Pagi yang suram dengan awan mendung & kabut lembab menyelimuti kota. Nampaknya hujan semalam membuat seluruh padang & kota itu basah diselimuti air yang berjatuhan dari langit.
Seorang wanita muda dengan rambut Pink terbangun, ia tidak seperti mayoritas orang di kota ini, telinganya panjang nampak bergerak, sembari merenggangkan seluruh tubuhnya yang kaku.
Ia bangkit dari ranjangnya, kamar yang nampak redup serta lembab cukup menggambarkan bagaimana ia hidup sehari-hari.
Wanita itu berjalan perlahan, mendekati timba berisi air, ia menatap air dalam timba menimbulkan pantulan wajahnya di permukaan air, mata hijau bulat dengan wajah tirus. Nampak sempurna memantul di air yang tenang.
Ia meraup air dalam timba dan mulai membasuh wajahnya, nampak mungkin ini lah waktunya untuk memulai hari.
Wanita itu berjalan menyiapkan peralatan dan pakaiannya, nampak pisau dagger berjejer rapi di atas meja. Nampaknya akan ada pekerjaan besar di kota.
Disebelahnya nampak secarik kertas dan sebuah amplop yang telah tergores rapih, surat itulah yang terbesit dalam pikiran selintas. Nampak sebuah nama tertulis pada ujung secarik kertas itu, Flynn.
Mungkin itu adalah nama dari wanita Elf berambut pink ini, kalau begitu sebaiknya kita memanggilnya Flynn mulai dari sekarang.
Flynn beranjak, keberanian yang nyaris padam di pojok kamarnya, ia melemparkan amplop & surat itu keperapian, perlahan bara mulai menjalar, membakar kertas-kertas itu jadi abu.
Flynn memasang perlengkapannya lalu bergegas memasang alas kakinya, terlihat alas itu cukup tinggi dan nampak sangat umum di pakai oleh wanita sekelas bangsawan. Namun tidak ada yang tau dari mana asal wanita bernama Flynn ini.
Flynn telah bersiap dan memasang semua yang ia butuhkan, tak lupa satu set pisau ia persiapkan untuk dibawa.
Flynn berjalan perlahan menuju pintu, ia nampak merapikan rambutnya dan menarik napas panjang sebelum tangannya menyentuh gagang pintu dihadapannya.
Flynn membuka pintu itu, lalu bergegas pergi menyusuri lorong dan dan menuruni tangga kayu dalam bangunan itu, nampak kerumunan orang sedang melakukan bisnis mereka sendiri, Flynn menghiraukanya dan melanjutkan langkahnya, menuju pintu kayu yang lebar.
Ia membuka pintu itu dan pergi menyusuri lorong dengan dasar bebatuan. Hiruk pikuk kota yang ramai meskipun hari ini mendung dan lembab, Flynn juga demikian ia melewati berbagai macam kerumunan orang, namun terlihat tak satupun dari mereka menyerupai dirinya.
Tatapan kosong dari para orang-orang ini adalah makanan sehari-hari, Flynn hanya fokus pada tujuannya hari ini.
Ia berjalan mendekati sebuah mansion di tengah kota, bangunan megah milik bangsawan kaya, Flynn nampaknya sudah sering ke sana, Bisnis mungkin yang ia lakukan di tempat orang-orang kaya itu.
Flynn berdiri di depan pintu yang megah, mungkin tingginya 3 kali dari tinggi tubuhnya, tanpa mengetuk pintu besar itu terbuka dengan sendirinya seakan mempersilahkan dirinya untuk masuk.
Flynn bergegas masuk, nampak ada seorang pria yang menyambutnya, pria itu nampak menyambut Flynn dan menawarkan diri bahwa ia akan mengantarkan Flynn ke ruangan tuannya, Flynn menyetujui hal itu dan mengangguk kecil.
Flynn bergegas menaiki tangga diikuti dengan pria itu dibelangnya.
Nampak pria itu mencoba untuk bernass basi dengan Flynn di tengah perjalanan mereka.
"Bagaimana kabarmu nona? Sepertinya misi anda berjalan lancar... ". Ucap pria itu pelan.
" Ya misinya berhasil, tanpa ada pertikaian darah, bagus untuk mata-matamu ia tidak akan mendapat masalah tambahan karena itu". Ucap Flynn tenang, ia nampak fokus berjalan dan menatap pintu megah di ujung lorong, sesekali pupil mata Flynn menatap ke arah ujung matanya.
Pria itu tersenyum kecil, mereka berhenti di hadapan pintu besar diujung lorong.
"Nona sebaiknya anda bersikap sopan, terlepas apa yang akan tuan lakukan atau katakan pada anda". Ucap pria tua itu menasehati.
Flynn menggagukan kepalanya tanda setuju, Pria itu membukakan pintu besar itu dengan tiga ketukan, nampak ada suara pria yang mempersilahkan mereka untuk masuk.
Nampaknya kedatangan Flynn sudah mereka nantikan. Pria Berbadan subur telah menunggu Flynn dengan senyuman lebar di bibirnya.
"Wah... Wah... Aku telah mendengar kabar baik dari mata-mataku, Kau hebat". Ucap pria bongsor itu, Pria itu tidak banyak bergerak, karena badannya saja hanya bisa berbaring di ranjang besar miliknya.
Flynn menatapnya, dan mengangguk.
" Iya tuan Terima kasih, saya sudah menuntaskan semua hal yang tuan tugaskan pada saya". Ucap Flynn tegas."Ya bangsawan dari barat sudah tiada, sekarang waktunya Aku yang berkuasaaaaaaa!!! ". Teriaknya keras, tubuh pria itu terguncang, dengan tawa kerasnya.
Flynn menatap kosong pria itu, sebuah ketidak puasan terpancar dari wajah Flynn.
" Ah ya nona, tentu saja aku tidak melupakanmu". Ucap Pria bongsor itu bersemangat, nampaknya pria itu tidak sebodoh kelihatannya. Ia mengambil sebuah cincin dari Ibu jarinya, melepaskannya dan menatap Flynn dari lingkaran cincin itu.
"Ya... Cincin ini adalah perjanjian kita bukan? Kau sudah melaksanakan tugasmu dengan baik, ini hadiahmu". Ucap pria itu antusias, Flynn mendekat hendak menerima cincin itu.
Namun sebelum sampai kenangannya, pria itu menarik kembali cincin itu menjauh dari telapak tangan Flynn.
Flynn kebingungan.
" Aku melupakan sesuatu... Perjanjian lainnya adalah... Kau menginginkan Informasi tentang naga bukan? Mengapa kau ingin mengetahui hal berbahaya semacam itu? ". Ucap Pria itu penasaran, dengan senyum lebar nampak gigi kekuningan milihnya.
Flynn hanya menatap orang itu, lalu berkata.
" Naga adalah ancaman bagi negara ini, saya harus membereskannya ". Ucap Flynn tegas menatap Pria besar itu.
" Wah... Apa kau memikirkanku? Daripada harus melawan naga yang berbahaya, bagaimana jika aku menikahimu dan akan ku jadikan kau selir di mansion ini, semua harta ini bisa menjadi milikmu seorang! ". Ucap Pria itu sombong.
" Kalau itu yang tuan mau, saya hanya bisa memberikan cendra mata dari barat, ini adalah makanan khas daerah itu, Permen keberuntungan". Ucap Flynn ramah.
Pria itu menjatuhkan kertas berkas berisikan informasi sang naga, dengan cepat tangan pria itu menggapai tangan Flynn dan menariknya kasar. Ia mengambil permen dengan warna merah itu, lalu menelannya dengan rakus.
Tak lama kemudian kesadarannya menurun, Pria besar itu menjatuhkan Cincin nya, Flynn mengambilnya dan membaca kertas yang berceceran.
Terakhir kali sang naga terlihat pada Reruntuhan di gunung Apep di Utara.
Flynn bergegas pergi, meninggalkan Pria bongsor tak berdaya itu melewati jendela.
Rambut Pink Milik Flynn hilang samar tertelan kabut kota.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flynn at Adventure
Short StoryFlynn seorang wanita Ras Elf yang berprofesi sebagai penipu, memulai lembaran baru melalui perjalanannya yang panjang mengungkap kisah-kisah baru di dunia yang baru.