"Aku akan segera kembali."
Ucap seorang pria tampan kepada sang istri yang sedari tadi menatapnya datar.Sang suami hanya menghela nafas berat, tahu bahwa sikap sang istri adalah buah dari perbuatannya selama ini. Dengan memberanikan diri, pria itu mendekat seraya menangkup wajah istrinya dan menatapnya dengan tatapan dalam sarat akan penyesalan.
"Pastikan ketika aku kembali, kau akan menyambutku dengan senyuman termanismu."
Ucapnya seraya membelai lembut pipi istrinya."Aku mencintaimu dan anak-anak."
Cup ..
Menyematkan kecupan hangat didahi sang istri yang masih terdiam dengan tatapan yang sulit pria itu artikan.Dan setelahnya pria itu benar-benar menghilang dibalik pintu keberangkatan luar negeri untuk menjalankan trip bisnisnya selama satu bulan. Bukan tanpa alasan pria itu melakukan perjalanan bisnis selama satu bulan penuh, ia memiliki janji kepada anak kembarnya bahwa setelah pekerjaannya selesai maka ia akan membawa mereka untuk berlibur. Namun ada hal lain yang ingin pria itu lakukan, yakni menebus tujuh tahun kebersamaan mereka dengan mendekatkan diri kepada sang istri yang sudah menemaninya selama ini. Istrinya berubah setelah keduanya terlibat pertengkaran hebat beberapa hari yang lalu, hingga kata-kata sang istri menancap tepat di ulu hatinya, membuat ego yang selama ini bersarang dalam benaknya luruh seketika. Dan pria itu berniat memperbaiki rumah tangga yang selama ini sudah mereka bina. Dan demi Tuhan, ia mencintai istri juga anak-anaknya.
Sedangkan wanita yang ditinggalkan ditengah lalu lalang orang yang berada di bandara itu masih menatap kosong pada kepergian sang suami, entahlah rasanya sangat hambar ketika seharusnya ia bahagia bahwa suaminya sudah berubah. Suaminya tak sedingin biasanya. Bahkan suaminya membubuhkan kecupan mesra padanya dan meminta ia untuk menyambut kepulangannya dengan senyuman manis seperti yang dulu sering ia umbar.
Wanita itu melirik jarum jam yang merujuk pada angka 11 siang, itu artinya anak-anak akan segera pulang dari sekolah dan wanita itu harus segera bergegas. Namun sebelum berbalik, atensinya justru tertancap kuat pada seorang pria yang baru saja muncul dari penerbangan internasional. Wanita itu mundur satu langkah dan kesulitan untuk menelan saliva yang terasa begitu pahit. Jantungnya berpacu begitu cepat saat pria itu dan para rombongannya berjalan mendekat kearahnya. Dengan langkah terburu, wanita itu segera menjauh dari tempatnya dan bersembunyi dibalik pilar besar yang mampu menyembunyikan tubuh mungilnya dari orang-orang yang berpotensi mengenalinya di masa lalu.Dan ketika rombongan pria itu sudah melewati pilar yang ia gunakan untuk bersembunyi, wanita itu baru bisa menghela nafasnya lega. Bahkan ada apa dengan detak jantungnya yang menggila beberapa saat lalu? Mengapa rasanya masih sama? Bahkan sudah tujuh tahun berlalu bukan? Wanita itu memegangi dadanya yang tiba-tiba terasa sesak, akankah bukan pertanda baik jika pria itu menginjakkan kaki di negara yang sama dengannya?
Tak ingin terus larut dalam ingatan masa lalunya, wanita itu segera keluar dari tempat persembunyiannya dan memilih segera keluar dari bandara."Baekhyun!!"
Wanita yang tergopoh itu nyaris melompat kaget saat ada sebuah suara yang seketika mampu menghentikan langkahnya."Benar, kau memang Baekhyun!"
Pria yang bersandar di tembok tak jauh dari tempat persembunyian wanita bernama Baekhyun tadi tersenyum miring."Menghindariku? Hum?"
Pria itu masih bersandar dengan memangku tangan, menatap lawan bicaranya yang terlihat mematung ditempat. Perlahan, pria itu mendekat dan berdiri didepan sang wanita yang sedari tadi tak menatap kearahnya.
"Apa kabarmu...? Teman lama?"
Bisiknya di akhir kalimat.Dapat pria itu lihat bahwa wanita didepannya tak bereaksi apapun, dan itu cukup membuat sang pria geram, namun berusaha menahannya.