5

302 56 10
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.

Upacara pengorbanan dilakukan di dekat hutan kematian yang dimana hutan tersebut menjadi media tempat gerbang dunia iblis berada

Ciel yang sudah 2 hari yang lalu dibawa oleh nivan ke kuil untuk di 'bersihkan' sebelum upacara ini

Ciel bahkan di dandanin dengan sangat indah dan lucu bahkan tanpa riasan sekalipun ciel memang sudah sangat bersinar dan menawan

Ciel sama sekali tidak menangis berbeda dengan anak-anak sebelumnya membuat Nivan cukup terheran-heran

Kini Ciel dan Nivan berikut dengan para pengikut tengah menuju ke tempat upacara mengunakan kereta kuda

"Apakah ada hal yang ingin pangeran sampaikan pada saya?" Tanya Nivan dengan ramah

Ciel sedikit terdiam dan membalas senyuman Nivan dan berkata " aku membenci mu"

"Wow diluar prediksi" Nivan bahkan tertawa mendengarnya

Ciel sebenarnya mengatakan hal tersebut murni dalam hatinya

Ciel membenci Nivan

Bukan karena Nivan akan mengorbankan nya melainkan karena dua hari yang lalu saat dirinya  dari pertama kali masuk kuil Urdha di beri makanan yang hambar dan tidak enak! Hanya sebuah roti tawar dan susu dan susunya saja tidak ada rasanya dan sekarang dirinya diminta untuk puasa?! Itu menyebalkan

Itulah yang membuat Ciel membenci Nivan

Tak beberapa lama mereka telah tiba di tempat yang di tuju dan Ciel dan Nivan pun keluar dari kereta

Saat pertama kali pintu kereta di buka Ciel bisa melihat ada banyak orang di sana dan Ciel juga dapat melihat bahwa kedatanganya bukan hanya di sambut oleh para warga tapi juga dengan Isak tangis keluarga nya

Dari tempat Ciel keluar dari kereta tersebut, Ciel bisa melihat keluarganya yang menangis di tempat duduk mereka

Keluarga Kerajaan memang di sediakan tempat yang khusus yang dimanaereka bisa melihat dengan jelas ritualnya. Ciel bisa melihat dan mendengar Isak tangis keluarganya terutama sang ibu, ayahnya terus memalingkan wajahnya sambil menggigit bibirnya sendiri karena tidak kuat melihatnya, jika bukan karena sumpah dan kewajiban nya maka dirinya akan lebih memilih mengamuk dan menyelamatkan putra nya tersebut

Sementara itu kedua saudaranya tidak kuat menahan tangis hanya bisa menundukkan kepalanya karena tidak kuasa melihatnya

"Baiklah pangeran, tolong " Nivan menyodorkan tangannya dan Ciel di raih oleh Ciel

Nivan membawa Ciel ke tempat ritual yang memang sudah di siapkan

"Baiklah pangeran, duduklah di tengah-tengah nya" tanpa basa basi Ciel pun melangkahkan kakinya menuju tempat yang di maksud oleh pendeta yang paling dia tidak suka

Namun sebelum sampai, Ciel berhenti setelah mendengar teriakan histeris dari ibunya

"CIEL!!! ANAKKU!!! JANGAN SANYANG.. jangan tinggalkan ibu.." ternyata Aurora telah menembus para warga dan sekarang berada di tempat ritual tersebut namun di halangi oleh para pengikut kuil

Ciel membalikkan badannya dan memandang pemandangan yang sungguh menyedihkan karena ibunya Aurora yang tengah di tahan mati-matian oleh para pengikut kuil kerena ingin terus menembusnya hingga ke Ciel

Ciel pun memutuskan untuk menghampiri ibunya

Melihat Ciel sudah berada di depan matanya, Aurora tidak lagi memberontak tapi dengan pelan mengusap kedua pipi putranya tersebut

"Ciel... Sayang.. maaf kan ibu nak.." jujur, ini membuat hati Ciel sakit melihat ibunya yang sangat sayang padanya harus terlihat berantakan dan air mata yang terus bercucuran di pipinya yang cantik itu

l Was Born To Be Sacrificed[Setiap Hari Selasa]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang