MY MISSION °09

51 6 2
                                    

Haruto terus memperhatikan Jennie dari jauh , kenapa dia mirip banget sama guru lesnya?

"Lo Ngapain??"tanya junkyu temannya.

"Ah kagak, cuma liat lapangan kok" telahnya

Junkyu menyeritkan dahinya "Lapangan lu liatin? Wih ada yang lu taksir ya? Apa jangan-jangan lo , suka- sama-- si Wonwoo ? kakak kelas ganteng itu?!"

"Gila kali lo ya, gue masih normal ege!" Ucap haruto sambil menoyong kepala junkyu.

🍃


Jennie sedang dalam perjalanan menuju kelas Nayeon , lantai bawah. Nayeon sudah sembuh total, iya karena hanya cedera di kepala sedikit bukan seperti mino yang tertembak.

Tiba tiba ada teriakan yang menghentak kan Jennie.

Alangkah terkejutnya Jennie mendengar teriakan yang sangat kencang itu.

"GANTENGG BANGETT SIH?!"

"COWOK GUE PLIS JANGAN GANGGU!!"

"IDAMAN BANGET!!"

"ISTIGHFAR , GA BISA NAFASS!"

Teriakan para gadis itu terus menggema di telinga Jennie, siapa yang sebenarnya di bicarakan mereka?

Bak drama sekolah, dua pria berjalan dengan percaya diri .Siapa lagi kalau bukan double T, Taehyung Taeyong . Mereka yang ada di list penyamaran, tapi kenapa keliatan serasi memakai seragam itu?

"Nona?"

Panggilan itu dari depan itu terpapar, apakah aku yang dipanggil?

"oh?" Jennie terbangun dari lamunannya, baru kali ini dia ternganga melihat laki-laki. Lebih tepatnya teman sekelas nya.

"Oh oh, tau kok kalau saya ini tampan nya menembus langit ketujuh. Tapi nona cantik bisa minggir dikit nggak?" Sudah jelas itu gelugat dari dia, Taehyung.

"Dih apasih, gila. Sampe merinding dengernya, ke-pd an perlu acungi jempol. Jelas lebih ganteng si Taeyong itu" bisik Jennie yang bisa didengar oleh Taehyung.

Terpampang jelas wajah kesal Taehyung, baru kali ini ada anak sma (?) yang tak suka dengannya.

Taehyung pergi menyusul Taeyong dengan wajah masam, Apa benar Taeyong lebih tampan darinya?

Mereka pergi dan Jennie melanjutkan perjalanan ke dalam ruangan Nayeon.

"Naya!!"

"Eh senior!"

"Kenapa manggilnya gitu sih , panggil aja kakak" ucap Jennie yang diakhiri dengan tersenyum.

"Hehe, iya. Ada apa?"

"Oh aku mau bilang nanti sampein ke pak bos, kalau mau pulang nggak usah ditungguin" Ucap Jennie santai

"Kenapa? ada masalah?" ucap Nayeon penuh kekhawatiran.

"Gak , cuma mau jalan-jalan aja bentar" Bohong yang dikatakan Jennie, tadi pagi dia pergi ke perpustakaan untuk mengambil buku pesanan gurunya kemarin, tapi dia melihat laki-laki yang memakai gelang yang sama persis dengan yang dipakai oleh Jackson, si pembunuh orangtuanya. Jelas dia harus mencari tau asal usul gelang mahal itu.

"Oh saya kira ada apa, yaudah nanti saya sampe-in!"

"Oke deh aku cuma mau ngomong gitu aja. Pergi dulu ya"

Nayeon menjawab dengan kepala tertunduk nya.

Setelah menyampaikan pesan ke Nayeon, Jennie menuju ke toilet perempuan. Tidak untuk buang air, tapi dia melihat tiga foto tato yang tak tau milik siapa.

"Salah satu tato ini pasti milik Jackson! Tapi yang mana?" Memikirkan nya saja pusing.

DUBRAKK!

Suara pantulan pintu mengagetkan Jennie , dia langsung menyembunyikan foto itu.

"Oh! Maaf ya ngagetin, saking lega nya buang air besar"

Jennie meringis sambil masih memegang dada nya yang terkejut. Apa apaan, kenapa dia membicarakan hal kotor.

Orang itu segera mencuci tangan dan tak memedulikan sekitar nya lagi. Jennie melihat dari pantulan kaca lalu,

"Irene?" Tanya Jennie meringis.

Irene tersigap lalu melihat orang yang di sampingnya.

"Jennie! Astaga jantung ku berhenti bentar, ngapain di toilet kamu?" Tanya nya yang sudah kembali santai.

"Jangan jangan kamu nangis lagi ya?" Irene mendekati
Jennie dengan rasa kekhawatiran.

"Ah enggak kok, tadi habis buang air kecil" Jennie gemetar tertegun. "Dah ah pergi dulu" Jennie melenggang pergi.

Irene menyerit keheranan, dia sudah sangat mengenal Jennie. Sama seperti 6 tahun yang lalu menemukan Jennie selalu mengurung diri di kamar mandi, apa kira kira kesedihan yang ditutupi dia?


🎞

Keadaan sekolah sudah mulai sepi, kemungkinan ada anggota osis yang masih rapat diruangan nya. Jennie kembali ke perpustakan di tempat yang sama di datangi oleh orang bergelang tadi. Dia melihat buku buku dengan seksama melihat apakah kemungkinan ada yang janggal disana?

Lalu Jennie membuka buku berjudul "Butterfly" yang ternyata milik nenek Jennie dulu. Mengapa buku ini ada disini? Perasaan dulu buku ini pernah di hentikan produksi nya karena nenek terlibat masalah yang sangat besar. Apakah ini sisa yang belum dihancurkan?

Tunggu, dia menemukan secarik kertas kecil yang kemungkinan ini baru karena kertas itu masih terlihat bagus.

'Apa lagi yang kau inginkan? aku sudah
memberi semua nya! Apa kau masih ingin mengancamku?'

Apa lagi ini? Apa hanya candaan murid saja? Sangat tidak mungkin. Jennie kembali meletakkan kertas itu kembali ke bukunya, dia akan berada disini lagi besok. Mungkin ada jawaban lagi dari komunikasi kedua pihak itu.

Disisi lain June terus terusan mengeluh karena makanan yang dipesan tadi langsung dimakan oleh Mino padahal dia belum memakan sama sekali.

"Ribut mulu, sana beli lagi!" Ucap tak jelas Mino yang sedang mengunyah makanan lezat itu.

"Aelah! Selalu ae kaya gitu, apa nitip Jennie aja ya? Siapa tau dia di jalan sekarang" June mengambil handphone nya itu mencari nama 'J si galak'.

Mino yang tau langsung  menghentikan June dan merebut handphone nya.

Dia berkata "Jangan lah, kata Irene kemarin kan Jennie kayaknya masih ada masalah! Lu kalau sampe ganggu gue gibeng lama lama" Mino membuka matanya lebar, kenapa June memakan makanan nya!!

Dan terjadi keributan akan makanan, kenapa mereka berdua tak pernah memesan dua makanan?





MY MISSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang