Wussh....Angin malam membuat seseorang merinding, bulan ditutupi oleh awan gelap hanya lampu di sisi jalan yang menyala suasananya sangat sepi dan aneh
Dijalan yang sunyi dan tempat tempat gelap ada sepasang mata yang mengintip berwarna merah terang. "Dia" menyaksikan sekelompok anak yang bermain, mereka sangat bahagia walaupun sudah malam dan tidak ada orang dewasa yang mengawasi.
Dari jauh terdengar suara,
"..5...6...7....8... " anak itu terlihat senang dengan senyum lebarnya.Meraka berbisik di mana tempat yang cocok untuk dijadikan tempat bersembunyi, sesekali terdengar cekikikan anak".
"...9...10! Dimanapun kamu bersembunyi aku akan menemukanmu."
Ada empat anak yang bersembunyi, mereka bersembunyi di bawah perosotan, dibalik pohon yang rimbun, diterowongan persembunyian, dan semak-semak.
Sepasang mata merah selalu mengikuti bocah yang mencari tidak pernah melepas pandangannya sekalipun bagaikan singa yang menincar mangsa. Anak itu tidak tau apapun masih dengan senang hati mencari teman-temannya.
"Dia" tersemyum sampai ujung bibirnya mencapai mata memperlihatkan gigi yang berlumuran darah. Mungkin memiliki ide bagus.
Anak itu mulai mencari di berbagai tempat tapi tidak menghasilkan apapun. Melihat dari sudut matanya dia menemukan sepatu yang mencolok di sisi semak semak, dia menghampiri dengan mengendap-ngendap dan tidak membuat suara.
Ada suara mengunyah di balik semak semak mungkin anak yang sedang makan camilan, anak itu dengan gambira membuka semak semak "Ketemu...!!!" Hanya untuk tertegun pupil matanya menyusut dan bergetar ketakutan.
Seorang anak laki laki cantik duduk di atas cairan merah saat dia mendongkak dan menatpnya dengan mata merah, di bibirnya ada cairan berwarna merah yang perlahan menetes ke tangan sampai ke tubuh yang ada ditanah, Dia seperti anak yang bermain bersamanya
"Apa kamu mau makan?" Mata semerah darah itu menatnya dan tersenyum menmpakkan gigi berlumuran darah, matanya menyipit bahagia.
Anak itu gemetar tidak bisa mengeluarkan suara dia hanya bisa berlari untuk bersembunyi, mata semerah darah hanya menatapnya sambil terseyum.
Anak itu berlari sesekali melihat ke belakang dan lega tidak ada yang mengejarnya dia akan berhenti ketika manabrak seseorang dan jatuh ke tanah, mendongkak hanya untuk menemukan mata merah!
"Kenapa kamu lari aku tidak berbahaya" dia tersenyum masih ada darah yang menetes dan ada tulang jari di bibirnya.
Anak itu menangis dan mundur ketakutan
Dia ingin meminta tolong tapi tidak bisa mengeluarkan suara dan tidak ada orang yang lewat seolah hanya dia dan hantu itu di dunia ini,***
Arthur berusaha lari lagi sambil gemetaran, lagi mata itu hanya menatapnya seolah dia tahu kalau dia bisa menangkapku dan dia hanya ingin bermain main. Ini seperti permainan kucing mengkap tikus pemenangnya sudah di tentukan.
Arthur berlari sekuat tenaga agar bisa menghindari mata itu. Terus melihat kebelakang hanya untuk menemukan dia berjalan santai masih dengan senyum di wajahnya Arthur sangat takut hingga tersandung membuat suara jatuh yang berat.
Tangannya lecet dan darah mengalir keluar dari lutut membuatknya tambah gemetar. Arthur hanya bisa berusaha berdiri sebisa mungkin.
Darah menetes di setiap jalan yang dia ambil.
Setiap langkah yang ku ambil seperti menghabiskan umurku.
Arthur mengmbil kiri dari tiga tikungan, berlari sekitar tiga menit hanya untuk menemukan jalan semakin gelap dan sepi, sepertinya tersesat.
Apa yang harus kulakukan? Aku tidak mau mati di sini.
Ibu.. aku takut.Tap... tap...
Aku menoleh dengan kaku dan melihat dia yang berdiri di ujung membuat bayangan panjang akibat sinar bulan dengan mata merah Dia seperti vampir yang akan menghisap darah manusia hingga kering.
"Apa ini bau darah mu? Sangat harum" dia tiba tiba muncul dihadapanku mengulurkan tangan memegang leherku dengan erat dan mendorongku ke dingding membuat punggungku mati rasa.
"Le-paskan...."
'Aku tidak bisa bernapas' memejamkan mata aku teringat ibuku apa yang dia lakukan sekarang?
Apa dia sedang menungguku pulang?
"Apa aku boleh mencicipinya?" Dia menjilat bibirnya "aku tidak akan membiarkanmu mati".
Dia mencondongkan wajah untuk mendengus di sisi leher membuatku merinding. Dia memiliki taring! Dia memang seorang vampir, taring yang tajam menembus kulit menyebabkan ku mati rasa
Dia menggitku!
Dia menggitku!!!
Aku mau tidak mau berpikir apa aku akan mati disini?
Tanpa ada orang yang mengetahuinya?
Tidak! Aku tidak bisa mati disini!!
Arthur mengepalkan tangannya dan meleparkan pasir tepat ke matanya.
Cengkramannya pada leherku mengendur gigit tangannya dan kabur. Inilah rencanaku tapi tidakSaat jatuh kutopang tubuhku dan bangun ku tendang dia di antara dua kaki dengan sekuat tenanga!
Dia jatuh berlutut tanganya mengepal uratnya menonjol dan dia mengerutkan kening pasti kesal dan sakit, tapi dia tidak berteriak membuatku kecewa.
'Woww pasti sakit' Arthur berseru
Aku bersuka cita atas kemalangannya. Baik saatnya untuk kabur dan lari, lagi!!
Arthur terus lari berbelok di setiap banyak tikungan dan dia tidak mnyusulku mungkin dia masih kesakitan tapi toh siapa yang peduli aku tertawa dalam hati. Toh siapa yang mengizinkanmu mengigitku dan menghisap darahku.(darahku mahal)
Tidak tau berapa banyak tikungan yang Arthur lalui mungkin akhirnya dewi keberuntungan mengasihaninya saat Arthur melihat ada cahaya di depan.
Arthur berlari dengan gembira saat dia mendekati cahaya, di belakangnya ada vampir yang tertegun ketika melihat cahaya lalu tersenyum aneh ketika mengikuti.
Pada saat ini Arthur tidak tau apa yang sedang menantinya.
☆☆☆
Catatan:
Hallo! ^-^
Saya membuat cerita ini karna terinspirasi untuk sesaat. Karya ini juga merupakan karya pertama saya dan saya masih tidak tau kelanjutannya QWQ.Mungkin alur ceritanya tidak jelas
Dan saya cuma mau post!! Buat berbagi siapa tau ada yang suka. ini cuma carpen.
Penulisannya banyak yang kurang dan ada typo bertebaran dimana-mana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Blood
Short StoryArthur adalah anak yang sangat biasa. Dia sedang bermain bersama teman temannya saat seekor vampir membunuh teman temanya dan mengejarnya.