⚠️Mention of harsh words, broken home, anger issue, mental illness, drugs, domestic violence, suicide, and many more. Please be wise, read on your own risk⚠️
Sangat disarankan bacanya sambil dengar lagu ini :
Salah satu yang paling gak enak di saat kita jauh dari kampung halaman itu adalah homesick. Rasa kesepian dan gak puas akan beberapa hal, padahal aslinya udah dikelilingi sama berbagai kebaikan. Mungkin, itu yang lagi dirasain oleh Kala. Mengingat ini kali pertama buat dia nginjakin suatu tempat yang begitu jauh dari rumah tanpa orangtuanya.Di tengah malam yang gak ada bintang ini, ditemani hujan yang gak terlalu deras, tapi cukup buat basahi seluruh penjuru bumi, Kala hela nafas beratnya. Kenapa ya? Padahal kan di sini dia sudah dikelilingi sama kakak - kakak barunya yang gak pernah seharipun sunyi, tapi untuk beberapa hal, kadang Kala masih ngerasa kurang, ngerasa ada sebuah kehampaan dan rasanya sepi banget.
Beberapa hari yang lalu, Kala sempat ajak Davin keluar. Gak jauh sih, cuma di taman komplek aja. Keduanya cuma sekedar main awalnya, entah bola siapa yang ketinggalan di sana. Yang jelas, mereka main bola untuk waktu yang cukup lama.
Sampai rasa capek merasuki tubuh kedua pemuda itu, akhirnya mereka duduk sambil cerita - cerita. Tentang rasa sepi yang gak bisa didefinisikan. Banyak hal yang mereka bisa bagikan, mengingat keduanya udah teman sejak kecil, tapi sayangnya Davin ikut orangtuanya pindah. Kala cukup bersyukur karena mereka sekali lagi dipertemukan pas masa kuliah gini. Dengan versi yang jauh lebih baik tentunya.
Kala hela nafas lagi, dia daritadi duduk di lantai sambil lihat keluar jendela, gulita penuh rintik. Rasa kantuk sama sekali gak samperin dia, padahal jarum jam sudah menunjukkan pukul 1 lewat 23 dini hari. Rasa sepi yang menyeruak dan rasa rindu yang gak pernah bisa terpungkiri, Kala cukup sadar buat gak telpon bundanya sekarang banget. Di sana pasti sudah pukul setengah 3.
Kala membaringkan tubuhnya di atas karpet, menatap langit - langit sambil menerawang. Beda banget, rumahnya dan rumah baru ini. Bahkan dalam hitungan waktu aja, bedanya banyak sekali. Memang sama - sama simpan keindahan lautan berupa pantai, tapi gak ada yang sebagus kampung halamannya. Jika boleh disombongkan.
Bali indah banget, bahkan Kala yang sejak lahir tinggal di sana aja gak pernah bosan untuk bilang itu. Dia cinta sekali kampung halamannya itu, di sana tempat dia tumbuh dari yang awalnya kecil sekali dan gak tahu apa - apa menjadi seorang dewasa awal kayak sekarang ini. Sekalipun gak pernah terpikir di otak Kala untuk tinggalin rumahnya.
Ternyata, Tuhan punya caranya sendiri untuk mendewasakan. Kala untuk pertama kalinya harus pergi jauh, bahkan jaraknya ribuan mil. Tanpa ayah, tanpa bunda dan tanpa kakak. Jelas itu adalah hal yang berat, ternyata.
Dan tepat sebelum dia semakin emosional, akhirnya Kala raih handphonenya yang tadi sempat dia isi dayanya. Mungkin dia bakalan sekedar main game atau scroll sosial media. Yang jelas, Kala harap dia bisa sedikit lupain rasa sepi dan rindu yang membelenggu.
Kala emang kayak gini. Dia cukup perasa dan peka serta sering ngerasa bersalah. Kadang dia masih kekanak - kanakan, mungkin sifatnya ini hadir karena di rumah dia adalah si paling bungsu. Tapi dibalik itu sebenarnya dia sosok yang tangguh, pekerja keras dan punya semangat yang tinggi. Kala juga sosok penolong dan pendengar yang baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Arunika
FanficArunika, seberkas cahaya mentari setelah terbit di kala pagi. Hanya sebuah cerita 7 pemuda yang membersamai pada setiap pencarian jati diri masing - masing. Bagaimana cara berkembang, hingga menuntaskan keterpurukan hidup. Laksana mentari yang ter...