PERI DAN KUNANG-KUNANG

18 1 0
                                    

Al-kisah;

Jaman dahulu belum ada listrik, apa lagi hp bahkan televisi-pun jarang hanya menggunakan aki dan warna gambarnya-pun hanya hitam putih tapi tv jaman dulu adalah barang mewah hanya tuan tanah dan orang-orang terkaya yang bisa memilikinya.

Bagi orang desa suasana yang paling ditunggu tunggu adalah saat bulan purnama. Alam menjadi sangat indah seakan mengundang penghuni bumi agar keluar dari rumahnya, bersama-sama menikmati kemolekan rembulan yang bulat bersinar dengan ramahnya.

Padang wulan(Terang bulan)
menerangi pelataran dan tempat-tempat berkumpulnya para orang desa dan anak-anak desa yang bermain petak umpet berkejar-kejaran bercanda tertawa ria.

"Bejo jadiii... "

teriakan Tuti sambil melompat kegirangan ia berhasil menangkap tubuh bejo yang terperangkap kurungan tanganya dan salah satu temanya dalam arena permainan mereka.

"Iya-iyaa.. cepatlah kalian sembunyi, aku akan jaga disini"

teriakan bejo yang menerima vonis tersebut.
Malam itu mereka bermain petak umpet dan sibejo giliran jaga.

"Udah beluuuum... "

teriak bejo

"Beluuuum..."

teman-temanya menyahut dari kejauhan. Berkali-kali Bejo mengulangi teriakanya teman-temanya masih menyautinya.

"Udah beluuum..."

teriak Bejo lagi
Kali ini sudah tidak ada sahutan dari teman-temanya, itu artinya mereka sudah bersembunyi dan Bejo mulai mecarinya.

"Haaaii.. kalian dimanaa... ayo jawaaab..?!
apa ada yang mendengaaar..?

Bejo berjalan mencari tempat persembunyian teman-temanya sambil berteriak memanggil nama mereka.

" Jukiii... Tutiii... jokooo.."

Tetapi tidak satupun temanya menyahut.

" wariii... Noniii... Dinaaa..."

Bejo berteriak lagi
Tetap tidak ada sahutan. Berarti teman-teman bejo bersembunyi dengan sangat rapi, kalau mereka menjawab panggilan Bejo ya itu namanya terkena umpan, sebab Bejo bisa dengan mudah menemukan persembunyianya.

Sementara itu dibalik gerumbukan semak, teman-teman Bejo bergerombol dalam persembunyianya, mereka berbicara dengan berbisik- bisik saja, sebab kawatir terdengar oleh Bejo,

"Sstt.. jangan berisik nanti bejo dengar"

Tuti kembali mengingatkan
teman-temanya yang bercanda.

"Aa.. aduuuuh kakikuuuu"

Juki berteriak kecil sambil meringis menahan sakit.

"iiihh...Kenapaaa?"

Bisik Tuti lagi

"Kaa.. kakikuuuu.."

Juki mengerang lagi

"Iyaa.. kakimu kenapaaa.."

Tuti mulai agak kesal

"Kakiku terinjaaak..."

Juki menjawab.

"Siapa yang menginjaak..?"

Tuti bertanya lagi.

"Bukan sayaa.."

Joko menjawab

"Bukan sayaaa .."

Dina dan Noni juga menjawab secara bersamaan

"Bukan saya jugaa... "

wari pun menjawab paling terahir. Sementara Juki makin meringis..

"Aduuuh.. sakit niiih, jangan nginjaaak.."
teriakan Juki agak sedikit mengencang, hingga Tuti pun merasa kesal.

PERI DAN KUNANG-KUNANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang