A Sacrificed

13 0 0
                                    

A Sacrificed
By  Bagus C. Adzano

Pengorbanan

Banyak dari manusia yang berfikir tentang kehidupan yang mereka jalani adalah sesuatu yang harus mereka tuntaskan untuk mencapai sebuah level agar bisa naik ke level berikutnya.  Seperti bermain game arcade yang berlevel-level hingga level tertinggi dan menyelesaikan game tersebut. Pada level kehidupan pun berlaku sama, setiap manusia berlomba-lomba menyelesaikan level mereka masing-masing dan pada titik tertentu mereka menyudahi level tersebut dengan melawan diri sendiri, ada yang menang dan naik level menjadi pribadi yang lebih baik. Ada yang kalah dan memilih menyerah pada kehidupan dan mengutuk semua keadaan yang terjadi, dan pada titik ini semua yang telah mereka alami tak lepas dari yang namanya “Pengorbanan”.
Apa itu pengorbanan? pengorbanan suatu tindakan atau proses mengorbankan sesuatu yang penting atau berharga untuk mencapai tujuan tertentu, untuk kepentingan orang lain, atau untuk menyelamatkan situasi atau keadaan yang lebih baik. Kata "pengorbanan" berasal dari kata dasar "korban," yang mengacu pada tindakan memberikan sesuatu yang berarti atau berharga.
secara etimologi, “pengorbanan” berarti tindakan atau proses memberikan sesuatu yang berharga atau berarti, seperti waktu, tenaga, uang, atau kebahagiaan pribadi, sebagai bentuk penghormatan, cinta, kasih sayang, atau kebaikan kepada orang lain atau untuk mencapai tujuan tertentu. Kata ini memiliki akar budaya yang dalam di masyarakat, karena sering digunakan dalam konteks nilai-nilai etika, moralitas, agama, dan sikap altruisme.


Kenapa Harus Berkorban?
Dalam kehidupan, ada banyak spektrum yang membuat seseorang rela melakukan sebuah pengorbanan dan dalam setiap levelnya semakin lama manusia menjalani kehidupan, maka semakin banyak pengorbanan yang mereka lakukan untuk mencapai tujuan mereka secara personal.
Misalkan Seorang anak kecil yang menginginkan sesuatu, tindakan mereka adalah merengek mengeluarkan tenaga jika mereka belum mendapatkan apa yang mereka inginkan atau ketika seorang manusia beranjak remaja dan telah mengenal kehidupan sosial, ada banyak tindakan yang mereka korbankan untuk mencapai apa yang mereka inginkan, misalkan untuk menjalin persahabatan dengan manusia yang lain, mereka mengorbankan emosi dan rasa empati mereka untuk mampu menjalin persahabatan dengan manusia lain nya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa seseorang mungkin memilih untuk berkorban:
1. Cinta dan kasih sayang: Seseorang dapat merasa cinta dan kasih sayang terhadap orang lain, seperti anggota keluarga, teman dekat, atau pasangan hidup. Cinta dan kasih sayang ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan pengorbanan demi kebahagiaan, kesejahteraan, atau keselamatan orang yang dicintainya.
2. Altruisme dan empati: Seseorang mungkin memiliki nilai-nilai altruisme dan empati yang kuat, yang berarti mereka peduli dengan kesejahteraan orang lain di sekitarnya dan merasa terhubung dengan penderitaan atau kebutuhan mereka. Altruisme bisa menjadi motivasi untuk berkorban demi mengurangi penderitaan orang lain atau membantu mereka dalam situasi sulit.
3. Nilai-nilai etika dan moral: Beberapa orang mengikuti kode etika atau nilai moral tertentu yang mendorong mereka untuk melakukan tindakan pengorbanan. Nilai-nilai ini mungkin berakar dari keyakinan agama, budaya, atau pendekatan filosofis terhadap kehidupan dan kemanusiaan.
4. Tujuan yang lebih besar: Dalam beberapa situasi, seseorang mungkin memandang bahwa tindakan pengorbanan diperlukan untuk mencapai tujuan yang lebih besar, seperti kebaikan masyarakat, keamanan nasional, atau kesejahteraan umum. Tindakan berkorban bisa dianggap sebagai bagian dari tanggung jawab sosial atau tugas yang harus diemban untuk kepentingan bersama.
5. Pertukaran sosial: Dalam hubungan interpersonal atau kelompok, tindakan pengorbanan bisa berfungsi sebagai bentuk pertukaran sosial. Melakukan pengorbanan dapat menciptakan hubungan saling percaya dan rasa solidaritas antara individu atau anggota kelompok.

Meskipun berkorban dapat menjadi tindakan mulia dan mengesankan, penting untuk diingat bahwa pengorbanan haruslah dipertimbangkan dengan bijaksana. Berkorban tidak berarti mengabaikan kesejahteraan pribadi sepenuhnya, tetapi mencari keseimbangan antara membantu orang lain dan menjaga kesejahteraan diri sendiri. Keputusan untuk berkorban harus dipertimbangkan dengan matang, mempertimbangkan dampaknya secara holistik terhadap diri sendiri dan orang lain yang terlibat.
Jadi sebagai manusia kita harus belajar banyak tentang kegagalan dalam kehidupan agar menjadi lebih bijaksana untuk sesuatu yang pantas untuk kita.

Resiko Pengorbanan

Memang berkorban untuk sesuatu agar mencapai sesuatu butuh banyak spektrum yang membuat manusia mampu melakukan nya, bahkan dalam beberapa keadaan ada yang rela menukar nyawa untuk seseorang yang mereka kasihi agar dapat bertahan hidup. Mereka yang berkorban adalah mereka yang sudah memahami segala resiko yang akan mereka hadapi, seperti jika mendaki gunung akan kedinginan untuk melihat keindahan dunia dari ketinggian, namun kadang manusia akan kehilangan rasionalitas mereka jika mereka tidak benar-benar bijak dalam memutuskan tindakan mereka untuk berkorban akan sesuatu yang menurut mereka pantas
Berikut adalah beberapa risiko yang terkait dengan pengorbanan:
Kesehatan fisik dan mental: Jika seseorang terlalu banyak mengorbankan waktu, tenaga, atau keselamatan diri untuk kepentingan orang lain, hal ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan gangguan kesehatan fisik dan mental. Merawat diri sendiri dan mengenali batas-batas pribadi dalam melakukan pengorbanan sangat penting untuk menjaga keseimbangan dan kesehatan diri.
Pengabaian kebutuhan pribadi: Pengorbanan yang berlebihan bisa menyebabkan seseorang mengabaikan kebutuhan dan aspirasi pribadinya. Jika seseorang terus-menerus mengutamakan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi, hal ini dapat menyebabkan kekecewaan, ketidakpuasan, dan perasaan terabaikan.
Pemanfaatan dan penyalahgunaan: Dalam beberapa situasi, orang lain mungkin memanfaatkan atau menyalahgunakan tindakan pengorbanan seseorang. Ini bisa terjadi dalam hubungan yang tidak seimbang atau ketika seseorang terlalu rela mengorbankan diri tanpa memperhatikan batas-batas yang sehat.
Ketidakseimbangan dalam hubungan: Pengorbanan yang tidak seimbang dalam hubungan dapat menyebabkan ketidakadilan dan perasaan ketidaksetaraan. Jika satu pihak selalu berkorban lebih banyak daripada yang lain, hubungan tersebut mungkin menjadi tidak sehat dan tidak stabil.
Ketidakpenghargaan: Meskipun seseorang melakukan pengorbanan dengan niat baik, terkadang orang lain mungkin tidak sepenuhnya menghargai atau memahami tindakan tersebut. Hal ini dapat menyebabkan perasaan kekecewaan atau merasa tidak dihargai.
Mengabaikan tanggung jawab lain: Jika seseorang terlalu terfokus pada pengorbanan, hal ini bisa menyebabkan pengabaian tanggung jawab lainnya, seperti pekerjaan, kewajiban keluarga, atau komitmen lain yang penting.
Potensi penyalahgunaan oleh pihak lain: Dalam beberapa situasi, orang lain mungkin memanfaatkan tindakan pengorbanan seseorang untuk mencapai tujuan mereka sendiri, tanpa memperhatikan kepentingan atau kesejahteraan individu yang berkorban.
Penting untuk diingat bahwa pengorbanan haruslah dilakukan dengan penuh kesadaran dan pemikiran yang matang. Melakukan pengorbanan yang sehat dan berarti memerlukan keseimbangan yang baik antara membantu orang lain dan menjaga kesejahteraan diri sendiri. Seseorang harus selalu mempertimbangkan potensi risiko dan manfaatnya sebelum memutuskan untuk berkorban.



Sejarah manusia tentang Pengorbanan
Sejarah umat manusia penuh dengan contoh pengorbanan yang menginspirasi dan memberikan dampak besar bagi masyarakat dan peradaban. Berikut adalah beberapa contoh pengorbanan yang menonjol dalam sejarah:

1. Pengorbanan para pahlawan perang: Banyak pahlawan perang dari berbagai negara yang telah mengorbankan nyawa mereka dalam pertempuran untuk melindungi tanah air dan kebebasan. Contohnya termasuk pahlawan-pahlawan seperti Mahatma Gandhi (India), Martin Luther King Jr. (AS), dan Nelson Mandela (Afrika Selatan) yang berjuang untuk hak-hak sipil, kesetaraan, dan keadilan tanpa mengenal lelah
2. Pengorbanan tokoh agama: Banyak tokoh agama mengorbankan kenyamanan dan keamanan pribadi mereka untuk menyebarkan ajaran agama dan memberikan bimbingan rohani kepada pengikutnya. Contohnya, Yesus Kristus dalam agama Kristen, Nabi Muhammad dalam agama Islam, dan Siddhartha Gautama (Buddha) dalam agama Buddha.
3. Pengorbanan dalam ilmu pengetahuan dan penemuan: Banyak ilmuwan dan penemu yang telah mengorbankan waktu, tenaga, dan kenyamanan pribadi mereka dalam penelitian dan eksperimen yang menghasilkan penemuan penting bagi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contohnya, Marie Curie yang mengabdikan diri pada penelitian radioaktivitas, dan Thomas Edison yang bekerja tanpa henti dalam menemukan lampu pijar.
4. Pengorbanan dalam gerakan sosial: Berbagai gerakan sosial, seperti gerakan abolisi perbudakan, gerakan hak-hak sipil, dan gerakan perempuan, melibatkan banyak individu yang mengorbankan kebebasan pribadi mereka, menghadapi penindasan, dan bahkan kekerasan demi mencapai perubahan sosial yang lebih adil.
5. Pengorbanan dalam pertolongan kemanusiaan: Banyak sukarelawan, dokter, perawat, dan pekerja kemanusiaan lainnya yang berkorban untuk membantu orang-orang yang terkena bencana alam, konflik, dan situasi darurat lainnya. Mereka mengorbankan waktu dan kenyamanan pribadi mereka untuk memberikan bantuan dan meringankan penderitaan orang lain.
6. Pengorbanan dalam eksplorasi dan penjelajahan: Para penjelajah dan pionir yang berani telah mengorbankan kenyamanan dan keamanan mereka untuk menjelajahi dunia yang belum dikenal dan membuka wilayah baru. Contohnya, penjelajah seperti Christopher Columbus, Roald Amundsen, dan Neil Armstrong yang mengeksplorasi wilayah baru dan luar angkasa.

Contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa pengorbanan bisa datang dari berbagai bidang dan memiliki dampak yang signifikan dalam membentuk peradaban dan masyarakat. Pengorbanan menunjukkan rasa solidaritas, kepedulian, dan ketulusan untuk mencapai tujuan yang lebih besar dari kepentingan pribadi.

Cinta dan Pengorbanan

Cinta dan pengorbanan adalah sesuatu yang berjalan beriringan seperti Kisah  Layla dan Majnun: Kisah klasik ini berasal dari kisah persia yang kemudian menjadi populer di seluruh dunia Islam. Layla dan Majnun adalah dua orang muda yang saling jatuh cinta dengan penuh gairah. Namun, karena perbedaan kelas sosial, keluarga mereka menolak hubungan mereka. Meskipun menderita karena cinta yang tak berbalas, Majnun mengorbankan kebahagiaan dan kesehatannya untuk cinta sejatinya, Layla. “Dalam cintaku untukmu, aku rela menjadi buku yang terbakar, hanya untuk menyimpan jejak cinta di antara halaman-halamanku.” Kutipan ini mencerminkan tingkat pengorbanan dan kesetiaan yang tak tergoyahkan dari tokoh Majnun dalam cintanya terhadap Layla. Kisah "Layla Majnun" menggambarkan bagaimana cinta yang sejati dapat mempengaruhi pikiran, perasaan, dan tindakan seseorang, sehingga mereka rela mengorbankan segalanya demi cinta yang mendalam dan tak tergoyahkan, Kisah ini begitu amat termasyhur yang di tulis oleh Nizami Ganjavi (1141-1209 M).
Pengorbanan dalam cinta adalah tindakan atau perilaku di mana seseorang dengan sukarela mengorbankan sesuatu yang berharga atau berarti untuk pasangan mereka sebagai bentuk ekspresi kasih sayang dan komitmen dalam hubungan. Pengorbanan ini dapat mencakup berbagai hal, baik itu waktu, perhatian, tenaga, pengorbanan pribadi, dan pengorbanan emosional. Berikut adalah beberapa contoh pengorbanan dalam cinta:

1. Waktu dan perhatian: Mengorbankan waktu dan memberikan perhatian yang sepenuhnya kepada pasangan adalah salah satu bentuk pengorbanan dalam cinta. Ini bisa berarti mengesampingkan kegiatan atau hobi pribadi demi menjalin komunikasi yang baik dengan pasangan atau untuk menghabiskan waktu berkualitas bersama.
2. Dukungan dan kesetiaan: Mendukung pasangan dalam mimpi, tujuan, dan aspirasinya adalah bentuk pengorbanan dalam cinta. Ini berarti siap mendukung pasangan ketika menghadapi tantangan atau kesulitan, bahkan ketika itu mungkin mengharuskan seseorang mengorbankan waktu atau kesempatan pribadi.
3. Pengorbanan emosional: Ini mencakup mengungkapkan perasaan dan emosi secara jujur dan terbuka, meskipun hal tersebut mungkin menimbulkan ketidaknyamanan atau rentan. Pengorbanan emosional juga dapat berarti meredam ego pribadi untuk menjaga hubungan tetap harmonis dan bahagia.
4. Pengorbanan pribadi: Terkadang, dalam cinta, seseorang mungkin harus mengorbankan preferensi pribadi dan keinginan untuk menciptakan kesetaraan dan keseimbangan dalam hubungan. Ini bisa berarti mengambil keputusan yang lebih baik untuk hubungan, meskipun mungkin bukan keputusan yang paling diinginkan secara pribadi.
5. Pengorbanan jarak dan kesempatan: Dalam hubungan jarak jauh, seseorang mungkin harus mengorbankan waktu dan kesempatan untuk bertemu dengan pasangan mereka demi menjaga hubungan tetap kuat dan berfungsi.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengorbanan dalam cinta haruslah seimbang dan dilakukan secara sukarela. Tidak seharusnya ada paksaan atau penderitaan yang berlebihan dari salah satu pihak dalam hubungan. Pengorbanan yang sehat dan berarti terjadi ketika kedua belah pihak saling menghargai dan mendukung satu sama lain dalam mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan bersama.
Dari kisah Layla dan Majnun kita bisa melihat bahwa pengorbanan cinta adalah tindakan yang kuat dan penuh makna, yang telah mengilhami kisah-kisah epik dan menyentuh hati banyak orang. Berikut adalah beberapa konklusi dari pengorbanan cinta:
1. Kekuatan Cinta: Pengorbanan cinta menunjukkan betapa kuatnya perasaan cinta dalam menggerakkan hati dan tindakan seseorang. Cinta yang mendalam dapat mendorong seseorang untuk mengorbankan segalanya demi orang yang dicintainya.
2. Kesetiaan dan Dedikasi: Pengorbanan cinta menunjukkan kesetiaan dan dedikasi yang tulus dari seseorang kepada pasangan atau orang yang mereka cintai. Ini melibatkan komitmen yang mendalam untuk bertahan dan berjuang bersama dalam kebaikan dan kesulitan.
3. Penghargaan atas Kehidupan: Kisah-kisah pengorbanan cinta mengajarkan pentingnya menghargai setiap momen kehidupan dan waktu yang kita miliki bersama orang yang dicintai. Pengorbanan ini dapat memberikan pelajaran tentang pentingnya menjalani kehidupan dengan penuh perasaan dan kasih sayang.
4. Perjuangan dan Ujian: Pengorbanan cinta seringkali melibatkan perjuangan dan ujian yang berat. Ini mencerminkan bahwa cinta sejati membutuhkan kerja keras, ketabahan, dan tekad untuk melewati segala rintangan yang mungkin muncul.
5. Kenyataan dan Harapan: Pengorbanan cinta dapat mengajarkan keseimbangan antara kenikmatan cinta saat ini dan harapan untuk masa depan yang lebih baik bersama. Terkadang, pengorbanan ini melibatkan kompromi dan pengabdian untuk mencapai kesenangan bersama dalam jangka panjang.
6. Keindahan dan Keterhubungan: Kisah-kisah pengorbanan cinta menggambarkan keindahan hubungan manusia yang kuat dan saling mendukung. Hal ini menekankan pentingnya keterhubungan emosional dan spiritual dalam cinta yang mendalam.
7. Kemanusiaan dan Penderitaan: Pengorbanan cinta juga dapat mengingatkan kita bahwa manusia rentan terhadap penderitaan dan kesulitan dalam cinta. Namun, pengorbanan ini juga menunjukkan kemampuan manusia untuk menghadapi tantangan dan tumbuh melalui cinta yang tulus.
Pengorbanan cinta adalah tanda besar cinta sejati dan penghargaan yang mendalam terhadap nilai orang lain dalam hidup kita. Meskipun pengorbanan ini bisa berat dan menantang, namun ketika dijalani dengan keikhlasan dan kasih sayang, ia dapat membawa makna dan kebahagiaan yang mendalam dalam hubungan kita dengan orang yang kita cintai.
Penelitian telah mencoba untuk mengidentifikasi motivasi di balik pengorbanan cinta. Beberapa studi menemukan bahwa motivasi seperti kasih sayang, kebaikan, dan persahabatan merupakan faktor penting yang mendorong seseorang untuk mengorbankan diri demi orang yang dicintainya.
Dalam “The Experience of Sacrifice in Romantic Relationships” (Hasil Pengorbanan dalam Hubungan Romantis) oleh Rusbult, C. E., Martz, J. M., & Agnew, C. R. (1998): Studi ini mengeksplorasi pengalaman individu dalam melakukan pengorbanan dalam hubungan romantis. Peneliti memeriksa bagaimana pengorbanan tersebut berkontribusi pada kepuasan dan komitmen dalam hubungan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa pengorbanan yang dilakukan dengan sukarela dan secara positif berhubungan dengan kepuasan dan komitmen yang lebih tinggi dalam hubungan.
Jadi pada dasarnya pengorbanan terjadi karena manusia melakukan tindakan tersebut suka rela, tanpa pamrih, tanpa mengharapkan apapun. Dorongan demi dorongan yang membuat manusia mampu melakukan tindakan tersebut yang bahkan jika kita lihat dalam sudut Padang yang lain menjadi tidak masuk akal atau bahkan tidak mungkin terjadi dan dalam pengobarnan terhadap sesuatu manusia juga banyak melakukan hal-hal kreatif atau bahkan di luar kemampuan kognitif nya untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan. Janganlah kita memandang rendah sesuatu yang apa yang telah seseorang korbankan untuk kita, entah itu waktu, tenaga, pikiran, materi, atau apapun agar mereka mampu memuaskan diri mereka sendiri dengan melihat semua yang mereka upayakan mampu berjalan dengan baik.
Dalam segala aspek kehidupan pengorbanan selalu ada, apakah itu sesuatu tindakan yang mulia atau hina, kitalah yang melabelinya sendiri, kita yang mampu menilainya sebagai seseorang manusia yang menerima tindakan  atau melakukan tindakan tersebut, karena segala sesuatu itu terjadi karena ada alasan yang telah di tetapkan untuk kita sebagai manusia.
Sekian

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 19, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Sacrificed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang