2.

15 0 0
                                    

Di dalam mobil, Jeongwoo yang selalu ceria membuka pembicaraan sambil melihat kakaknya, Chanyeol. "Bang, kita langsung pulang nih? Gak pergi dulu ke mana-mana? Ke mall gitu, atau nggak makan di McD. Laper nih! Iya kan, Kak?" tanyanya sambil menoleh ke Fieonnie, pacar Chanyeol.

Chanyeol melirik ke Fieonnie dari kaca spion sambil tersenyum, "Gimana, Bi? Mau pergi gak?" tanyanya lembut.

Fieonnie mengangkat bahu sambil tersenyum manis. "Ya, boleh aja sih. Lagian hari ini aku nggak sibuk, kok. Kamu juga nggak sibuk kan, Yeol?"

Chanyeol mengerutkan dahi sedikit, berpikir sejenak. "Hmm, gimana ya...," gumamnya pelan. Namun, melihat senyum Jeongwoo dan tatapan lembut Fieonnie, dia tak bisa menolak. "Ya udahlah, demi kalian. Kerjaannya nanti aja!" katanya akhirnya sambil mengangguk.

"Yeyyy! Makasih, abang paling ganteng!" seru Jeongwoo senang, melompat kecil di tempat duduknya.

Chanyeol tertawa sambil menggelengkan kepala. "Ada maunya dibilang ganteng. Coba aja nggak ada maunya, pasti nggak dipuji," candanya. Fieonnie, yang duduk di kursi depan, hanya tersenyum sambil menahan tawa melihat tingkah kakak beradik itu.

Sesampainya di mall, Fieonnie dan Jeongwoo langsung bergegas turun dari mobil dan berjalan lebih dulu, meninggalkan Chanyeol yang tertinggal di belakang.

"Ehh, jangan ninggalin gue, dong!" seru Chanyeol sambil setengah berlari menyusul pacar dan adiknya. Mereka bertiga kemudian naik ke lantai tiga, tempat area bermain berada.

Namun, di tengah area bermain, Chanyeol mengernyitkan dahi. "Katanya laper, kenapa main dulu?" tanyanya, sedikit bingung.

Jeongwoo dengan cepat menjawab sambil tersenyum lebar, "Main dulu, Bang! Nanti, habis main, baru kita makan. Oke kan, Kak?" katanya, melirik Fieonnie yang langsung mengangguk setuju.

"Baiklah, mau main apa dulu nih?" tanya Chanyeol, masih merasa sedikit kalah dengan energi adiknya.

Jeongwoo menunjuk ke sebuah mesin permainan Pump It Up, sebuah permainan tari yang bisa dimainkan dua orang. "Aku mau main ini, Kak!" katanya penuh semangat.

Chanyeol mengangkat alis. "Tapi itu kan cuma bisa main berdua, gak bisa bertiga. Jadi aku nggak bisa ikut?" tanyanya sedikit kecewa, berharap bisa bermain dengan mereka.

Jeongwoo tertawa kecil sambil melambaikan tangan. "Gak usah ikut, Bang. Kita aja yang main, ya, Kak?" jawabnya sambil menarik tangan Fieonnie.

"Yah, iya deh. Kalian aja yang main," kata Chanyeol pasrah, meskipun sebenarnya dalam hatinya dia ingin juga bermain bersama Fieonnie.

Saat melihat mereka bermain, Chanyeol hanya tersenyum. "Kapan-kapan mainnya jangan ajak Jeongwoo, deh. Biar aku bisa main berdua sama Fieonnie," gumamnya pelan, menghibur diri.

Setelah lelah bermain, akhirnya mereka bertiga pergi makan bersama di McD, seperti yang dijanjikan. Suasana penuh canda tawa dan cerita, namun karena hari mulai larut, mereka memutuskan untuk pulang setelah makan.

Sesampainya di depan rumah Fieonnie, suasana di mobil terasa hangat namun lelah. Jeongwoo sudah tertidur di kursi belakang, tubuhnya bersandar dengan posisi yang tampak nyaman. Chanyeol menghentikan mobil dan menoleh ke arah Fieonnie.

"Mau mampir dulu gak, yang?" tanya Chanyeol sambil tersenyum.

Fieonnie menggeleng lembut sambil melirik ke arah Jeongwoo di belakang. "Nggak, deh. Kasian, Woopy udah tidur. Dia pasti capek banget," jawabnya sambil tersenyum lembut.

 Dia pasti capek banget," jawabnya sambil tersenyum lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Chanyeol mengangguk, lalu berkata, "Oh, yaudah. Titip salam buat Bunda ya. Hati-hati di jalan, kalau udah sampai rumah kabarin aku."

Sebelum turun dari mobil, Fieonnie menoleh ke kursi belakang dan mencium pipi Jeongwoo dengan penuh kasih. "Aduh, Woopy kalau tidur imut banget sih," gumamnya sambil tersenyum. Namun, Chanyeol yang melihat itu langsung memasang ekspresi cemberut.

"Yang... abang nggak dicium juga nih?" goda Chanyeol sambil menunjuk pipinya dengan gaya manja.

Fieonnie tertawa kecil. "Kok abang cemburu sih? Kan tadi bilang jelek," balasnya sambil mengerling jahil.

Chanyeol memajukan bibirnya, memasang wajah pura-pura kesal. "Huh, kan tadi becanda. Ayang harus cium juga nih, biar nggak ngambek," jawabnya sambil memajukan pipi.

Fieonnie mengalah dan mencium bibir Chanyeol sekilas, membuat wajah Chanyeol langsung berubah ceria. "Udah ya, jangan ngambek. Makin jelek tau kalau ngambek terus," goda Fieonnie sambil tertawa.

Chanyeol, dengan gaya usilnya, berbisik di telinga Fieonnie, "Lain kali, ciumnya yang lama ya, yang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chanyeol, dengan gaya usilnya, berbisik di telinga Fieonnie, "Lain kali, ciumnya yang lama ya, yang."

Mendengar itu, Fieonnie langsung mendorong bahu Chanyeol dengan pelan. "Apa sih! Ada Jeongwoo, jangan macam-macam, ya," katanya sambil tertawa malu.

"Berarti kalau nggak ada Woopy boleh dong?" goda Chanyeol lagi.

Fieonnie tertawa kecil sambil menggelengkan kepala, namun sebelum ia bisa menjawab, terdengar suara menguap panjang dari Jeongwoo di kursi belakang.

"Huaaammmm...," suara ngantuk Jeongwoo terdengar.

"Yaudah, aku turun dulu ya. Kasian Woopy, makin ngantuk," kata Fieonnie sambil membuka pintu mobil. "Bye, Bi. Love you," ucapnya sambil melambaikan tangan.

"Love you too, yang. Hati-hati ya," balas Chanyeol sebelum menutup pintu mobil. Fieonnie tersenyum hangat, lalu melangkah masuk ke rumahnya.

Chanyeol menatap kearah Fieonnie sampai ia menghilang di dalam rumah, lalu menyalakan mesin mobildan tersenyum. 






Mohon maaf ya kalau ada kata kata yang masih typo....
Jangan lupa vote dan komen ya, aku masih butuh kritikan, saran/ide dari kalian biar aku tau kesalahan aku dimana,
Semoga kalian suka dengan cerita aku........


Terimakasih☺☺☺☺☺☺


2Park🐯🐺Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang