Sebuah Tanya

1 1 0
                                        

Aku melihat marah dimata itu, aku melihat penyesalan dimata itu, seperti mendungnya sore dikala jingga tidak ada. Bolehkah aku bertanya wahai tuan? Untuk apa aku ada jika sebatas kata agar berdua? Aku mencintaimu dengan caraku, dengan marahku, dengan tangisku bahkan dengan egoku dan kamu harus menerima itu. Tentang cinta yang tidak selalu terucap, dengan perhatian yang tidak selamanya terlihat. Waktu terus berjalan jangan biarkan dia marah karena terbuang sia-sia, karena kepala yang belum sama apa isinya, karena suara yang belum sama bunyinya. Ayolah tuan aku ingin mendiskusikan lagi, lagi dan lagi tentang cinta ini. Tentang cinta yang tak seharusnya diperdebatkan.

Dibalik introTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang