Bugh!
Bugh!
"Ah, Sialll! Bagaimana bisa kalian kehilangan jejaknya HAH?!"
Terlihat emosi membara dari pria tampan yang tak lain adalah Laien. Tentu saja ia begitu marah karena jejak Aron benar-benar menghilang tanpa sedikitpun petunjuk.
Prang!!!
Laien membanting gelas berakohol pada salah satu bawahannya. Seketika darah mengucur dari kepalanya.
Tok Tok
Tanpa menunggu izin pemilik ruangan, sekretaris Laien segera memasuki ruang kerjanya yang kini memiliki suasana mencekam.
"Hei, hentikan amarahmu! Aku sudah menemukan sedikit petunjuk dari keberadaan kekasihmu." Garren Sang Sekretaris segera memberikan dokumen berisi data terakhir keberadaan Aron.
Laien menerimanya dan segera membacanya dengan terburu-buru.
"Pabrik terbengkalai? Apa yang ingin ia lakukan di sana?"
"Ya, kalau itu aku tidak tahu pastinya. Aku baru saja mengirim anak buah untuk segera pergi ke sana dan memeriksa keadaan pabrik itu. Dan juga ditemukan beberapa rekaman CCTV dimana ada pengawal Wender yang melewati jalan menuju pabrik itu. Spekulasi saat ini, mungkin saja Aron melakukan pertemuan di pabrik terbengkalai itu. Selain lokasi yang jauh dari kota, area di sana hampir tidak memiliki satu pun CCTV."
Laien mengerjap mendengar penjelasan panjang Garren, ya mungkin saja apa yang Garren katakan benar. Apalagi ketika ia mengetahui laporan terakhir yang diberikan dimana Wender melakukan pertemuan dengan Aron di club.
"Bawa aku ke sana!"
"Baik"
Garren lalu mempersilahkan Laien meninggalkan ruangan, diikuti dengan dirinya dari belakang.
---
Di lain tempat, Arel yang keluar dari ruangan penyiksaan Aron segera meluruhkan tubuhnya begitu ia keluar dari ruangan rahasia. Ia meringkuk dan menangis di sana.
"Hikss.. mengapa ini begitu sulit? Aku memang kecewa dan dendam pada Aron, namun menyakiti kembaranku sendiri rasanya begitu sakit.. Hiksss.. aku tidak tahu apa yang aku rasakan."
Mendengar suara tangisan Arel, Rea segera saja menghampiri nya. Dan ikut menyejajarkan posisinya dengan Arel, lantas memeluknya.
puk puk
"Tidak papa, ini pasti sulit bagimu. Tidak papa.." Rea menepuk-nepuk punggung Arel menenangkan.
"HIKSS.. Reaa!" Arel yang ditenangkan malah menangis histeris dan memeluk Rea erat.
Setelah 5 menit puas menangis, kini Arel dan Rea sedang berada di ruang tengah.
"Jadi bagaimana? Apa kau merasa lega sudah memberikan hukuman pada Aron?" Tanya Rea lembut sambil mengusap tangan Arel.
Arel menatap Rea dengan tatapan ragu.
"Aku tidak tau, Re.. rasanya memang melegakan kerena rasa sakit hatiku terlampiaskan melalui wajahnya yang penuh kesakitan. Namun setelah emosiku mereda, rasa bersalah segera menyerang ku dan seolah mempertanyakan peranku yang merupakan kakak kembarnya. Rasanya benar-benar sakit ketika aku melihat wajahnya menderita." Arel menutup mata ketika bayangan wajah kesakitan Aron tercetak jelas.
Ikatan saudara kembar memang jauh lebih kuat, pepatah mengatakan jika salah satunya terluka maka yang lain akan merasakan sakit nya juga.
"Rea, Aron sepertinya pingsan.." Arel tiba-tiba teringat kondisi Aron sebelum ia pergi.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Gigolo So Cute
RomanceArel, lelaki berumur 20 tahun yang memiliki kecantikan di atas rata-rata. Membuat setiap perempuan iri ketika melihatnya. Para lelaki pun bisa terpesona dan lupa akan orientasinya. Namun, di suatu malam. Saudara kembarnya Aron. Menjualnya pada kena...