"This feeling.....
Tok tok tok
Viona menghela napas saat membuka pintu dan melihat wajah bosnya, meskipun sudah sering tapi bertemu atasan pada pukul Sembilan pagi di hari libur tentu tidak akan pernah menjadi hal yang menyenangkan baginya. Gadis itu menaikkan sebelah alis sambil menatap tajam pria dihadapannya, menanyakan apa maksud pria itu mengganggu hari liburnya yang berharga.
Yang ditatap hanya mengedikkan bahu cuek lalu melangkah masuk tanpa rasa bersalah, mengabaikan orang yang menatapnya dengan kesal didepan pintu "ayo nonton" ajaknya pendek, lalu duduk disofa ruang santai dan menghidupkan televisi sambil membuka toples makanan ringan yang tersedia dimeja didekatnya.
"saya ga tau udah bilang kayak gini berapa kali, tapi ini hari libur pak"
"jadi? aku ga datang sebagai bos mu tuh, aku datang sebagai temen yang ngajak temennya nonton"
"aku ga mau nonton, aku mau santai-santai seharian. Dan yang paling penting, aku ga mau liat kakak hari ini" viona berjalan mendekat dan berdiri tepat dihadapan pria tersebut
"kalau gitu, saya datang sebagai bos kamu"
"ini hari libur"
"anggap aja kamu lembur" pria itu mengalihkan pandangannya dari televisi dan mendongak untuk menatap wajah kesal gadis didepannya. Gadis itu tampak ingin mencekiknya.
"kak, aku ada salah apa sih sama kakak sampe kakak gini banget ke aku?" keluh gadis itu sambil mengambil duduk di sebelah pria tersebut dan menatap pria tersebut masih dengan tatapan yang mengisyaratkan rasa ingin mencekik pria menyebalkan disebelahnya
"oh kamu ngomong santai, berarti sekarang role kita udh jadi sesama temen lagi?"
Viona berdecak lalu menghela napas, entah sudah berapa kali dia menghela napas selama lima menit sejak kedatangan pria disebelahnya. "pokoknya aku ga mau keluar, kakak pulang aja sana"
"kalau gitu aku main dirumahmu sampe nanti malem"
"AARRGGHHH" viona berdiri sambil mengerang frustasi karna tau ucapan itu pasti akan terjadi seandainya Viona tidak melakuan permintaannya.
pria itu dengan santai merebahkan diri di sofa dan menatap viona dengan pandangan mengejek, tau bahwa gadis itu tidak akan mengabaikan ajakannya meskipun kesal setengah mati.
Lihat! Gadis itu sudah melangkah masuk ke kamarnya, menatap jam dipergelangan tangannya, pria itu bergumam "hmmm..... lima belas menit, berarti sembilan lewat dua puluh tujuh"
Viona masuk ke kamarnya dan membanting pintu, menumpahkan kekesalannya pada pintu kamarnya yang tidak bersalah. Gadis itu membuka lemarinya dan menatap sejenak isi lemarinya, mencari pakaian yang cocok untuk dipakai saat ini, pilihannya jatuh pada touser shorts warna putih tulang dan tanktop berwarna senada dipadukan dengan outer biru muda, sneakers putih dan tas selempang putih tulang, make up tipis dan ponytail. Mengambil permen tangkai diatas meja riasnya dan segera keluar menemui pria yang dengan tidak sopan memaksanya keluar dihari liburnya.
Aneh memang, karena meskipun kesal setengah mati, gadis itu tetap melakukan apa yang pria itu inginkan, selama bertahun-tahun seperti itu, dan selalu begitu. Viona berdiri didepan sofa tempat Dhika merebahkan diri, pria itu tertidur. Cuma 15 menit, viona hanya meninggalkannya selama 15 menit, dan pria itu sudah tertidur.
Gadis itu berjongkok, menatap wajah orang yang dengan tidak sopannya menyelonong masuk ke rumahnya beberapa menit lalu, memaksanya keluar, dan kini tidur tanpa rasa bersalah,"apa tidurnya bermasalah lagi?" gumamnya pelan, gadis itu hanya memperhatikan wajah terlelap itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
To Hold U
Romance"Pergi sejauh mungkin, jangan pernah berbalik, jangan pernah kembali"