.
.
.
.
dari kejauhan, Aurora dapa melihat kedua putranya yang berlarian menuju mereka. seyuman lembut nya terlihat embali, Eric pun begitu. rasa lega dan senangnya tak bisa dia tuliskan.
"hah.. sel.. selamat datang.. ayah.. ibu.. hah.. jadi.. dimana?" hal yang pertama Ivan tanyakan adaalah keberadaan yang dimana ayah dan ibunya ada di sana, dan meruju ke salah seorang lagi
Tristan yang menyusul terus mengatur nafas dan memperhatikan, dirinya juga menunggu jawaban kedua orang tuanya. Tistan juga mengharapkan jawaban orang tuanya tersebut sesuai dengan apa yang dia harapkan.
setelah semuanya berkumpul dan Eric beserta Aurora membukakan sebuah jalan dan dari turun seseorang yang lumayan familiar bagi mereka walaupun sedikit lebih tinggi, rasa tidak percya, sedih dan senang bercampu aduk menjadi satu, hingga air mata tak terasa keluar dengan sendirinya.
rambut hitam yang lekat dan mata merah yang semerah darah merupakan ciri dari orang yang memang mereka ridukan, perlahan langkah Tristan dan Ivan mendekati nya. mereka masih tidak percaya dengan apa yang mereka lihat in, perlahan mereka menyentuh wajah nya dan benar-benar memastikan ini memang dia.
Ciel merasa sentuhan lembut dari kedua kakak yang dia rindukan, wajah yang dipenuhi air mata kebahagiaan tersebut, Ciel sedikit mengerakan kepalanya dan membiarkan kedua kakanya tersebut membelai nya.
"kak Tristan, kak Ivan" ucap Ciel dengan senyuman manisnya.
lini, mereka berdua benar-benar percaya bahwa ini adalah adik mereka
adik kecil mereka
Ciel jarl Neville.
dia pulang
segera Ciel berada di pelukan kedua kakaknya tersebut, isak tangis tak terhindari. semua orang kaget dengan pemandangan tersebut, bukan hanya tangisan kedua pangeran saja tetapi juga kehadiran pangeran ketiga yaitu Ciel yang telah di korbankan 5 tahun yang lalu.
Tristan dan Ivan terus menangis memeluk adik mereka, adik yang sempat tidak bisa mereka lindungi dan harus menangung tanggung jawab yang besar seorang diri.
mereka bahaga
mereka bersyukur.
"hiks.. Ciel.. maafkan kakak!!"
"maaf.. hiks.. tak bisa menyelamatkan mu Ciel"
"maaf.. Hiks.. "
"maafkan kakak Ciel.. Hiks"
keduanya terus menangis mengucapkan hal yang sama yaitu 'maaf', Ciel hanya bisa membalas pelukan kedua kakaknya tersebut. sementara Eric dan Aurora hanya bisa saling pegangan melihat keharmonisan keluarga mereka.
"sudahi dulu acara ini, kita tidak baik menghalangi jalan dan Ciel juga baru kembali harus istirahat" ucap Eric yang akhirnya membuat keduanya sadar dan melepaskan pelukan mereka.
"kak.. hiks.. Ciel masih lelah.. dia perlu istirahat"
"hiks.. kau benar.. Ciel istirahat dulu oke?"
kedua orang tuanya yang melihat itu keingatsesuatu, dulu saat masih kecil mereka pernah menangis sambil memberikan seekor tupai yang sudah lemas, dan mereka menangis sambil bilang kalau tupai itu kelelahan karena bermain dengan mereka. mengingat itu membuat kedua orang tuanya tersenyum dengan interaksi anak-anak mereka.
hingga akhirnya ada seseorang yang mengtakan sesuatu
"pangeran Ciel?" ucapnya dengan nada kaget, dia adalah Diana
![](https://img.wattpad.com/cover/330426058-288-k567827.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
l Was Born To Be Sacrificed[Hiatus]
Novela JuvenilAlvin tidak pernah menyangka bahwa dirinya akan berlingkernasi sebagai salah satu novel yang sempat ia baca dulu sebagai salah satu pemeran pembantu yang bisa di bilang cukup mengenaskan dimana dirinya lahir untuk di korbankan bernama Ciel Jarl Nevi...