14. Hang in there

213 75 12
                                    

Satu tangan yang mencengkram Evelyn saat ia hendak keluar dari rumah itu, berhasil menghentikan langkahnya, "Kau mau kemana? Setelah memukul ku sampai membuat ku pingsan, kau mau kabur?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Satu tangan yang mencengkram Evelyn saat ia hendak keluar dari rumah itu, berhasil menghentikan langkahnya, "Kau mau kemana? Setelah memukul ku sampai membuat ku pingsan, kau mau kabur?"

Evelyn sedetik menahan napasnya lalu menghembuskan perlahan sebelum menoleh ke arah suara, "Tolong Yeri, biarkan aku pergi. Kau juga ayo kita pergi bersama? Apa kau tau soal Dante?"

"Soal apa lagi? Apa kau mau mengelabuiku?"

Evelyn memegang kedua pundak Yeri menatap kedua manik Yeri, "Apa kau yakin akan terus tinggal bersama pria menyimpang seperti itu? Kau pasti sudah tahu kan?"

Tatapan Yeri berubah sendu ia tertunduk lesu, "Aku juga tak tau sejak kapan ia seperti itu,  sepertinya ia menikahiku memang memiliki niatan lain."

"Kau bodoh! Tinggalkan saja dia! Apa untungnya dia untukmu? Apa dia pernah terlihat begitu menginginkanmu? Kita sudah di bodohi selama ini," bujuk Evelyn.

Yeri hanya terdiam masih tertunduk, memang benar apa yang di katakan Evelyn. Dante tak pernah sedikitpun terlihat mencintainya. Isi kepalanya hanya memikirkan keuntungan yang ia dapatkan setelah menikahi Yeri namun, wanita itu seolah menutup mata akan kebenaran yang tak bisa di terima akal sehat itu. Cinta bertepuk sebelah tangan yang terus Yeri harapkan.

"Tunggu di sini," ucap Yeri, sebelum meninggalkan Evelyn berjalan masuk ke dalam.

Evelyn mengernyitkan dahinya. Jangan-jangan dia mau memanggil Dante lalu mengurungku lagi, sebaiknya aku segera pergi.

Baru saja ia berhasil keluar dari pintu rumah berjalan menuju gerbang, Yeri berlari menyusul Evelyn, "Ayo naik mobilku saja."

Ucapan Evelyn perihal Dante berhasil membuat Yeri tersadar betapa bodohnya dia, bagaimana bisa ia terus menutup mata dengan kenyataan bahwa Dante selicik itu, bahkan perilakunya pun menyimpang. Ia memutuskan untuk meninggalkan Dante saat ini juga.

Evelyn mengangguk menyetujui ajakan Yeri. Mereka berdua beriringan menuju mobil sedan putih milik Yeri.

"Kau tak memakai alas kaki?" Tanya Yeri ketika melihat Kaki Evelyn, saat ia menjinjing gaunnya saat akan masuk ke dalam mobil.

"Itu hanya akan menyulitkanku kabur dari sini," jawab Evelyn, yang sudah duduk di kursi sebelah kemudi, sambil menggunakan sabuk pengaman.

"Di bagasi mobilku ada sandal, akan ku ambilkan sebentar."

"Tak perlu, cepat kita pergi dari sini sebelum Dante menyadarinya."

Suara tembakan terdengar saat Yeri menyalakan mesin mobilnya tak hanya sekali namun, dua kali suara tembakan terdengar. Kedua wanita di dalam mobil terkejut dengan suara tembakan itu, mereka juga merasakan bahwa ban mobil yang mereka tumpangi perlahan kehilangan nitrogen yang mengisi ban mobil.

Presensi pria dengan tubuh tegap, tatapannya menyalang, terlihat begitu marah, mendekati mobil menggedor jendela mobil dengan ujung pistolnya. Pria itu memiringkan kepalanya, memandang Evelyn dari luar sambil menyeringai "Keluarlah, tak ada yang bisa pergi dari sini tanpa persetujuanku."

𝙸 𝙵𝚒𝚗𝚍 𝚈𝚘𝚞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang