1. Perpustakaan.

124 18 2
                                    

   Illybra Dizifranata, gadis mungil itu melangkahkan kakinya ke arah perpustakaan setelah membeli air mineral dan sebungkus roti. Kepalanya menjembul dari pintu perpustakaan mata hazelnya menangkap seseorang yang sedari tadi di carinya. Lalu kaki Illybra kembali melangkah dan berdiri di hadapan laki-laki yang sedang fokus membaca buku, membuat laki-laki itu mendoangakkan kepalanya saat merasa ada seseorang yang berdiri di hadapannya.

"Hai Ali," sapa Illybra dengan cengirannya, membuat laki-laki berseragam rapi dengan name tag Ali Scorpiontara Devandra memutarkan bola matanya malas.

"Mau apa lo?" tanya Ali matanya melirik Illybra jengah.

"Boleh duduk dulu gak sih?" Illybra duduk di kursi samping Ali menatap Ali yang sedang fokus membaca buku.

"Mau apa?" tanya Ali lagi.

"Mau jadi pacar Ali. Ayo pacaran, Li," jawab Illybra yang membuat Ali menatap kesal Illybra yang sedang tersenyum, matanya beberapa kali berkedip

"Gak!" Ali kembali membaca bukunya,  membuat Illybra mengerucutkan bibirnya.

"Ali kenapa sih gak pernah mau jadi pacar Lybra? Lybra, tau sih Lybra gak pinter-pinter banget kaya Ali, tapi Lybra rasa, Lybra not bad. Gak buruk-buruk banget juga buat jadi pacar seorang Ali Scorpiontara Devandra," ucap Illybra panjang lebar. Ali memutar badannya menghadap Illybra, "Enggak!" ucap Ali yang membuat Illybra berdecak sebal.

"Lo mending udahin perjuangan lo buat dapetin gue karena gue gak mau jadi pacar lo. Walaupun ribuan permintaan lo buat minta gue jadi pacar lo. Jawaban gue cuma satu. Enggak!" Ali kembali sibuk membaca bukunya.

"Kalo Lybra masih mau berjuang gimana?" tanya Illybra yang membuat Ali membuang nafasnya kasar,"Seterah lo!" Ali bangkit dari duduknya meletakkan kembali buku yang sedari  tadi dibacanya di tempatnya.

"Oh ya ini roti sama air mineral buat Ali dimakan ya." Illybra menyodorkan roti dan air mineral kepada Ali.

"Makasih." Ali menerima pemberian Illybra setelah itu melangkah menuju penjaga perpustakaan. Lalu meletakkan roti dan air mineral di meja penjaga perpustakaan.

"Dimakan ya Bu," ucap Ali setelah itu melenggang pergi meninggalkan Illybra yang sedang memasang wajah sebal. Bagaimana tidak? Roti dan air mineral pemberiannya diberikan pada penjaga perpustakaan.

   Illybra keluar dari perpustakaan menyamakan langkahnya dengan Ali.

"Ali, kenapa di kasih ke penjaga perpustakaan sih, kan Lybra beli buat Ali," ucap Illybra kakinya terus melangkah mengikuti langkah kaki Ali.

"Lo udah kasih ke gue kan? Ya jadi seterah gue dong mau diapain mau di kasih ke siapa kan lo udah kasih ke gue," jawab Ali yang membuat Illybra berdecak sebal.

"Iya tapi gak dikasih ke orang juga kali. Dimakan kek, ngga ngehargain banget," omel Illybra kakinya tetap melangkah mengikuti Ali.

"Bodo amat!" ucap Ali acuh kakinya tetap melangkah.

"Mau kemana?" tanya Illybra saat Ali melewati kelas mereka.

"Kantin," jawab Ali singkat kakinya tetap melangkah diikuti Illybra.

"Ikut." Illybra sedikit berlari menyamakan langkahnya dengan Ali.

"Ngapain sih lo ngikutin gue mulu." Ali duduk di kursi kantin.

"Bang batagornya satu ya, makan di sini minumnya es teh aja," pesan Ali pada sang penjual batagor.

"Lo mau nggak?" tanya Ali seraya melirik Illybra.

"Mau, ayo pacaran, Li," jawab Illybra membuat Ali berdecak, "Mau batagor nggak? Suka ga jelas lo jadi manusia," ujar Ali yang membuat Illybra mencibir.

"Nggak, maunya jadi pacarnya Ali. Ayo pacaran, Li!" ucap Illybra yang membuat Ali menggeleng, "Nggak, Illybra Dizifranata."

"Ali, tau kan Lybra udah suka sama Ali dari kelas 10?" Ali mengangguk mengiyakan pertanyaan Illybra, "Iya tau emang kenapa?" tanya Ali yang membuat Illybra berdecak, "Ali juga tau kan Lybra selalu ngajak, ayo pacaran, Li! Tapi kenapa sih Ali selalu jawab ngga? Jawab iyanya kapan? Berapa kali lagi Lybra ngajak Ali pacaran?" tanya Illybra panjang lebar.

"Gue gak akan jawab iya," jawab Ali simpel tangannya mulai mengaduk batagor miliknya yang baru datang.

"Kenapa? Emang Lybra bukan selera Ali ya?" tanya Illybra matanya menatap Ali menunggu jawaban laki-laki di sampingnya.

"Nggak, lo jauh dari tipe gue. Gue juga mau fokus belajar aja gak mau pacaran," jawab Ali setelah itu menyeruput es tehnya.

"Kenapa?" tanya Illybra lagi yang membuat Ali mengurungkan suapan batagornya.

"Nggak papa, gue gak pengen aja," jawab Ali lalu melanjutkan makannya.

"Emang tipe Ali yang kaya gimana?" tanya Illybra.

"Yang pasti bukan yang kaya lo," jawab Ali membuat Illybra mengerucutkan bibirnya kesal. Sebenarnya Illybra sudah kesal setengah mati mendengar jawaban Ali yang seperti tidak disaring tapi berhubung Ali adalah laki-laki tipe Illybra dan menurut Illybra Ali pantas diperjuangkan jadi Illybra tidak mempermasalahkan perilaku Ali bahkan kata-kata Ali yang sedikit banyak membuat Illybra menggerutu dalam hati pun tidak Illybra hiraukan begitu serius.

"Ali mau nyobain batagornya." Illybra mengambil Ali sendok yang masih berada di dalam mulut Ali. Lalu menyendok batagor yang berada di piring milik Ali. Sedangkan Ali hanya dibuat melongo oleh kelakuan Illybra yang kelewat bar-bar.

"Enak soalnya ada bekas Ali," ucap Illybra setelah itu meneguk es tehnya.

"Kalo kaya gini bisa di bilang ciuman juga nggak ya," ucap Illybra yang membuat Ali yang sedang menikmati batagornya tersedak karena mendengar ucapan Illybra.

"Nggak!" ucap Ali setelah itu meneguk es tehnya.

"Enak gak es tehnya bekas Lybra tadi,"  ucap Illybra dengan cengirannya alisnya naik turun menggoda Ali.

Ali berdecak kesal, "Rese lo." Ali membayar makanannya lalu melenggang pergi masih dengan Illybra yang setia mengikuti Ali kemana pun laki-laki itu pergi.

Ayo Pacaran, Li!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang