Name POV.
Seminggu berlalu setelah kejadian buruk yang menimpaku, sekarang kakiku sudah terasa lebih baik dan aku bisa berjalan dengan nyaman.
Dan saat ini aku sedang berjalan ke stasiun, aku berniat untuk pergi ke toko buku menggunakan kereta. Sejujurnya aku terlalu trauma sejak kejadian terakhir kali aku menaiki Taxi, ingatan itu benar-benar tak dapat kulupakan sampai kapanpun.
Selama perjalanan ke sana, aku selalu mengingat hal-hal menyenangkan saat aku berada di Apartemen Luffy, pria manis yang kemarin aku temui, memikirkan tingkah lucunya membuatku tersenyum tanpa sadar.
Ugh, pria itu aneh, namun manis dan tampan!
.
.
.
.
.Setelah membeli buku yang aku inginkan, aku segera keluar dari toko dan kembali berjalan di trotoar dengan riang.
Daerah yang kukunjungi saat ini merupakan daerah Shinjuku, daerah yang terkenal akan berbagai tempatnya yang cocok untuk dikunjungi sebagai hiburan dan rekreasi. Di sini selalu ramai setiap harinya bahkan di cuaca yang bisa dibilang tidak bagus, dari sini ke tempat tinggalku memakan waktu kurang lebih 30 menit jika menaiki kereta.
Saat itu aku berjalan melewati sebuah vending machine dan melihat minuman favoritku tersedia di sana, aku segera berbalik dan mendekat pada mesin itu dan menekan untuk minuman yang aku inginkan.
Aku segera membuka penutup kaleng dan meminumnya seteguk sambil berbalik, aku yang tidak menyadari sosok lain di belakangku pada akhirnya tanpa sengaja menyenggol sosok wanita itu hingga akhirnya minuman itu tumpah dan mengenai wanita cantik itu.
"A-ah maafkan aku." Dengan panik aku membungkuk dan segera langsung mencari tisu atau kain di tasku yang bisa aku gunakan untuk membantu mengeringkan air di bajunya, hanya saja aku tak dapat menemukan satupun dari benda itu di tasku, membuatku semakin cemas dan panik.
Namun kemudian suara lemah lembut sosok di depanku terdengar, suaranya benar-benar halus dan membawa sensasi menenangkan.
"Tidak apa, aku membawa tisu di tas, jangan merasa bersalah." Ucapnya dengan senyum lembut.
"Kalau begitu biarkan aku akan mengganti biaya laundry anda." Aku bersikukuh dan memberinya beberapa ribu yen, namun wanita itu menggeleng dan menepuk bahuku dengan pelan.
"Serius aku tidak apa, lain kali berhati-hatilah..."
Melihat keseriusan wanita itu membuatku mengalah, aku tidak ingin tambah kurang ajar karena memaksanya. Pada akhirnya aku hanya membungkuk dan kembali mengucapkan maaf. Dia hanya tersenyum sebagai balasan dan berjalan menjauh menuju seorang pria yang sedang bermain dengan ponselnya sambil bersandar di mobil mewah, pria itu kemungkinan adalah kekasih sang wanita, karena mereka terlihat sangat mesra.
Hanya saja,
Mengapa pria itu terlihat sangat mirip... Tunanganku?
"Apa yang terjadi pada bajumu?"
"Hanya sedikit kecerobohan dariku, Ichiji-san. Senangnya di perhatikan Ichiji-san, hehe."
Setelahnya pria dengan surai merah itu membuka jaketnya, memakaikannya pada sang wanita dengan lembut yang membuat wanita itu segera tersipu.
Hatiku seketika berdenyut sakit saat melihat pemandangan ini, tubuhku terasa seperti kehilangan tenaga saat mendengar wanita itu memanggil nama tunanganku, kakiku melemah dan aku hampir saja terjatuh sebelum sebuah tangan yang kuat melingkar di pinggangku dan menahanku.
"Ups, hampir saja jatuh. Fuuuh... "
Aku tersentak karena apa yang baru saja terjadi dan mendongak saat suara yang tak asing menyapa indra pendengarku, wajah cerah sosok bersurai hitam seketika memasuki pengelihatanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
the Nightmare || Genap Vers
Fanfiction"(Name)~ (Name)? Neee~ (name)...." (Name) mengangkat pandangannya pada sosok yang memanggilnya itu dengan pandangan kosong. "Kau milikku hehe~" Pria itu mengusap pelan luka di leher gadis itu dengan senyum lebarnya.