Ini tugas..atau blind date ?
"Adakah membantah itu salah satu dari khidmat kamu, Leftenan Zareeq ?"
"Tidak komander . Leftenan Zareeq . Sedia melaksanakan tugas mahupun menerima hukuman, Tuan !" . Tangan kanan naik menabik komander Musa .
-
"Ayah...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
_____
"Arisha"
Panggil seseorang . Namun si empunya nama masih tidak menunjukkan sebarang respon .
"Arisha"
Mendengar nama anggunnya meniti lagi di bibir jejaka tersebut, Arisha akhirnya menoleh . Tersapalah sepasang mata cantik itu dengan wajah seorang lelaki tampan rupawan .
"hm?" . Balasnya malas-malas sementara matanya kembali difokuskan pada majalah di tangan .
Lelaki itu lantas tersenyum . "Cantik betul.."
"..Bini aku" . ucapnya dibawa bersama ketawa halus dihujung kata .
Tiada balasan dari Arisha , namun gadis itu hanya tersenyum manja .
Bahu lebar milik Zareeq lantas ditolak sambil mengangkat majalah menutupi wajah . ingin menyorokkan pipinya yang sudah merona merah .
Sengihan yang terukir di bibir Zareeq itu memberi tindakan lembut pada tangan gagah nya digerakkan ke pinggang ramping Arisha .
Perlahan-lahan bonjolan disebalik dress yang semakin hari kian membesar itu diusap selembutnya .
"Anak ayah"
Zareeq bangun dari duduknya lalu melutut menghadap Arisha .
Dengan penuh kelembutan, satu kucupan kasih dihadiahkan pada 'rumah' pinjaman si kecil itu .
Arisha mengukir senyum, sambil tangan kanannya bergerak meletakkan majalah lalu kepala si tampan itu diusap lembut sambil mengusutkan rambut yang tadinya masih rapi .
"Dia pasti bangga, ada ayah seperti abang"
Zareeq memejamkan mata saat jari runcing milik Arisha mula turun mengusap pipinya .
"Tapi abang takboleh lama, Arisha.."
"Apa maksud abang ?"
"Hati, jiwa, dan nyawa abang adalah dibawah ketahanan Kota Chillot . itu amanah hidup yang kian sebati pada diri abang, jika musnah kota berharga itu maka musnahlah nyawa abang" . jari jemari si isteri dicium sekilas .
