Sekarang sudah pukul tujuh malam, haruto masih merebahkan tubuhnya di atas kasur miliknya.
Setelah kejadian tadi sore yang dialaminya haruto bergegas untuk merebahkan dirinya karena badannya terasa sakit.
Kepalanya ia tolehkan pada jam Beker yang berada di atas nakas. Matanya menyipit guna mempokuskan pada jarum jam tersebut.
"Haru belum buat makan malam"
Gumamnya sambil beranjak dari kegiatan rebahannya. Haruto membuka pintu dan langsung turun untuk menuju dapur.
Saat melewati ruang makan, kening haruto mengernyit. Ia terkejut karena di atas meja makan telah tersusun rapi beberapa menu masakan.
"Loh siapa yang memasak?"
Tanyanya entah pada siapa. Ia berpikir sejenak. Kalau yang memasak ini papa, atau ketiga kakaknya itu sangat tidak mungkin. Kalau itu maid tidak mungkin, karena tugasnya hanya bersih bersih ya sesekali memasak ketika haruto belum pulang, tapi sekarang haruto ada di rumah itu artinya maid sudah pada pulang.
Tanpa ragu haruto langsung berlari kecil ke arah dapur. Disana berdiri seorang lelaki bersurai hitam sedang mencuci sesuatu di wastafel.
Haruto terkesiap. Tangannya mengambil gagang panci sebagai tameng. Takut takutnya jika itu adalah orang jahat.
Haruto perlahan mendekati lelaki itu sambil memasang gestur waspada. Belum sempat ia melayangkan pukulan, si lelaki bersurai hitam itu sudah berbalik ke arahnya.
𝘗𝘳𝘢𝘯𝘨!
Suara benturan yang cukup keras dari gagang panci telak mendarat di atas lantai.
"BIBI JENNIE!"
Teriaknya sambil menghambur ke pelukan wanita yang dipanggil 'bibi Jennie' itu.
Itu Jennie adik kandung dari Watanabe hanbin. Yang tidak lain adalah bibinya haruto.
Jennie sudah menikah, suaminya bernama Kim Taehyung.
Tanpa ragu Jennie memeluk erat keponakannya itu. Lama mereka berpelukan, akhirnya Jennie melepas pelukannya.
"Halo haru"
Jennie mencubit gemas hidung mancung milik keponakannya. Haruto hanya terkekeh geli.
"Bibi kenapa tidak memberi tahu haru kalo bibi mau ke rumah?"
Bilah bibir kecil mempout lucu yang membuat siapa saja yang melihatnya akan sangat gemas.
"Sengaja"
Haruto nampak bingung, kepalanya ia miringkan seperti anak anjing. Mata itu membulat sempurna sambil menatap manik cantik bibinya.
Jennie terkekeh. Kenapa keponakannya yang satu ini sangat lucu dan menggemaskan!
"Uh gemasnya~"
Jennie kembali mencubit hidung mancung itu dengan tatapan geram. Ingin sekali rasanya Jennie menguyel uyel haruto saat ini juga.
"Bibi Jennie sudah, haru tidak bisa bernapas~"
"Eh iya iya. Maaf maaf, habisnya bibi gemas sama kamu"
"Huftt~"
Bilah bibir itu kembali mempout karena sang bibi belum menjawab pertanyaannya.
"Loh ko manyun lagi?"
"Bibi belum jawab pertanyaan haru~"
"Loh masa~"
Jennie mencoba menggoda keponakannya ini dengan mengikuti nada bicara haruto yang seperti merengek.
KAMU SEDANG MEMBACA
HARU
Ficção GeralHaruto hanya ingin papa dan ketiga kakaknya menyayangi layaknya keluarga harmonis dan berhenti menyebutnya anak pembunuh dan anak pembawa sial.