Pulang sekolah Anin mampir ke sebuah supermarket untuk membeli sesuatu. Dari minggu lalu keinginannya itu belum sempat terpenuhi, dengan keberaniannya dia pergi seorang diri meski sebenarnya masih merasa takut kemana mana sendirian.
Anin mendorong troli belanjaan menuju stan makanan ringan. Stok di rumah sudah habis, biasanya Erlan yang suka stok banyak, tapi sekarang? Semenjak pisah rumah sementara waktu perlahan berubah.
Belum cerai bukan berarti memutuskan tali hubungan, bahkan Erlan masih ingin tetap mempertahankan pernikahannya, apapun keadaanya sekarang, Anin tetap istri satu satunya.
Bruk.
Anin tak sengaja menubruk seseorang, sampai belanjaan orang itu berjatuhan di lantai. "Ya ampun! Maaf maaf, saya gak liat." Anin memunguti barang yang jatuh mengumpulkannya di kedua tangan.
"Ini barangnya, maaf sekali udah bikin--," ucapannya terhenti kala melihat siapa orang tersebut.
Orang itu ternyata, Raksan?
Yang Anin tau Raksan itu anak SMA Perkasa yang katanya jahat melebihi iblis, Lexa pernah bilang kalo Raksan naksir berat dengan Anin, info yang tidak sengaja tersebar dari orang orang sekitar.
Anin pun sedikit menundukkan kepalanya seraya menyerahkan barang milik Raksan. "I-ini, maaf."
"Hm makasih, Anin?" Raksan memiringkan kepala menatap wajah cantik Anin yang menunduk.
Saat hendak berbalik meninggalkannya, dengan cepat Raksan mencekal pergelangan tangannya lumayan keras. "Lo mau kemana? Urusan kita belum selesai."
"L-lepas! Gue harus pulang!" Anin ketakutan.
"Biar gue yang antar lo pulang ya?"
"Enggak! Gue bisa pulang sendiri!" tolaknya.
"Lo berani nolak?" Raksan mengangkat dagu Anin tersenyum smirk. "Lo harus pulang ke rumah gue sayang."
"Gak! Jangan harap!" Anin melepaskan jari tangan Raksan dari dagunya.
"Cih! Sok jual mahal banget jadi cewek!" Raksan berdecih kasar. "Giliran gue gilir baru tau rasa lo!"
Tangan Anin bergetar dan berkeringat dingin, jujur takut sama orang seperti Raksan ini.
"Gue harus pergi." namun sialnya Raksan menahannya lagi, kali ini cekalan tangannya lebih sakit, tangannya sampai merah.
"Gak segampang itu Anin, lo udah ngusik gue, lo harus tanggung jawab!"
"Orang aneh! Lepasin gue gak!" paksa Anin menarik tangannya.
"Gak akan gue lepas sebelum lo jadi pacar gue!"
"Gak mau dan gak akan pernah! Pliisss! lepasin gue! Gue harus pulang!" mohon Anin.
"Iya pulang, pulang ke rumah gue kan hm?" Raksan menjawil hidung Anin.
"Apaan sih! Enggak ya!" tepisnya.
Raksan berdecak mendapat penolakan lagi dan lagi yang keluar dari mulut Anin. "Udah, sekarang lo ikut gue! Gue janji bikin lo seneng disana!"
YOU ARE READING
ERLANGGA | END
Teen Fiction‼️ FOLLOW DULU SEBELUM BACA ‼️ Sesama anak tunggal kaya raya yang di satukan dalam sebuah ikatan sakral? *** "Lo nyuruh gue buat berhenti ngerokok? Berati bibir manis lo itu siap jadi pengganti rokok gue." "Satu hal lagi, gue gak suka penolakan!" I...