"Roome, ini semua maksudnya apa?" tanya Chezya bingung, sambil menatap Roome yang sedang mengenakan peci hitam. Ia mulai merasakan ada sesuatu yang tidak beres.
"Tanpa bermaksud merendahkan harga diri aku." Roome berkata dengan nada datar, matanya m...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Don't forget to follow my wattpad account :)
❤︎❤︎❤︎
Sophia telah menjelaskan kedatangan Chezya kepada Roome, mengatakan bahwa gadis itu akan mulai bekerja sebagai ART paruh waktu besok. Roome langsung bereaksi dengan marah dan mendesak Sophia untuk membatalkan rencana itu. Namun, Sophia bersikeras, bersikukuh akan tetap memperkerjakan Chezya.
"Roome, kamu harus minta maaf sama Chezya," tegas Sophia.
Roome mendengus. "Untuk apa? Aku nggak salah. Seharusnya dia yang minta maaf. Lagian, Mama kayak nggak ada orang lain aja selain dia. Ngebayangin harus ketemu sama dia setiap hari aja udah bikin aku muak," gerutunya, tak terpengaruh dengan permintaan mamanya.
"Roome, nggak boleh gitu, Nak," kata Sophia, suaranya berusaha tetap lembut.
“Ma, dia itu nggak sebaik yang Mama kira. Mama nggak tau aja gimana sikap asli dia,” ujar Roome.
"Roome, Chezya itu gadis yang baik, dia rajin dan pekerja keras. Mama tau banget gimana dia,” ujar Sophia lebih lembut dan sabar agar putranya mengerti.
"Mama pasti udah dicuci otaknya sama tuh cewek. Makanya dari tadi selalu belain dia. Mama tuh nggak tau siapa dia sebenarnya."
"Kamu salah, Nak. Mama justru tau banget siapa Chezya."
"Mama kenal dia dari mana?" Roome penasaran, menatap mamanya dengan tatapan menelisik.
"Kamu nggak perlu tau. Yang jelas, Chezya itu gadis baik-baik. Dia nggak seperti yang kamu tuduhkan."
"Jangan-jangan cewek kampungan itu udah guna-gunain Mama sampe Mama segitunya ngebelain dia."
"Roome, kamu nggak boleh suudzon. Coba sekali-kali kamu berpikiran positif sama orang."
"Nggak bisa kalo ke cewek kampung itu. Bawaannya negatif mulu," jawab Roome ketus, rahangnya mengeras.
"Sudahlah, terserah kamu mau menilai Chezya seperti apa. Mama capek berdebat. Intinya, Chezya akan tetap kerja di sini. Bila perlu, Mama akan suruh dia untuk tinggal di sini sama kita," kata Sophia tegas.
"Nggak bisa begitu, Ma. Pokoknya aku nggak mau dia kerja di sini. Gimana kalo nanti barang-barang yang ada di rumah ini di colong sama dia?" ujar Roome, menolak usulan mamanya.
"Roome! Jangan asal tuduh, Nak. Chezya nggak seperti itu."
"Ma, cewek kampung itu miskin, dia pasti bakal tergiur sama barang-barang mahal yang ada di sini."