Happy Reading
.
.
.Langit sore terlihat sangat oranye. Terlihat disebuah komplek perumahan di salah satu kota yang berada di Indonesia, ada sebuah rumah menghadap selatan. Disampingnya terdapat balkon menghadap timur. Terlihat sosok lelaki ditemani secangkir kopi favoritnya dia fokus menatap layar ponselnya. Ternyata yang dia tatap itu sebuah postur tubuh dengan gaya yang sangat cantik nan modis.
Seorang perempuan.
Wajahnya yang cantik berambut panjang dengan bando menancap di kepalanya. Diwarnai senyum dengan lensung pipi yang menambah kecantikan perempuan tersebut. Ditambah lagi giginya yang gingsul menjadikan dia sangat sempurna.
"Cantik banget sih," gumamnya sembari tersenyum gemas terhadap wanita yang ada diponselnya tersebut.
***
Syakira Melanie Callista. Perempuan ceria dengan otak pas pasan, namun terkenal baik hati dan memiliki banyak teman. Dengan otaknya yang sangat terbatas dia selalu mendapatkan nilai terendah di kelas. Namun tidak menjadi pikiran seorang Syakira, dia menjalani hidupnya dengan senang tanpa beban.
Syakira terlahir dari keluarga serba berkecukupan, dulu, sekarang? Syakira cukup menahan keinginan berbelanja karena keuangan yang terbatas. Dia memiliki satu adik dan satu kakak keduanya laki-laki. Sayangnya kedua orang tuanya telah tiada, Syakira seorang yatim piatu. Ayahnya bernama Soni, meninggal akibat kecelakaan sepulang dari kerja. Sedangkan Ibunya, Lanie meninggal akibat sakit yang dideritanya. Keduanya meninggal di tahun yang sama dan tahun itu menjadi tahun duka untuk Syakira dan saudaranya. Untung saja Kakak Syakira, Satria sudah bekerja dan mempunyai gaji yang cukup untuk biaya kehidupan mereka.
"Cuci baju sendiri, nyetrika pun sendiri." Syakira bersenandung kecil. "Mana bukan punya Gue doang lagi, aduh!" Lanjutnya sambil menggosokkan setrika pada seragam sekolah miliknya. Disampingnya sudah tertumpuk berbagai baju milik adik dan kakaknya.
Dua tahun terakhir, dia harus melakukan pekerjaan rumah sendirian. Karena sudah terbiasa melakukannya sejak kecil, dia tidak begitu kesusahan. Kakak dan adiknya tidak mungkin membantu karena mereka laki-laki. Catat! Laki-laki! Padahal tidak ada peraturan UU yang mencantumkan laki-laki tidak boleh melakukan tugas rumah.
Namun tidak apa, Syakira mengerti akan hal itu. Toh mereka bertiga hidup rukun dibawah atap yang tidak begitu luas.
"Abang pulang!" teriak Satria sambil memasuki rumah. Kemudian melihat Syakira yang sedang menggosok baju. Syakira pun menoleh dan tersenyum pada abangnya itu.
"Abang bawa apa?" tanya Syakira melihat kantong kresek yang dijinjing Satria.
"McD. Kesukaan Sandi. Abang dapat bonus dari kantor jadi Abang beliin ini buat makan malam kita." Jawab Syakira sambil tersenyum senang.
Syakira pun ikut senang. "Yeayyy Abang hebat! Sekarang aku gak usah masak!" Sorak Syakira.
"Iya. Sandi mana?" Tanya Satria.
"Di kamar kali."
"Yaudah. Kamu siapin gih! Abang mau mandi dulu, gerah!"
Syakira pun segera membereskan kegiatan menggosok bajunya. Kemudian menyiapkan makan untuk dirinya dan kedua saudaranya.
Hidupnya memang tidak begitu ramai, namun apapun keadaannya Syakira akan terus bersyukur. Meskipun orang tuanya sudah tiada, Syakira masih memiliki kedua saudaranya yang cukup menghibur dirinya. Mungkin karakter dia yang selalu terlihat ceria juga merupakan salah satu dia menghibur hatinya.
Makan malam pun tiba, ketiga saudara itu makan dengan penuh cerita. Satria menceritakan tentang pekerjaannya sedangkan Syakira dan Sandi menceritakan tentang sekolahnya. Kadang obrolan mereka diselingi dengan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Syakran's Love Story (REVISI)
Teen FictionAda baiknya difollow dulu sebelum membaca 🤗 We went from strangers to friends But will we be stranger again? Syakira dan Gibran, satu kelas tapi tak pernah bertegur sapa. Hingga tercipta kedekatan dan saling nyaman. Saat ingin memulai hubungan, tan...