23 Jejak Aron

1.6K 92 33
                                        

"Aku akan melepas bajumu. Kau siap?"

"Ck, cepat lakukan!"















Srak!















Rea merobek pakaian Aron dan membuangnya begitu saja. Aron yang terkejut hanya menutup mata, dan betapa tersipunya ia ketika Rea menatap dada telanjang nya.

Rea lalu membantu Aron berbaring. Dan berkata,

"Wow, tubuhmu lumayan juga."

"Ck, cepatlah.." Aron memalingkan mukanya menahan malu. Ia yakin wajahnya pasti sudah merah padam.

"Ini akan sedikit sakit jadi tahanlah." Rea lalu mengusap luka Aron dengan kapas berakohol.

"Ehmm.." Aron memejam menahan sakit.

Namun tanpa menggubris Aron, Rea mengobati luka itu dengan teliti.
Setelah mensterilkan seluruh luka terbuka, ia segera mengoleskan salep khusus agar lukanya tak terinfeksi dan memperban dada serta perut Aron.

"Nah selesai! Tuh kan, aku bilang ini hanya akan sakit sedik- Eh?" Rea terkejut saat melihat wajah Aron yang penuh derai air mata.

"Hikss.. itu bukan sakit sedikit, tapi sakit sekali bodoh! Hikss.. hikss"

"Loh, kau menangis? Duh, sudah-sudah diamlah.." Rea menghapus air mata Aron dengan ibu jarinya dan menepuk-nepuk pipinya dengan satu tangan lagi.

Aron yang merasa mendapat sentuhan seketika memandangi wajah Rea yang hanya berjarak 5cm darinya.

"Terimalah hukumanmu, ini adalah buah dari benih yang kau tuai. Lagipula aku akan sering datang ke sini dan mengobati mu. Karena setiap luka itu tertutup, maka Kakakmu lah yang akan membuka luka itu kembali. Lalu ia akan menorehkan karya iblis nya padamu, begitu teruss hingga kau hanya ingin kematian segera menjemput."

Setelah mengatakan itu, Rea lalu menjauhkan wajahnya sambil tersenyum iblis.

D-dia menakutkan!


"Baiklah, kalau begitu aku akan pergi."

"Tunggu!"

"Ada apa?" Tanya Rea dengan wajah malasnya.

"Itu, ehm, bagaimana kalau aku ingin ke kamar mandi?" Tanya Aron kikuk.

"Hah.. astaga, tahanan ini memang berbeda. Ck, kau lihat pintu yang di sana?" Rea lalu menunjuk pintu yang berada di pojok ruangan, dan Aron mengikuti arah tunjuknya.

"Nah, kau bisa menggunakan toilet itu dan membasuh tubuhmu. Air nya bersih, mungkin hanya sedikit berdebu saja. Dan aku akan melepaskan rantaimu." Rea lalu kembali mendekati Aron dan mengeluarkan kunci dari kantong bajunya.

Ia lalu membuka borgolan tangan dan kaki Aron.

"Ada pakaian di dalam lemari kecil itu. Kau gantilah sendiri, dan jangan mencoba kabur jika tak ingin aku memotong salah satu kakimu." Setelahnya Rea segera pergi dan pintu tertutup otomatis.

"Ck.. lagipula duduk saja sudah kesulitan, mau kabur bagaimana aku?"












----






Mobil sedan hitam mewah memasuki area gedung terbengkalai itu, beberapa pria berjas hitam terlihat berbaris di depan gedung.

Sang pemilik kuasa, turun dari mobil dengan Garren yang selalu berada di samping nya.

"Bagaimana?" Tanya Laien begitu ia tiba di hadapan pemimpin tim.

"Lapor Tuan, kami menemukan bekas pertikaian di sini. Dan banyak sekali darah korban jejak pembunuhan di sini. Banyak peluru dan beberapa kain robek. Diperkirakan mungkin ini setara 10 orang tewas."

My Gigolo So CuteTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang