Aaargh!
Setiap hari pekerjaanku selalu saja bertambah, dan semuanya meminta untuk segera diselesaikan. Padahal posisiku hanya Staf Admin Operasional, tapi pekerjaan level manager hingga operator semuanya kukerjakan!
Namaku Fian. Aku lulus kuliah setahun yang lalu dan kantorku ini adalah pekerjaan pertamaku setelah lulus. Aku sudah 5 bulan di sini, tapi rasanya sudah sangat lama dan melelahkan.
Dulu sebelum lulus kuliah, aku membayangkan diriku akan bekerja di tengah kota, di kantor dalam gedung tinggi yang biasa kulalui di kota rantauku ini. Pasti menyenangkan bisa merasakan kerja dengan melihat pemandangan kota dari atas sana, berangkat jam 8 pulang jam 5, istirahat makan siang di pantry atau ruang makan yang ada, dan bisa sekadar hangout setelah pulang kerja.
Namun kenyataan berkata lain. Aku tak langsung dapat kerja setelah lulus. Awalnya aku hanya melamar kerja yang sesuai dengan jurusanku, tapi setelah sekian bulan usahaku tak juga membuahkan hasil, akhirnya aku melamar lowongan apapun asalkan bisa bekerja. Aku tidak bisa menghabiskan uang tabunganku dan akhirnya kembali ke kampung halamanku. Aku harus segera berpenghasilan sendiri dan tetap tinggal di kota ini.
Hingga akhirnya aku mendapat panggilan di sini. Saat itu aku diwawancara oleh atasanku dan sang owner sekaligus. Aku tak berharap banyak karena saat itu Bu Santi (atasanku sekarang) tidak menunjukkan ekspresi tertarik dan Pak Robert (owner perusahaan ini) tidak bisa dibaca ekspresinya, tapi setelah sebulan kemudian aku pun dipanggil untuk tanda tangan kontrak dan mulai bekerja.
Selamat tinggal impian kerja di gedung tengah kota, karena kantorku ini terletak di kawasan industri di pinggiran kota.
Kantorku ini adalah semacam engineering company yang bergerak sebagai konsultan teknik untuk perusahaan lain (klien) dan juga memproduksi peralatan dan perancangannya. Gampangnya seperti itu, yang sebetulnya lebih rumit lagi dan aku pun kurang paham. Jadi sebagai gambaran, kantor utama perusahaan ini berupa workshop atau bengkel, namun tempatnya berada di komplek pergudangan.
Iya. Gudang yang disulap menjadi bengkel dan juga kantor. Jauh dari pusat kota, sehingga setiap harinya aku berangkat dan pulang menerjang kemacetan serta truk-truk besar dan kontainer. Kos dan pemukiman warga paling dekat adalah 10-15 menit dengan motor. Terlebih kantorku yang berada di komplek pergudangan, akan menjadi gelap gulita dan nyaris tidak ada kehidupan di atas jam 7 malam.
Sudah terasa penuh tekanan? Tunggu, masih ada lagi.
Hanya dalam beberapa minggu aku masuk, aku sudah ditodong tumpukan pekerjaan, baik itu pekerjaan rutin maupun pekerjaan insidental. Bu Santi selaku Manager HRGA ternyata seorang diri. Dia mengerjakan pekerjaan HR (Human Resources) mulai dari rekrutmen dan evaluasi karyawan hingga urusan legal atau hukum, sampai pekerjaan GA (General Affair) mulai dari maintenance kantor hingga hal-hal mendadak yang berkaitan dengan urusan kantor.
Pekerjaanku lebih banyak di bagian GA, mulai dari urusan rutin seperti bayar listrik-air-internet dll, membeli ATK kantor dan kebutuhan harian serta maintenance kerusakan dan perbaikan kantor dan alat-alat kerja. Dua bulan setelahnya aku pun diserahi tanggung jawab untuk berhubungan dengan OB dan Security serta laporan pekerjaan harian mereka, lalu bulan berikutnya aku dilibatkan untuk menegakkan tindakan indisipliner karyawan seperti terlambat, mangkir, tidak sesuai SOP, dsb dst dll.
Tentu saja aku shock berat. Setelah pusing mengerjakan skripsi, lalu pusing menjadi pengangguran, sekarang pusing mengerjakan itu semua. Lingkungan kerja yang sudah kujelaskan tadi pun tidak meringankan bebanku. Ditambah lagi dengan karyawan di sini sangat individualis dan oportunis. Mereka hanya bekerja lalu pulang, sebisa mungkin melempar pekerjaan yang bukan tanggung jawabnya kepada orang lain, dan rewel tentang hal-hal remeh padahal tidak mengganggu pekerjaan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Kantor (Kumpulan Cerita)
General FictionKumpulan cerita pendek oneshoot tentang pergaulan para pekerja dan karyawan kantor di tempat kerjanya yang tak pernah dibicarakan di atas meja. WARNING! Mengandung unsur LGBT dan adegan seksual yang digambarkan secara eksplisit. Hanya untuk pembaca...