ཐི katanya sakit ཋྀ

197 25 5
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

X

X

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




























▪︎▪︎▪︎

Ting tong!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ting tong!

Ceklek

"Eh, non Rachel? Mau jenguk den Hanbin?" tanya seorang wanita paruh baya pada gadis berseragam sekolah bernama Rachel itu. Rachel mengangguk cepat lalu wanita itu segera mempersilahkan Rachel untuk masuk ke dalam dan bergegas memanggil Hanbin yang berada di dalam kamarnya.

Tak lama Hanbin keluar dengan rambut yang acak-acakan. Ia membalut tubuhnya dengan selimut biru tebal, menghampiri Rachel yang tengah duduk di sofa ruang tamu.

"Rachel...kangen," ujar Hanbin dengan nada manja kemudian duduk di samping Rachel sambil menyandarkan kepalanya di bahu pacarnya itu.

Rachel menengok ke sampingnya mendapati Hanbin yang tengah bersandar sembari memain-mainkan rambut bergelombang milik Rachel. Gadis itu mengukir senyum tipis.

"Semalem chat dari aku kok nggak dibales? Padahal aku udah bilang dari tadi malem mulai demam," ujar Hanbin dengan nada lembut. Kini ia mengubah posisinya menjadi tiduran di pangkuan Rachel, menatap pacarnya itu dengan lekat.

Rachel mengelus pelan surai Hanbin yang berantakan itu sembari merapikannya.

"Iya maaf, semalem aku ketiduran. Tapi kan sekarang udah ke sini."

Hanbin melipat kedua tangannya. "Ya," balasnya singkat.

"Tadi demamnya tinggi banget, ya? Sampe nggak sekolah." tanya Rachel seraya tangannya mengecek suhu kening Hanbin yang ternyata memang terasa hangat.

Rachel menepuk pelan bahu Hanbin, menyuruhnya untuk segera bangkit dari posisinya sekarang lalu beralih meraih dua plastik berisi makanan yang ia bawakan untuk Hanbin. Gadis itu menengok ke arah Hanbin yang tengah memejamkan matanya.

"Kata mama tadi kamu nggak mau makan,"

"Makanya dia nyuruh aku ke sini."

Pria itu mengangguk pelan dengan sedikit mengerucutkan bibirnya. Sial, Rachel jadi gemas dibuatnya.

"Jadi mau makan sup atau salad?" tanya Rachel. Hanbin menggeleng kuat. "Gak mau," balasnya.

Rachel menghela napas kecil, memang Hanbin ini kalo lagi sakit susahnya pake banget kalo disuruh makan. "Kalo nggak makan nanti tambah sakit gimana? Kamu mau terus-terusan izin sekolah?"

Hanbin menggeleng lagi kemudian membuka pejaman matanya. Ia merentangkan kedua tangannya lebar-lebar ke arah Rachel.

"Mau peluk, kangen..." ucap Hanbin dengan manja.

"Cepet kamunya sini," pintanya lagi, tambah melebarkan rentangan tangannya. Rachel lantas menggeleng, "Makan dulu, deal?"

Hanbin menurunkan rentangan tangannya itu kemudian rautnya berubah menjadi masam, ceritanya mau ngambek.

Rachel langsung meraih sebuah cup berisi sup hangat dan menyodorkannya lada Hanbin. Namun, pria itu menggeleng kuat.

"Suapin."

Dasar bayi gede. Rachel berasa tengah mengurus bayi saat ini. Rachel meraih sesendok sup lalu meniupnya pelan.

"Yaudah sini, aaa"

Hanbin membuka lebar mulutnya, menyantap suapan sup yang diberikan Rachel padanya. Ia mengunyah sup itu dengan lahap sembari memandang Rachel di sampingnya. Namun tiba-tiba Hanbin merasa supnya terlalu panas yang membuat Rachel panik lalu segera mendekat untuk mengecek.

Namun tawa Hanbin pecah dan ia malah mencubit gemas pipi Rachel sembari mengerucutkan bibirnya gemas.

"Ih sayang aku panik, ya?"

Rachel menatapnya kesal karena Hanbin membodohinya. Gadis itu pun membalas cubitan Hanbin pada pipinya dan sekarang pipi Hanbin lah yang menjadi sasaran Rachel.

Hanbin mengaduh kesakitan lalu Rachel pun segera menghentikan aksinya.

"Makanya, gak usah jahil. Lagi sakit juga," ujar Rachel.

"Iya, iya maaf aku gemes banget soalnya."

"Oh ya, supnya enak. Kamu buat sendiri?" tanya Hanbin yang langsung disambut gelak tawa kecil dari Rachel.

"Sejak kapan aku bisa masak sih, Bin?"

"Eh, tapi kalo masak mie bisa sih ahaha," tawa Rachel renyah.

"Gampang, nanti kita go-food aja." ujar Hanbin spontan. Rachel langsung memberhentikan tawanya dan beralih menatap Hanbin bingung, " Hah?"

Hanbin dengan wajah santainya meminta suapan lagi dan Rachel segera memberikannya. "Ya nanti kita tinggal go-food aja kalo kamu gak bisa masak." ulangnya lagi sembari mengunyah makanan di dalam mulutnya. Rachel masih mencerna kalimat yang barusan Hanbin lontarkan.

"Lemot banget sih, pacar aku..."

Hanbin kini menangkup kedua pipi Rachel dengan gemas. Ia pun mendekatkan wajahnya ke arah Rachel, "Cium, ya? Gemes banget!"

Rachel langsung menepis pelan tangkupan tangan Hanbin dan sedikit membuat jarak antara dirinya dan pacarnya itu. Pipinya sudah seperti kepiting rebus sekarang.

"Gak boleh, ya!" tolak Rachel.

"Udah cepet abisin sendiri supnya." lanjut gadis itu sembari agak memalingkan wajahnya karena salah tingkah.

Hanbin terkekeh lalu tangannya terarah mengacak-acak pelan surai milik Rachel.

Hanbin terkekeh lalu tangannya terarah mengacak-acak pelan surai milik Rachel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
love letter | sung hanbinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang