account :)
❤︎❤︎❤︎
Prolog
Roome Kalingga, penguasa kampus dengan senyum sinis dan tatapan tajam, selalu merasa dirinya di atas angin. Pernah, ia menolak ide proyek kelompok hanya karena menurutnya ide tersebut 'bodoh', lalu mengerjakannya sendiri dan tetap mendapatkan nilai sempurna, membuat anggota kelompok lainnya menggerutu kesal. Kejadian ini hanya satu dari sekian banyak contoh arogansi Roome. Namun, hampir semua gadis di kampus tergila-gila padanya.
Memang, Roome tampan. Rambutnya yang terlihat acak-acakan, senyum yang mampu membuat jantung berdebar, dan suara baritone-nya saat membawakan berbagai jenis lagu di band kampus, membuatnya menjadi idola.
Kemampuannya memainkan gitar dan drum juga tak perlu diragukan. Ia bahkan pernah menolak tawaran menjadi model untuk sebuah majalah fashion ternama, lebih memilih fokus pada hal yang ia sukai. Namun, di balik pesona dan bakatnya, tersimpan sisi gelap yang tak banyak orang ketahui.
Lahir dari keluarga konglomerat, Roome hidup bergelimang harta. Kemewahan itu, sayangnya, tak membuatnya rendah hati. Ia dikenal galak, bahkan kejam—pernah ia terlibat perkelahian di sebuah klub malam dan membuat hidung lawannya patah. Egois dan sombong, ia hanya memiliki sedikit teman. Hanya Sakti dan Jino, dua sahabat yang sama gilanya dengannya, yang masih bertahan di sisinya.
Ketiganya membentuk trio RSJ—Roome, Sakti, dan Jino—yang terkenal di kampus karena aksi-aksi nekat mereka. Sebagai anggota geng motor Auberon, mereka sering memenangkan balapan liar di jalanan kota, bahkan pernah menantang polisi dalam sebuah kejar-kejaran yang menegangkan.
Namun, semua keangkuhan Roome akan teruji ketika ia bertemu dengan seorang gadis yang berani menentang kekuasaannya. Gadis itu adalah Chezya Chalondra.
Roome, mahasiswa Manajemen Bisnis, tidak pernah menyangka bahwa Chezya—seorang mahasiswi Sastra Inggris akan menjadi satu-satunya perempuan yang mampu membuat hidupnya berantakan. Mereka adalah dua kutub yang bertolak belakang. Di mana ada Roome dan Chezya, di situ ada pertengkaran.
Pertengkaran mereka berawal dari sebuah insiden di jalan raya. Roome, yang sedang kebut-kebutan di jalan, hampir menabrak sepeda Chezya, hingga menyebabkan gadis itu terjatuh.
"Awww!"
"Lo gapapa?" tanya Roome acuh tak acuh, tanpa berniat membantu Chezya berdiri.
"Kamu buta, ya? Kamu nggak liat gimana keadaan aku?" sengitnya, menahan sakit saat ingin berdiri.
"Keadaan lo baik-baik aja. Cuma luka kecil doang," jawab Roome santai, seraya memandang luka di lutut Chezya.
"Hati-hati kalo bawa motor. Ini tuh jalan raya, bukan track balap," omel Chezya, sambil membenarkan letak sepedanya dan membersihkan kerikil yang menempel di lututnya.